Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Usai Pilkada 2018: Jokowi menang elektoral, oposisi makin percaya diri

Usai Pilkada 2018: Jokowi menang elektoral, oposisi makin percaya diri Jokowi dan Prabowo naik kuda. ©REUTERS/ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Merdeka.com - Hasil Pilkada 2018 dipercaya sejumlah pihak dapat menentukan kemenangan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam ajang Pilpres 2019 mendatang.

Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu menyampaikan, hasil hitung cepat atau quick count Pilkada 2018 secara umum memang memperlihatkan kemenangan elektoral Jokowi.

"Ada kemenangan elektoral, dalam tanda kutip, ke Jokowi. Secara umum, landscape elektoral ini menangkan Jokowi," tutur Yohan di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu (30/6).

Di Jawa Timur misalnya, lanjut Yohan, pertarungan antar calon gubernur yakni Khofifah Indar Parawansa dengan Saifullah Yusuf pada dasarnya akan tetap mengarahkan suara ke Jokowi. Dia menggunakan istilah Jokowi Final.

"Survei kita, 60 persen pemilih Khofifah dan Gus Ipul nantinya akan memilih Jokowi," kata dia.

Sama halnya dengan Pilkada Jawa Tengah. Berdasarkan survei, pemilih calon gubernur Ganjar Pranowo dan Sudirman Said sebanyak 60 persen akan memberikan suaranya kepada Jokowi di Pilpres 2019.

"Yang berbeda itu di Jawa Barat, berbeda. Pemilih Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar terbelah (tidak hanya ke Jokowi). Yang terlihat mencolok ya pemilih Hasanudin (suaranya ke PDIP)," ujar Yohan.

Sementara untuk pihak oposisi, gambaran hasil Pilkada 2018 justru akan menambah semangat menantang Jokowi di Pilpres 2019. Sebab secara jelas, paslon yang diusung mereka cukup memberikan perlawanan.

jokowi jan ethes naik bumper car

Jokowi Jan Ethes naik bumper car ©2018 Instagram/Jokowi

Seperti suara untuk Sudrajat-Ahmad Syaikhu di Jawa Barat yang mengalahkan paslon Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi yang diusung Demokrat dan Golkar.

"Untuk oposisi ini menjadi pemanasan mesin politik dan hasilnya memberikan semangat dan kepercayaan diri untuk melawan petahana," jelas Yohan.

Direktur Pusat Studi Sosial Politik Indonesia UNJ Ubedilah Badrun mengatakan, hasil Pilkada 2018 menunjukkan bahwa ada keinginan publik untuk melakukan perubahan. Untuk itu, di Pilpres 2019 nanti ada kemungkinan pola pemilih pun tidak berbeda.

"Pilkada ini adalah warning bagi partai berkuasa bahkan untuk oposisi juga. Malah yang tinggi Nasdem, PAN. Artinya ada sinyal publik menginginkan perubahan," terang Ubaedilah.

Dia menilai, kemenangan para paslon Pilkada 2018 tidak signifikan disebabkan ketokohan, baik yang diusung dan sosok pendukung, atau pun mesin politik dalam arti hanya soal besarnya partai saja.

"Saya masih melihat mesin politik (yang berhasil) dalam arti struktur besar partai dan relawan (yang aktif turun ke masyarakat)," sambung dia.

Direktur Riset Populi Center Usep S Ahyar menyebut, hasil Pilkada 2018 menunjukkan partai yang dapat membaca geopolitik di sejumlah daerah tentunya meraih suara cukup besar.

"Yang menang itu menurut saya, bisa digeneralisir menurut saya, itu tim parpol yang mampu membaca geopolitik tiap medan pertarungan, itu. Mulai pemilihan wakil, kemudian mendekati tokoh pendukung, termasuk membuat instrumen dan isu kampanye di daerah itu dan program kerja," beber Usep.

prabowo nyoblos di tps bojong koneng

Prabowo nyoblos di TPS Bojong Koneng ©2018 Merdeka.com/Ramdhan Triyadi

Dia mencontohkan, PDIP sebagai partai yang bisa mengusung sendiri saja tidak mampu memenangkan pertarungan di Pilkada Jawa Barat. Bahkan basis pemilihnya pun menjadi pindah ke pasangan lain.

"Ini memperkuat bahwa mesin partai tidak sepenuhnya bekerja. Seperti Sudrajat dan Syaikhu, ini pintar melihat. Di Tasikmalaya itu berhasil mereka melihat masyarakat. Dengan program-program Islam di lingkungan itu," ungkap dia.

Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia Philip J Vermonte melihat bahwa masyarakat mulai menuntut pelayanan terhadap daerahnya. Sebab itu, mereka lebih melihat bagaimana rekam jejak sosok yang maju.

Seperti Ridwan Kamil yang dinilai berhasil membangun Kota Bandung. Juga Khofifah Indar Parawansa yang pada dasarnya bukan darah biru keturunan kyai Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur, namun dikenal sebagai aktivis peduli di masyarakat.

