Sisi Negatif Pemilu Serentak Menurut LSI Denny JA
Merdeka.com - Pendiri Lembaga Survei Indonesia (LSI), Denny JA menyoroti beberapa hal negatif seputar penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2019 pada Rabu (17/4).
Dalam pandangan Denny, penggabungan waktu pelaksanaan pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan anggota legislatif (Pileg) lebih banyak menghasilkan keburukan, karena porsi perhatian masyarakat lebih banyak terfokus pada pilpres.
"Pileg menjadi anak tiri. Sekitar 70 persen diskusi di masyarakat adalah seputar pilpres, pileg hanya 30 persen," kata Denny di Graha Dua Rajawali, Jakarta, Kamis (18/4).
-
Apa penyebab perselisihan hasil pemilu? Perselisihan hasil pemilu merujuk pada ketidaksepakatan atau konflik yang timbul terkait dengan proses pemilihan umum.
-
Mengapa pemilu 2019 penting? Pemilu 2019 menjadi pemilu dengan jumlah pemilih terbanyak dalam sejarah Indonesia.
-
Apa itu Pemilu? Pemilu adalah sarana penyelenggaraan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
-
Pemilu 2019 kapan dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa yang dipilih di pemilu 2019? Pemilu 2019 menandai pemilihan presiden keempat dalam era reformasi Indonesia. Dalam pertarungan presiden, terdapat dua pasangan calon utama, yaitu Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin, dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
-
Apa itu Sengketa Pemilu? Sengketa Pemilu adalah konsekuensi yang mungkin terjadi dalam sistem penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu). Walaupun sistem sudah dirancang sebaik mungkin, kemungkinan pelanggaran yang bisa mencederai kualitas Pemilu masih bisa terjadi.
Menurut Denny, digabungnya pilpres dan pileg juga membuka kultur pengkhianatan partai politik. Hal itu disebabkan pada sejumlah daerah tertentu, amat mungkin para calon legislatif memberikan dukungan kepada salah satu kontestan pilpres meski hal itu tidak sejalan dengan kebijakan partai.
Poin selanjutnya yang menjadi catatan Denny adalah pileg tidak berlangsung seimbang. Para caleg yang berasal dari partai yang memiliki capres/cawapres relatif dapat lebih mudah meraih dukungan masyarakat dibanding caleg yang tidak memiliki capres/cawapres sendiri.
Poin terakhir adalah nama caleg semakin tenggelam. Caleg semakin sulit mempromosikan diri dan kapabilitasnya karena perhatian publik sudah tersedot oleh pilpres.
"Mudah-mudahan bisa kita dorong agar hal ini digugat ke MK (Mahkamah Konstitusi), atau kita berikan dukungan kepada legislatif agar kedua hal ini tidak dicampur lagi," ujar Denny.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesimpulan itu diberikan karena banyaknya penyalahgunaan kekuasaan, intervensi penegak hukum, pelanggaran etika
Baca SelengkapnyaAda lima surat suara yang akan diterima pemilih saat mencoblos pada 14 Februari 2024.
Baca Selengkapnya"Jangan mengambil rIsiko terlalu tinggi," kata Mendagri Tito.
Baca SelengkapnyaPilkada dan Pemilu serentak memiliki beberapa perbedaan mendasar.
Baca SelengkapnyaKetua Bawaslu Rahmat Bagja mengusulkan penyelenggaraan pemilu dan pilkada tidak dilaksanakan dalam tahun yang sama.
Baca SelengkapnyaPuan mengatakan Pemilu tahun ini penuh kecurangan yang sistematis, terstruktur dan massif.
Baca SelengkapnyaAHY mendukung Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) dipisah pada 2029.
Baca SelengkapnyaPemilu 2019 menandai pemilihan presiden keempat dalam era reformasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaMuncul isu skenario tunda pemilu pada awal tahun 2023.
Baca Selengkapnya"Wacana dua poros sampai saat ini sepertinya masih akan sulit diwujudkan,"
Baca SelengkapnyaPemilu dan Pilkada adalah dua proses penting dalam sistem demokrasi di Indonesia yang memungkinkan warga negara berpartisipasi memilih pemimpin.
Baca SelengkapnyaListyo mengatakan, pemilu kali ini berbeda dari sebelumnya, juga memiliki kompleksitas tersendiri karena dilaksanakan secara serentak.
Baca Selengkapnya