Mudik, lebih baik batalkan puasa atau tidak?
Merdeka.com - Thariq Muhammad Suwaidan dalam bukunya yang berjudul Rahasia Puasa Menurut 4 Mazhab, menyebut para Imam bersepakat bahwa seorang musafir diperbolehkan tidak berpuasa. Namun di balik itu, terdapat syarat dan jarak tertentu yang harus dipenuhi para musafir untuk meng-qasar (meringkas) salat.
"Jarak perjalanan yang diperbolehkan menurut Imam Maliki, Syafi'i dan Hanbali adalah 81 km. Sementara Imam Hanafi adalah jarak yang ditempuh 3 hari dengan ketentuan waktu sejak pagi sampai Zawal (45 menit sebelum Zuhur) dan berjalan kaki sekitar 120 km," kutip buku tersebut, Rabu (10/6).
Kendati demikian, ada baiknya mengukur diri sebelum memutuskan meneruskan atau membatalkan puasa. Pertimbangan pertama merujuk pada sabda Rasulullah, "Puasa dalam keadaan musafir bukan merupakan kebaikan,".
-
Apa yang harus diperbaiki dalam diri menjelang ramadan? Dalam menyambut bulan suci, penting bagi setiap individu untuk merenungkan hubungan dengan orang tua dan melakukan upaya untuk memperbaikinya.
-
Apa yang harus dilakukan sebelum puasa? Konsultasikan dengan Dokter Anda Berkonsultasilah dengan penyedia layanan kesehatan Anda sebelum memulai puasa Ramadan, terutama jika Anda memiliki kondisi medis yang memerlukan perawatan obat yang berkelanjutan.
-
Mengapa menahan diri dari hal yang membatalkan puasa? Terkait dengan kewajiban untuk menahan diri ini, Allah SWT telah berfirman,'Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.' (QS. Al Baqarah: 187).
-
Bagaimana cara mempersiapkan diri untuk Ramadan? Bulan Rajab juga menjadi awal dari persiapan menyambut bulan Ramadan, bulan suci yang penuh berkah. Umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah dan memohon ampun kepada Allah SWT.
-
Kenapa harus segera mengganti puasa Ramadhan? Dengan demikian, sebaiknya umat Islam segera memulai mengganti puasa Ramadhan setelah Idulfitri, agar dapat menunaikan kewajiban tersebut secara tepat waktu.
-
Apa hukum puasa Ramadhan? Hukum puasa Ramadhan bagi umat Islam yaitu wajib. Terutama bagi umat Islam yang sudah memenuhi beberapa persyaratan. Seperti:Suci Berakal sehatSudah baligh atau pubertasSehat jasmani dan rohani
Pertimbangan selanjutnya, puasa dengan kebulatan tekad sesungguhnya lebih disukai Allah SWT. Itu ditunjukkan melalui firmannya, "Dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui," Al-Baqarah 184. (mdk/rep)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memperhatikan hukum makruh dalam Islam penting dilakukan.
Baca SelengkapnyaBanyak orang memanfaatkan momen puasa untuk menurunkan berat badan, namun sejumlah kondisi justru bisa membuat berat badan bertambah saat puasa.
Baca SelengkapnyaHukum mengganti puasa Ramadhan berdasarkan Al-Quran dan hadis adalah wajib bagi setiap muslim.
Baca SelengkapnyaRukun puasa mencakup serangkaian aturan dan tata cara yang harus diikuti secara sungguh-sungguh dan ikhlas.
Baca SelengkapnyaHadits Riwayat Bukhari dan Muslim, beribadah di bulan puasa dapat menghapus dosa-dosa lalu seorang individu
Baca SelengkapnyaSelain hukum pelaksanaannya, Anda juga perlu memahami bacaan niat puasa qadha di bulan Syawal dengan baik dan benar
Baca SelengkapnyaMengganti puasa Ramadhan ini juga bisa disebut dengan puasa Qadha. Layaknya puasa lainnya, ada niatan puasa ganti Ramadhan yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaKetika haid datang di tengah puasa, perempuan diwajibkan untuk segera membatalkan puasanya. Berikut cara membatalkan puasa karena haid.
Baca Selengkapnya