SBY: Allah Tidak Izinkan Kita Berkoalisi Dengan yang Tidak Jujur
Demokrat mendapatkan hikmah karena Anies akhirnya memutuskan meninggalkan AHY.
Demokrat mendapatkan hikmah karena Anies akhirnya memutuskan meninggalkan AHY.
SBY: Allah Tidak Izinkan Demokrat Berkoalisi Dengan yang Tidak Jujur
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan konflik yang terjadi di dalam Koalisi Perubahan merupakan hal yang positif. Sehingga menjadi peringatan untuk tidak bekerja sama dengan seseorang yang tidak memiliki sikap pemimpin.
“Saya kira kalau kita renungkan ini, kita ambil hikmahnya, kita dibebaskan dari dosa yang mungkin akan kita pikul kalau kita masih berada bersama-sama mereka itu dan mengusung seseorang untuk jadi pemimpin bangsa Indonesia,” kata SBY di rapat Majelis Tinggi Partai, Jumat (1/9).
SBY mempertanyakan kualitas Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan sebagai pemimpin yang tidak memegang komitmen teguh dalam keputusannya.
“Kita tidak diizinkan oleh Allah untuk mendukung seseorang dan untuk bermitra dengan orang yang lain, yang kalau kita teladani akhlak pemimpin-pemimpin besar, bagi yang beragama Islam akhlak Rasulullah. Yang kita rasakan sekarang ini mereka tidak siddiq, tidak jujur, tidak amanah. Berarti tidak bisa dipercaya dan mengingkari hal-hal yang telah disepkatai. Tidak memegang komitmen janji-janjinya,” tegas SBY.
SBY menekankan, prinsip kesetaraan dan keadilan sudah dijunjung tinggi dan tertulis jelas dalam kesepakatan Koalisi Perubahan. Namun, Anies beserta Partai NasDem dianggap melanggar dan mengingkari kesepakatan tersebut.
“Bayangkan kalau di masa depan kita punya mitra koalisi, yang tidak tunduk, tidak patuh pada kesepakatan yang dibuat bersama,” kata SBY.
“Apalagi kalau mendikte, mengatur yang lain, termasuk capres, memaksakan kehendak, dan tidak menganggap yang lain. Saya kira bukan itu koalisi yang hendak dibangun,” tambahnya.
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipastikan batal menjadi calon wakil presiden (Cawapres) mendampingi calon presiden (Capres) Anies Baswedan di Pilpres 2024. Sekretaris Jenderal Demokrat Teuku Riefky Harsya mengatakan, kandasnya AHY jadi Cawapres karena keputusan sepihak dari Partai NasDem.
"Sesuatu yang tidak terduga dan sulit dipercaya terjadi. Di tengah proses finalisasi kerja Parpol koalisi bersama Capres Anies dan persiapan deklarasi (Anies-AHY), tiba-tiba terjadi perubahan fundamental dan mengejutkan," kata Teuku Riefky.
Perubahan fundamental yang dimaksud adalah ketika Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies secara sepihak tanpa pemberitahuan apapun sebelumnya.
"Pada Selasa malam, 29 Agustus 2023, di Nasdem Tower, secara sepihak Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies, tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS," beber Teuku Riefky.