Prabowo Berkali-Kali 'Sentil' Pembantu Presiden Jokowi dalam Debat Capres
Merdeka.com - Calon Presiden Prabowo Subianto menyoroti soal pembantu presiden yang sering salah memberikan masukan pada Presiden Jokowi dalam memimpin. Hal itu disampaikan Prabowo dalam debat keempat capres di Hotel Shangri La Jakarta, Sabtu (30/3). Tema debat keempat adalah tentang ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional.
Beberapa kali, Capres Prabowo mengkritik pembantu Presiden Jokowi dalam debat. Terutama masukan soal pertahanan dan keamanan. Berikut kritik Prabowo pada pembantu Presiden Jokowi:
Budaya ABS Masih Ada
-
Siapa yang ditegur Prabowo? Presiden Prabowo Subianto menegur Sekretaris Kabinet Mayor (Inf) Teddy Indra Wijaya dalam acara pembukaan Sidang Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/12).
-
Apa isu yang diangkat Prabowo untuk menyerang Jokowi? Prabowo 'menyerang' Jokowi dengan isu penegakan hukum di era Jokowi pertama belum adil.
-
Kenapa Prabowo akan minta pendapat Jokowi? 'Pak Prabowo kan mengatakan Pak Jokowi itu mentor beliau, di acara-acara internal Pak Prabowo berulang kali menyampaikan kepada kami bahwa beliau belajar banyak dari Pak Jokowi. Beliau kan sebagai tentara kan belajar kepemimpinan dari muda, tapi melihat sosok yang begitu luar biasa ya itu adalah Pak Jokowi,' tambahnya.
-
Siapa yang diduga menghina Prabowo? Media sosial digemparkan dengan akun bernama Fufufafa yang diduga milik Gibran Rakabuming Raka, dan disebut-sebut menghina Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan anaknya beberapa tahun yang lalu.
-
Apa yang dibahas Prabowo dan Jokowi? 'Koordinasi seperti biasa terkait pemerintahan,' kata Dahnil saat dikonfirmasi, Senin (8/7). Dia menjelaskan, koordinasi tugas tersebut mencakup Prabowo sebagai Menteri Pertahanan maupun sebagai Presiden terpilih 2024-2029. 'Baik tugas-tugas saat ini, beliau sebagai Menhan maupun tugas-tugas kepresidenan Pak Prabowo nanti,' jelas dia.
Capres Prabowo Subianto menyoroti masih lemahnya pertahanan Indonesia. Apalagi budaya asal bapak senang atau ABS masih ada dalam militer. Prabowo mengetahui hal itu karena pengalamannya di dunia militer.
"Saya pengalaman di tentara, budaya ABS (asal bapak senang) banyak. Ketemu Panglima siap pak, aman pak, terkendali pak, radar cukup pak. (itu semua) Pak tidak benar pak (Jokowi). Jadi itu saja Pak (Jokowi)," kata Prabowo.
Namun, Prabowo tidak ingin menyalahkan Jokowi sebagai presiden. Sebab budaya ABS sudah lama terjadi.
Prabowo Sindir Orang Kepercayaan Jokowi
Prabowo juga mempertanyakan soal orang kepercayaan Jokowi yang memberikan masukan masalah pertahanan keamanan. Menurutnya, orang yang memberitahu soal prediksi tak ada perang dalam 20 tahun itu salah."Saya waktu Letnan dua masih muda, saya dapat pengarahan dari jenderal-jenderal saya, 'dalam waktu 20 tahun tidak akan terjadi perang terbuka'. Tahu-tahu tahun 75 Timtim meletus," kata Prabowo."Pak yang memberi briefing kepada bapak...Aduh, aduh aduh, aduh, siapa yang memberi briefing itu Pak. Tidak boleh dalam pertahanan keamanan kita ,menganggap tidak ada perang," kata Prabowo.Alasannya, sumber kekayaan alam Indonesia disebut Prabowo bisa menjadi incaran negara lain. "Bagaimana kok ada briefing ke Presiden 20 tahun tidak ada invasi, itu tidak benar. Saya katakan di sini Pak, tidak benar itu Pak yang briefing bapak. Saya nggak tahu deh harus diapain, kalau saya presidennya ya saya ganti itu yang kasih briefing karena saya yang mengalami," kata Prabowo.
Sindir Ada Pejabat Arahkan Aparat Dukung Paslon
Prabowo juga mengkritik pejabat-pejabat dalam pemerintahan Jokowi yang meminta aparat untuk membantu salah satu paslon. Namun Prabowo tak menyebut pejabat atau aparat itu.  "Maaf, Pak, saya harus menyampaikan bahwa Bapak komit terhadap demokrasi, saya tahu. Tetapi maaf, Pak, bocor di mana-mana surat-surat dari pejabat Bapak yang memerintahkan penggunaan aparat untuk membantu salah satu kontestan dalam Pemilu," kata Prabowo.Menurut Prabowo, ini tak sesuai dengan kaidah demokrasi. Pak, ini kan tidak sesuai dengan kaidah demokrasi. Saya khawatir mungkin Bapak tidak paham. Di bawah ini banyak ada kepala desa dimasukin penjara, dipanggil dikasih pengarahan. Aparat yang memberikan pengarahan," tegas Prabowo."Ini bagaimana dengan sistem sebaik apapun kalau memang political will menjalankan pemerintahan tidak ada. Saya khawatir distrust ini," tutur Prabowo.
Prabowo Sindir Penasihat Militer Jokowi
Prabowo juga mengkritik penasihat militer Jokowi soal alutsista milik Indonesia. Ia mempertanyakan soal data kekuatan militer Indonesia."Pak Jokowi tolong penasihat militernya, bukannya saya tidak percaya sama TNI. Kapal selam berapa yang kita miliki, jenis berapa, kemampuannya berapa. Pesawat berapa, kita negara seluas Eropa, berapa skuadron fighters yang kita punya, peluru kendalinya berapa," tuturnya.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menilai banyak pihak kecewa melihat debat capres kedua
Baca SelengkapnyaPara pemfitnah, kata Prabowo, mengira rakyat Indonesia bisa dibohongi.
Baca SelengkapnyaDalam debat tersebut, Prabowo tampak diserang dua lawannya
Baca SelengkapnyaBerbagai momen dari ketiga calon presiden (capres) juga ikut disorot, termasuk capres nomor urut 2, Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Gerindra itu menegaskan bahwa Jokowi sosok yang pekerja keras.
Baca SelengkapnyaPrabowo mengaku banyak yang menghina dirinya sebagai capres cuma bisa joget
Baca SelengkapnyaPrabowo merasa disudutkan karena tidak memiliki banyak waktu untuk membuka data sebenarnya
Baca SelengkapnyaDiserang Anies dan Ganjar Sepanjang Debat Ketiga, Prabowo Tidak Keluarkan Jurus Silat dan Joget Gemoy
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi pernyataan capres nomor urut dua Prabowo Subianto yang meminta untuk menghargai
Baca SelengkapnyaPrabowo mengungkapkan, penilaian rendah membuatnya merasa was-was dalam menghadapi debat terakhir.
Baca SelengkapnyaJokowi menegur tiga calon presiden, bukan hanya satu atau dua capres saja.
Baca SelengkapnyaPrabowo menyayangkan Rocky Gerung yang seorang akademisi berkata kasar tersebut.
Baca Selengkapnya