Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PPP Tidak Lihat NasDem Diperlakukan Sebagai Oposisi

PPP Tidak Lihat NasDem Diperlakukan Sebagai Oposisi Achmad Baidowi. ©dpr.go.id

Merdeka.com - Ketua Umum NasDem, Surya Paloh, merasa partai yang dipimpinnya diperlakukan layaknya oposisi. Kendati demikian, NasDem masih berkomitmen untuk mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Keluhan NasDem ditanggapi PPP. PPP tidak melihat NasDem sebagai oposisi dan diperlakukan seperti oposisi.

"Hak politik partai NasDem bersikap seperti apapun tidak kaitan dengan PPP dan partai koalisi karena kalau koalisi urusan dengan pemimpin pemerintahan yakni Pak Jokowi dan Kiai Ma'ruf Amin," ujar Ketua DPP PPP Achmad Baidowi alias Awiek melalui pesan suara.

"Saya enggak tahu engga melihat (NasDem) diperlakukan seperti oposisi," imbuhnya.

Kasus Hukum Kader NasDem Tak Ada Kaitan dengan Oposisi

Awiek kemudian menyinggung kasus hukum politikus NasDem. Menurut Awiek hal tersebut tidak ada kaitannya dengan NasDem diperlakukan sebagai oposisi.

Adapun kasus hukum yang kini menimpa kader NasDem adalah dugaan korupsi yang dilakukan Johnny G Plate sebagai Menkominfo.

"Kalau ada proses hukum, ya proses hukum. Kalau proses hukum kan memenuhi dua alat bukti yang cukup," ujarnya.

Surya Paloh Merasa NasDem Diperlakukan Seperti Oposisi

Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengatakan, bahwa Partai NasDem tetap dalam barisan partai pemerintah Presiden Jokowi. Paloh menegaskan NasDem bukan partai oposisi pemerintah.

"Kita masih dalam barisan partai pemerintah dan kita belum dikeluarkan dan belum menyatakan keluar dari pemerintahan. Kalau ada ditanya partai ini partai oposisi, salah, siapa bilang, kita partai yang mengusung Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin," kata Paloh, saat memberikan arahan dalam Rapat Pemenangan Pemilu 2024 di DPW NasDem Bali, Senin (26/6).

"Jadi, kenapa partai pemerintah diperlukan seperti partai oposisi? Ah karena tingkat kematangan politiknya berbeda. Ini (masalah) kematangan berpolitik menyangkut visi. Kalau tingkat kematangan politiknya sama, pasti kita masih dianggap sebagai barisan partai pemerintah," imbuhnya.

Ia juga menyatakan apakah banyak yang menginginkan Partai NasDem keluar dari partai barisan pemerintah. Menurutnya itu jangan lagi ditanya dan sudah terjawab dengan sendirinya.

"Semua ingin (Partai NasDem keluar) kecuali NasDem sendiri, kenapa NasDem tidak ingin ke luar dari pemerintah, kenapa? Jawabnya sederhana dia berupaya sekuat hati untuk menjaga akal waras dan komitmen, moralitasnya dan menyatakan dia mengusung dan komit untuk tetap mendukung sampai akhir masa jabatan Jokowi," ungkapnya.

Namun, menurutnya kalau terus-menerus kesalahpahaman demi kesalahpahaman terjadi dan ada niat baik dianggap jahat serta ingin maju ke depan dipaksa mundur ke belakang, maka itu menjadi pertanyaan.

"Pertanyaannya, apakah kita masih memiliki rasa, hati, akal pikiran, jiwa yang sehat atau tidak? Kalau pertanyaan ini kita jawab, iya Insyaallah kita masih memiliki itu. Maka, jangan pernah menyesali kalau kita harus setiap (saat) menguruk dada karena coba-cobaan yang kita hadapi itu merupakan konsekuensi," ujarnya.

Partai NasDem Bukan Tak Mampu Melawat

Namun, Paloh menegaskan bukan berarti Partai NasDem tidak mampu melawan tapi pihaknya ingin menjaga komitmen kebangsaan.

"Dan bukan berarti Nasdem tidak mampu untuk melakukan perlawanan, siapa bilang? Sekecil-kecilnya semut, dia diinjak dia pun akan melawan, apalagi ada NasDem di sini. Tapi persoalan bukan di sana, tapi persoalan kita adalah komitmen kebangsaan yang harus tetap terjaga," katanya.

"Persoalan kita bagaimana tetap lebih mendekatkan output energi yang positif yang mampu menyelesaikan karya-karya yang bermanfaat yang lahir dari pemerintah yang kita dukung ini, agar kita semakin mendekati tujuan-tujuan kemerdekaan kita," lanjutnya.

Ia juga menyebutkan, bahwa pihaknya sudah berulangkali menyatakan dan juga mengatakan di depan Presiden Jokowi seandainya konstitusi mengizinkan tentu Partai NasDem kembali mengusung Jokowi menjadi presiden.

