Strategi Para Timses Poles Capres
Partai pendukung para Capres sedang bekerja merampungkan persiapan para Capres sebelum bertarung.
Koalisi dan timses mulai menyiapkan strategi untuk membranding para Capres untuk memikat hati pemilih. Bagaimana strateginya?
Strategi Para Timses Poles Capres
Koalisi partai pendukung para Capres tengah memikirkan formulasi untuk memoles jagoan mereka demi memikat hati pemilih di Pilpres 2024.
Sejauh ini, calon Presiden mengerucut pada tiga sosok yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Partai pendukung para Capres sedang bekerja merampungkan persiapan para Capres sebelum bertarung.
Mulai dari mencari Cawapres, merumuskan visi misi dan program kerja, membentuk tim pemenangan sampai strategi membranding para Capres.
Perintah itu disampaikan Megawati dalam pidatonya di penutupan Rakernas PDIP di Sekolah PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (8/6).
"Saya dengan yakin, haqul yakin saya mengatakan tampilkan pak Ganjar itu dengan autentik, rasional dan sesuai dengan karakternya yang menyatu dengan akar rumput," kata Megawati di hadapan kader PDIP.
Dia mengingatkan bagaimana karakter Soekarno atau Bung Karno sedari muda sampai wafat. Menurut Megawati, bung Karno tampil dengan ciri khasnya.
"Kalau kita melihat bung Karno, dari sejak muda sampai beliau wafat beliau dapat menampilkan diri beliau ya Bung Karno adalah Bung Karno," ujar dia.
Merdeka.com
Ganjar menerjemahkan perintah Megawati dengan melakukan blusukan ke sejumlah daerah.
Gaya ini mirip yang dilakukan Joko Widodo ketika menjadi Capres di Pemilu 2014 dan 2019.
Misalnya, Ganjar aktif menyusuri permukiman padat penduduk di Jakarta Pusat. Melewati gang-gang sempit di Jatipadang, Pasar Minggu. Kemudian, blusukan bareng Jokowi ke pasar-pasar di Jawa Tengah dan lari pagi bareng Wali Kota Bima Arya di daerah Bogor, Jawa Barat.
Megawati Keras Ingatkan Capres Ganjar Petugas Partai: Awas Kamu Tak Ngomong!
Sementara Anies Baswedan, Juru Bicara Sudirman Said membocorkan bagaimana eks Gubernur DKI itu bakal ditampilkan kepada masyarakat. Selain menjadi tokoh perubahan, Anies bakal ditampilkan sebagai sosok yang menyatukan perbedaan dan merawat keberagaman. "Track record mulai dari sekolah, mahasiswa, akademisi, kemudian sampai rektor jadi gubernur jadi menteri juga. Itu terbukti kecenderungannya-kecenderungan menyatukan," ujar dia.
"Track record yang diperoleh selama memimpin Jakarta dan menyatukan semua pihak,"
ujar Sudirman Said kepada merdeka.com
Dia bercerita satu kisah dramatis ketika Anies menyelesaikan kisruh pembangunan salah satu gereja di Jakarta. Ketika itu, kaum Nasrani meminta izin untuk mendirikan gereja selama berpuluh-puluh tahun.
Tetapi rencana tersebut mendapatkan penolakan dari warga. Anies yang menjabat Gubernur DKI hadir memberikan pengertian. Kelompok yang menolak akhirnya bisa menerima. Gereja pun diizinkan dibangun di kawasan tersebut.
Selain itu, kata Sudirman, Anies terbukti bisa beradaptasi dengan keberagaman. Contohnya, Anies tumbuh dan berkembang di Yogyakarta lalu melanjutkan pendidikan di Amerika Serikat yang bebas.
"Artinya di tempat-tempat keberagaman itu sebuah keniscayaan artinya dia terbentuk di situ. Insyallah bisa mempersatukan," tutup mantan Menteri ESDM tersebut.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad percaya diri Prabowo Subianto bisa memikat banyak pemilih terutama suara milenial dan gen z di Pilpres 2024.
Gerindra sendiri telah merancang strategi untuk menggaet pemilih muda. Dasco mengatakan, pihaknya menyadari ceruk pemilih pemula di Pemilu 2024 cukup besar.
Data yang dirilis KPU menyebutkan, generasi milineal menjadi pemilih terbanyak di Pemilu 2024. Persentase 33,6 persen atau 68.822.369 orang dari total pemilih yaitu 204.807.222 orang. Besarnya suara milenial dan Gen Z tersebut yang bakal menjadi fokus dari koalisi Prabowo. "Jadi kita memang sudah tahu, dari awal bahwa pemilih pemula itu demikian besar, sehingga beberapa program yang memang kita sedang rancang itu memang untuk menggaet pemula," jelas Dasco.Dikutip dari Survei Litbang Kompas, menunjukkan bahwa 32,7 persen Gen Z memilih Prabowo apabila pemilihan presiden dilakukan pada masa jajak pendapat.
"Tercatat proporsi Gen Z yang memilih Prabowo lebih besar dari rerata seluruh generasi, yakni mencapai 32,7 persen," tulis Litbang Kompas.
Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai moncernya Prabowo di kalangan milenial karena dianggap sebagai sosok sederhana dan tegas.
Hal itu terbukti dari sejumlah lembaga survei yang menunjukkan Prabowo di urutan teratas Capres paling disukai anak muda, mengalahkan Ganjar dan Anies.
"Kalau dari hasil survei terakhir yang paling diminati, sukai oleh milenial Prabowo ya. Dalam lembaga survei yang dipublish yang tentu dengan gaya Prabowo yang dianggap sederhana dan tegas itu disukai anak-anak muda," kata Ujang, saat dihubungi merdeka.com.
Selain itu, sosok Prabowo yang gagah dan berjiwa nasionalis dinilai dapat menjadi magnet bagi warga pedesaan untuk memberikan dukungan.
"Itu mungkin akan banyak Pak Prabowo mendapatkan atensi," kata Pengamat Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjadjaran, Muradi.
Kendati demikian, Muradi menekankan agar para kandidat capres yang saat ini muncul dipublik seperti Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan harus memiliki kemampuan mengelola media sosial. Sebab, generasi milenial cenderung lebih kritis seiring berkembangnya teknologi saat ini. Oleh karenanya, kemampuan memperlihatkan citra para kandidat capres di media sosial akan sangat mempengaruhi saat meraup suara milenial.
"Karena paling utama sosial media ini, karena orang mudah sekali membandingkan tokoh, cross check yang membuat kita akhirnya menjadi pemilih yang kritis ketimbang generasi x," imbuh Muradi.