Survei Indikator Politik Ungkap Bansos Bukan Jadi Pendongkrak Suara Prabowo-Gibran
Responden yang sama sekali tidak pernah menerima bansos tetap menempatkan Prabowo-Gibran 56,9%.
Responden yang sama sekali tidak pernah menerima bansos tetap menempatkan Prabowo-Gibran 56,9%.
Survei Indikator Politik Ungkap Bansos Bukan Jadi Pendongkrak Suara Prabowo-Gibran
Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mengungkap sebuah temuan terkait bantuan sosial (bansos) yang ternyata tidak memberikan efek pendongkrak suara pasangan calon (paslon) nomor urut 02, Prabowo Subianto- Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024.
Sebab dari para responden penerima, yang masih menerima, sudah tidak menerima, maupun tidak sama sekali menerima Bansos mereka secara mayoritas tetap memilih Paslon Prabowo-Gibran.
“Polanya disini di kalangan pemilih tetap dukungan Prabowo- Gibran mayoritas, di kalangan yang pernah menerima bansos 59,7% memilih Prabowo - Gibran,” kata Peneliti Utama Indikator, Rizka Halida saat jumpa pers virtual, Rabu (21/2).
Meski mayoritas, namun dari respon yang pernah menerima bansos ada 23.0% memilih Paslon nomor urut 01, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar dan 17,3% memilih Paslon nomor urut 03, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
Tabulasi prosentase ini pun tidak beda jauh ketika hasil responden yang sama sekali tidak pernah menerima bansos, tetap menempatkan Prabowo - Gibran 56,9%. Sementara Anies - Muhaimin 27,0% dan Ganjar - Mahfud 16,1%.
“Jadi kita disini, bisa mengatakan bahwa diantara mereka yang pernah menerima, baik masih, maupun sudah tidak lagi, maupun yang tidak pernah menerima bansos. Pilihannya tidak beda jauh, bahwa mayoritas tetap memilih Prabowo-Gibran,” terang Rizkia.
“Kita tidak melihat satu pembelahan yang besar yang terpolarisasi. Misalnya, mereka yang tidak menerima bansos. Kemudian tidak sama sekali memilih Prabowo atau sebaliknya. Jadi dalam hal ini efek bansos dalam capres cawapres ini tidak terbukti secara meyakinkan,” tambah dia.
Perolehan mayoritas responden memilih Prabowo-Gibran juga kurang lebih sama hasilnya ketika dihadapkan pertanyaan terkait bantuan 10 Kg beras dan bantuan langsung tunai (BLT) yang dibagikan pemerintah.
Oleh sebab itu, Direktur Eksekutif Indokator Politik Indonesia, Prof Burhanuddin Muhtadi menyatakan dari hasil surveinya kali ini menempatkan efek bansos yang ternyata tidak berpengaruh besar dalam perubahan pilihan di masyarakat.
“Kalau dari desain pertanyaan yang kita ajukan sepertinya kita tidak menemukan bukti yang meyakinkan bahwa menerima bansos memberikan efek yang meyakinkan ke paslon nomor 02 (Prabowo-Gibran),” terangnya.
“Karena bedanya tipis ya, baik yang menerima atau tidak menerima. Meskipun yang menerima sedikit lebih besar, elektabilitas Pak Prabowo. Tetapi diantara yang tidak menerima bansos pun Pak Prabowo unggul mayoritas,” tambah dia.
Sehingga Burhanuddin mengatakan untuk efek bansos yang sempat ramai menjadi isu hangat selama masa kampanye lalu perlu adanya penelitian lebih lanjut. Karena, ada kemungkinan jika kepuasan dengan Presiden Jokowi lah yang membuat suara Prabowo- Gibran tinggi.
“Kalau misalnya ada korelasinya, orang yang terima bansos dengan approvel presiden Jokowi. Dan kita tahu ada korelasi positif antara approvel Pak Jokowi dengan paslon 02 mungkin temuannya lebih bernuansa (bisa tidak langsung) kita perlu uji lebih jauh,” terangnya.
Adapun dalam survei Exit Poll Indikator Politik menempatkan Paslon nomor urut 01 Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (Cak Imin) 25,38% dan paslon urut 02 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka 58,17%, disusul Ganjar-Mahfud dengan 16,46%.
Adapun survei ini diambil berdasarkan total responden sebanyak 2.975 (99,2%) dengan toleransi kesalahan atau margin of error (moe) diperkirakan +/- 1.8% pada tingkat kepercayaan 95%.
Para responden diambil berdasarkan metode Stratified Two-Stage Random Sampling. Dengan jumlah awal sampel dari 3.000 TPS yang tersebar secara proporsional di setiap Daerah Pemilihan.