Tiga Tokoh PDIP Dibawa ke Meja Etik Usai Bertemu Prabowo
Para tokoh PDIP ini disidang karena memberikan sinyal dukungan kepada Prabowo
Para tokoh PDIP ini disidang karena memberikan sinyal dukungan kepada Prabowo
Tiga Tokoh PDIP Dibawa ke Meja Etik Usai Bertemu Prabowo
PDIP memanggil politikus Budiman Sudjatmiko setelah pertemuannya dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
PDIP memanggil politikus Budiman Sudjatmiko setelah pertemuannya dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto. Sebelum Budiman, politikus senior PDIP Effendi Simbolon juga masuk ruang etik PDIP karena menyatakan mendukung Prabowo sebagai Calon Presiden.
Sinyal dukungan disampaikan Effendi dalam acara Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI).
Effendi menyampaikan harapan agar Indonesia dipimpin oleh sosok yang andal pada 2024 nanti. Dia menyebut sosok andal yang dimaksud adalah Prabowo.
"Kalau saya pernah menyampaikan, saya melihat seyogyanya yang bertarung sekarang itu ada Prabowo-Prabowo yang setara gitu, jadi kelasnya itu sama. Kelas-kelas kalau ada 3 ada 4, ya sekelas Prabowo lah,"
kata Effendi Simbolon.
Merdeka.com
Effendi langsung dipanggil Dewan Kehormatan PDIP, Senin (10/7). Usai menjabarkan secara rinci isi rapat dengan Effendi, Hasto bersama Effendi dan Ketua DPP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun berfoto salam komando.
Setelahnya, Effendi langsung merangkul Hasto dengan hangat.
PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menjelaskan, dalam pertemuan yang digelar kurang lebih satu jam meminta penjelasan kenapa Prabowo diundang dalam acara Punguan Simbolon dohot Boruna Indonesia (PSBI).
"Dalam penjelasannya, sangat clear bahwa pak Effendi sebagai kader partai taat sepenuhnya untuk mendukung keputusan dari Ketum PDIP Ibu Megawati dan akan berjuang di dalam memenangkan pak Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung oleh PDIP bersama dengan partai-partai lain." Hasto saat memberikan keterangan pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (10/7).PDIP memberikan tugas khusus kepada kader seniornya, Effendi Simbolon. Tugas diberikan usai Effendi secara terang malah mendukung Prabowo sebagai calon presiden (Capres) di Pemilu 2024.
Sebelum Effendi, kader PDIP Gibran Rakabuming Raka juga pernah disidang karena bertemu Prabowo.
Gibran dipanggil DPP PDIP usai bertemu Prabowo bersama relawan Jokowi di Solo pada Mei 2023 lalu.
Gibran menjelaskan kronologi pertemuan dengan Prabowo. Gibran mengatakan, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Ketua Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun memahami posisi putra Presiden Joko Widodo itu.
Hasto mengatakan dalam pertemuan satu jam, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menitipkan pesan kepada Gibran. Supaya hati-hati terhadap manuver politik.
"Tadi kami jelaskan pesan-pesan dari Ibu Megawati Soekarnoputri kepada Mas Gibran, bahwa berpolitik itu membangun peradaban, berpolitik itu merawat pertiwi, dan berpolitik itu juga harus waspada dari berbagai manuver-manuver politik karena tujuan politik adalah bergerak ke bawah," ujar Hasto usai pertemuan. "Jadi berdayakan rakyat, dan bersama rakyat kita tahu bawah 2024 memang mendorong dinamika politik sangat tinggi sehingga semua harus waspada," tambahnya.Dalam klarifikasinya, Wali Kota Solo itu menegaskan sikap politiknya tegak lurus terhadap arahan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Sikap politik PDIP terkait Pemilu 2024 untuk mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.
Tokoh terakhir adalah Budiman Sudjatmiko. Budiman menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman Kartanegara IV, Jakarta Selatan pada Selasa (18/7).
"Saya berharap Pak Prabowo sehat, teruskan tugas, tunaikan tugas, dan saya ingin orang Indonesia layak untuk mendapatkan orang terbaik, salah satunya Pak Prabowo,"
kata Budiman di Kertanegara IV, Jakarta.
Merdeka.com
Budiman merasa, bangsa Indonesia membutuhkan persatuan kaum nasionalis untuk saling mendukung. Terlebih, ada kebersamaan untuk Pemilu 2024. Selepas pertemuan itu, PDI Perjuangan memanggil Budiman Sudjatmiko. PDIP menilai apa yang dilakukan Budiman ada indikasi pelanggaran disiplin organisasi.
"Iya pasti kita panggil, saya pulang dari reses dipanggil. Semua sama, itu aturan berlaku untuk semua anggota partai tanpa kecuali,"
kata Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan Komarudin Watubun kepada wartawan, Rabu (19/7).
Komarudin mengaku, berpartai memiliki aturan organisasi. Ketika Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, seluruh kader partai berlambang banteng harus tegak lurus.
"Ketika ibu Megawati memutuskan Ganjar Pranowo, ya pasti kita pendukung partai, anggota partai 230 juta seluruh Indonesia pasti juga punya pandangan yang mungkin secara pribadi tidak setuju, tapi konsekuensi sebagai orang partai ya kalau sudah diputuskan semua harus mendukung itu," ujarnya. "Kalau tidak mau mendukung, mau bebas ya jangan gabung di PDIP, kan gitu. Kalau di PDIP pasti ada aturan," tegas Komarudin.