"Saya berulang kali menyatakan kepada saudara-saudara, bahkan saudara mengingat sekian tahun yang lalu di depan Presiden Jokowi. Saya katakan, seandainya konstitusi kita mengizinkan, kita sudah tidak perlu lagi cari-cari calon presiden, presiden NasDem pastinya Jokowi seandainya konstitusi kita mengizinkan," ujarnya.

"Konstitusi kita tidak mengizinkan, tentu Nasdem harus berpikir strategis dia tidak selamanya berada di posisi underbow, seakan-akan di bawah kekuatan partai-partai politik lainnya, itu salah dan rugi besar saudara bergabung dengan NasDem. Karena NasDem ini menajamkan semangat spirit dan kepercayaan diri saudara-saudara, dan saudara pun berhak untuk menjadi kekuatan dan penentu sebagai partai politik," ujarnya. (mdk/lia)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
NasDem: Tak Masuk Kabinet Prabowo Bukan Berarti Koalisi Setengah Hati
NasDem: Tak Masuk Kabinet Prabowo Bukan Berarti Koalisi Setengah Hati

Hal ini sekaligus menegaskan dukungan NasDem pada pemerintah ke depan tak setengah hati.

Baca Selengkapnya
Diminta Nama Calon Menteri oleh Prabowo, NasDem Ungkap Alasan Ogah Masuk Kabinet
Diminta Nama Calon Menteri oleh Prabowo, NasDem Ungkap Alasan Ogah Masuk Kabinet

“Pak Prabowo pernah bilang 'NasDem kok belum kasih masuk nama?' kita diam saja," kata Sekjen NasDem.

Baca Selengkapnya
Prabowo Segera Bertemu Surya Paloh
Prabowo Segera Bertemu Surya Paloh

Hal ini diungkapkan Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad.

Baca Selengkapnya
NasDem Tegaskan Bagian dari Koalisi Prabowo Meski Tidak Setor Nama Calon Menteri
NasDem Tegaskan Bagian dari Koalisi Prabowo Meski Tidak Setor Nama Calon Menteri

NasDem memastikan pihaknya tidak berada di luar kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka

Baca Selengkapnya
Belum Ada Tawaran Gabung Kabinet Prabowo, PPP Fokus Gugat Hasil Pileg 2024 ke MK
Belum Ada Tawaran Gabung Kabinet Prabowo, PPP Fokus Gugat Hasil Pileg 2024 ke MK

Muhamad Mardiono mengaku, belum mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Partai Nasdem Putuskan Tak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran Tetap Dukung Pemerintah
VIDEO: Partai Nasdem Putuskan Tak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran Tetap Dukung Pemerintah

Partai NasDem memastikan tidak akan masuk dalam kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya
Syahrul Yasin Limpo Terhina, Surya Paloh Terusik
Syahrul Yasin Limpo Terhina, Surya Paloh Terusik

Ketua Umum NasDem Surya Paloh tampak kecewa berat atas apa yang terjadi dengan kadernya Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya
Blak-blakan Surya Paloh, Elektabilitas AMIN 'Terganggu' Kasus Dugaan Korupsi Mentan Syahrul
Blak-blakan Surya Paloh, Elektabilitas AMIN 'Terganggu' Kasus Dugaan Korupsi Mentan Syahrul

Sebab, ia menilai baik Anies Baswedan dan Cak Imin merupakan dua putra bangsa yang tengah memperjuangkan perubahan.

Baca Selengkapnya
Said Didu Tuding Ada Upaya Kriminalisasi untuk Muluskan Proses Pembangunan PSN PIK 2
Said Didu Tuding Ada Upaya Kriminalisasi untuk Muluskan Proses Pembangunan PSN PIK 2

Tim hukum Said Didu menilai tidak ada korelasi antara pernyataan Said Didu dengan pelapor Maskota.

Baca Selengkapnya
Surya Paloh Harap Kasus Syahrul Yasin Limpo Tak Dipolitisasi
Surya Paloh Harap Kasus Syahrul Yasin Limpo Tak Dipolitisasi

KPK dikabarkan telah menetapkan Syahrul Yasin Limpo sebagai tersangka atas kasus dugaan korupsi.

Baca Selengkapnya
Perindo Coret Sekum KONI Sumsel dari DCS usai Ditetapkan Tersangka Korupsi
Perindo Coret Sekum KONI Sumsel dari DCS usai Ditetapkan Tersangka Korupsi

Kejati Sumsel menetapkan tersangka dan menahan SP karena diduga membuat kegiatan fiktif denga kerugian negara sebesar Rp5 miliar.

Baca Selengkapnya
Paloh Merasa Tak Pernah Ucapkan Bubarkan NasDem Kalau Ada Kader Korupsi, Begini Penjelasannya
Paloh Merasa Tak Pernah Ucapkan Bubarkan NasDem Kalau Ada Kader Korupsi, Begini Penjelasannya

Menurutnya, bodoh kalau seorang ketua umum akan membubarkan partai akibat kader bermasalah.

Baca Selengkapnya