Prabowo Cerita Masa Sulit Bangun Gerindra: Saya Jual Aset Pribadi untuk Kebutuhan Partai
Gerindra didirikan pada tahun 2008 sebagai kendaraan politik Prabowo usai hengkang dari Golkar.
Prabowo mengatakan kini partai yang ia bangun dari nol tersebut sudah mampu self financing dan tidak lagi kesulitan terkait pendanaan.
Prabowo Cerita Masa Sulit Bangun Gerindra: Saya Jual Aset Pribadi untuk Kebutuhan Partai
Bacapres Prabowo Subianto menceritakan bagaimana proses membangun partai Gerindra hingga ia sampai menjual aset pribadinya. Menurutnya, hal itu ia lakukan ketika sedang berada di keadaan yang sulit dan terjepit.
Hal itu Prabowo ungkapkan saat menjadi pembicara dalam 'Mata Najwa On Stage: 3 Bacapres Bicara Gagasan' di Graha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta pada Selasa (19/9) malam.
"Saya akui dalam beberapa keadaan terjepit, saya hidupnya dari jual aset. Kadang-kadang saya, dan ini tidak saya anjurkan kepada semuanya. Kadang-kadang saya terpaksa jual aset, saya jual tanah untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan partai saya dan sebagainya,"
ujar Prabowo.
merdeka.com
Namun, Prabowo mengatakan kini partai yang ia bangun dari nol tersebut sudah mampu self financing dan tidak lagi kesulitan terkait pendanaan. Bahkan, kata Prabowo, para anggota seringkali inisiatif untuk memberikan bantuan demi kebaikan bersama partainya.
"Kalau saya panggil anggota saya, mereka kadang-kadang bayar sendiri [ongkos]. Jadi sekarang self financing sudah berjalan,"
kata Ketum Gerindra itu.
merdeka.com
Lebih lanjut, ia mencontohkan maksud dari self financing tersebut. Misalnya, anggota partai Gerindra di satu Provinsi atau Kabupaten, inisiatif untuk membangun kantor perwakilan masing-masing.
"Contoh tidak pernah saya kasih uang untuk Gerindra di Provinsi. Mereka bangun kantor sendiri di mana-mana. Jadi kalau partai yang semangat, partai punya idealisme, dia akan bayar sendiri,"
pungkas Prabowo.
merdeka.com
Gerindra didirikan pada tahun 2008. Partai berlambang kepala burung garuda itu menjadi kendaraan politik Prabowo usai hengkang dari Golkar.