"Memang ada kecenderungan Pak Jokowi posisinya diuntungkan dari hasil pilkada ini. Sementara dari sisi partai, PDIP ini mengalami penurunan. Tapi kalau dari otonomi daerah, rekornya jadi agak lain. PDIP 60 persen lebih menang di kabupaten kota yang diikuti. Dan itu adalah kadernya. Memang partai bisa mengklaim menang sekian persen, tapi apa dia partai pengusung atau pendukung," tutup Philip.

Reporter: Nanda Perdana Putra

Sumber: Liputan6.com

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi Effect Bisa Jadi Kunci Kemenangan Luthfi–Taj Yasin di Pilkada Jateng 2024
Jokowi Effect Bisa Jadi Kunci Kemenangan Luthfi–Taj Yasin di Pilkada Jateng 2024

Menurutnya, pengaruh Jokowi masih dinilai kuat sehingga diprediksi mampu menarik ceruk pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voters pada Pilkada

Baca Selengkapnya
Dukung Luthfi-Taj Yasin, Jokowi Effect Diyakini Ampuh Tumbangkan Kandang Banteng
Dukung Luthfi-Taj Yasin, Jokowi Effect Diyakini Ampuh Tumbangkan Kandang Banteng

“PDIP perlu waspada, karena ‘Jokowi Effect’ di Pilpres itu pernah nyata terjadi,” ungkap Luthfi.

Baca Selengkapnya
Tingkat Kepuasan Publik Tinggi, Jokowi Bisa Jadi King Maker Pilpres 2024
Tingkat Kepuasan Publik Tinggi, Jokowi Bisa Jadi King Maker Pilpres 2024

Tingginya approval rating tersebut pun membuat rebutan capres.

Baca Selengkapnya
Survei LSI: Kaesang Unggul di Pilkada Jateng Berkat Pengaruh Presiden Jokowi
Survei LSI: Kaesang Unggul di Pilkada Jateng Berkat Pengaruh Presiden Jokowi

Djayadi menegaskan, Pilkada Jawa Tengah masih sangat cair.

Baca Selengkapnya
Politikus Golkar: Secara Elektoral Mencaci Jokowi Menguntungkan Prabowo-Gibran
Politikus Golkar: Secara Elektoral Mencaci Jokowi Menguntungkan Prabowo-Gibran

Hal itu dikatakan Ketua DPD Golkar Jawa Timur, M Sarmuji.

Baca Selengkapnya
Khofifah Minta Prabowo Tidak Melupakan Masyarakat Jatim yang Mayoritas Memilih Paslon 02
Khofifah Minta Prabowo Tidak Melupakan Masyarakat Jatim yang Mayoritas Memilih Paslon 02

" kepada Pak Prabowo untuk tidak melupakan masyarakat Jawa Timur yang mayoritas memilih beliau," kata Khofifah

Baca Selengkapnya
VIDEO: Usai Prabowo Gibran Menang Quick Count, Jokowi Blak blakan Bicara Perannya
VIDEO: Usai Prabowo Gibran Menang Quick Count, Jokowi Blak blakan Bicara Perannya

Presiden Jokowi blak-blakan bicara perannya dalam dunia perpolitikan usai rampungnya Pemilu dan Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Yusril Jawab Ahli Kubu Anies Soal Suara Prabowo Melejit Efek Blusukan Jokowi, Singgung Megawati Vs SBY di Pilpres 2004
Yusril Jawab Ahli Kubu Anies Soal Suara Prabowo Melejit Efek Blusukan Jokowi, Singgung Megawati Vs SBY di Pilpres 2004

Yusril pun membandingkan pasangan calon lain yang juga didukung oleh tokoh-tokoh berpengaruh lain.

Baca Selengkapnya
Prabowo-Gibran Unggul di Jatim, Tiga Faktor Ini Jadi Pendongkraknya!
Prabowo-Gibran Unggul di Jatim, Tiga Faktor Ini Jadi Pendongkraknya!

Setidaknya ada tiga faktor yang membuat elektabilitas Prabowo-Gibran mendominasi kota yang terkenal dengan kesenian reog tersebut.

Baca Selengkapnya
Dahsyatnya Efek Jokowi: Prabowo-Gibran Satu Putaran, Suara Parpol Pendukung Meroket
Dahsyatnya Efek Jokowi: Prabowo-Gibran Satu Putaran, Suara Parpol Pendukung Meroket

Kemenangan Prabowo-Gibran diyakini karena efek Jokowi

Baca Selengkapnya
Efek Jokowi, Elektabilitas Prabowo-Gibran di Jawa Tengah Menguat Tajam
Efek Jokowi, Elektabilitas Prabowo-Gibran di Jawa Tengah Menguat Tajam

Sebaliknya, penurunan dialami pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Padahal, Ganjar pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
Suara Prabowo di ‘Kandang’ Khofifah Ungguli Anies dan Ganjar
Suara Prabowo di ‘Kandang’ Khofifah Ungguli Anies dan Ganjar

Di lokasi, Prabowo-Gibran mendapatkan sebanyak 144 suara.

Baca Selengkapnya