6 Jenis Bullying yang Perlu Diwaspadai Bisa Terjadi pada Anak
Beragam jenis bullying bisa menjadi ancaman bagi anak.
6 Jenis Bullying yang Perlu Diwaspadai Bisa Terjadi pada Anak
Bullying merupakan permasalahan yang rentan dialami oleh anak baik sejak masa lalu hingga masa kini. Perundungan yang dialami oleh anak ini bisa meninggalkan dampak yang tak ringan pada kehidupannya.
Bullying yang dialami oleh anak ini bisa memiliki beragam bentuk yang berbeda. Dalam mengatasi permasalahan ini, penting bagi orangtua juga menyadari permasalahan yang dialami oleh anak ini.
Berdasar berbagai penelitian terkait bullying, ditemukan bahwa ada lebih banyak bentuk bullying daripada yang disadari. Sebelumnya, banyak orang percaya bahwa bullying hanya terdiri dari intimidasi fisik dan ejekan. Namun, sebenarnya ada enam jenis bullying, termasuk segala hal mulai dari pengucilan dan gosip tentang orang lain hingga ejekan terhadap ras atau agama mereka.
Berbagai anak memiliki bentuk bullying yang berbeda dalam merundung anak lain. Dilansir dari Verywell Family, berikut sejumlah jenis bullying yang perlu dipahami orangtua agar tidak dialami oleh anak.
-
Kenapa bullying berdampak buruk pada kesehatan mental anak? Ketakutan dan kecemasan yang terus menerus karena menjadi target dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi.
-
Kapan anak rentan jadi korban bullying? Di Indonesia, kasus kekerasan terhadap anak terus meningkat, dan banyak di antaranya terjadi di lingkungan sekolah.
-
Apa itu bullying? Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang dengan tujuan untuk menyakiti atau mengintimidasi orang lain.
-
Bagaimana anak menjadi pelaku bullying? Anak-anak yang cenderung melakukan bullying sering kali merasa senang atau puas ketika berhasil membuat orang lain merasa tidak nyaman atau takut.
-
Bagaimana anak melakukan bullying? Mereka mungkin tidak sepenuhnya memahami dampak emosional dari tindakan mereka terhadap orang lain.
Bullying Fisik
Bullying fisik adalah bentuk paling nyata dari bullying dan paling mudah dikenali. Ini terjadi ketika seseorang menggunakan tindakan fisik untuk mendapatkan kekuasaan dan mengendalikan korban mereka.
Bentuk perundungan ini bisa termasuk tendangan, pukulan, tonjokan, atau serangan fisik lainnya. Bullying fisik biasanya lebih mudah terdeteksi daripada bentuk lainnya karena tindakan ini dapat terjadi secara langsung di depan mata. Orang tua dan guru harus selalu waspada terhadap tanda-tanda fisik bullying pada anak-anak mereka.
Bullying Verbal
Bentuk bullying ini melibatkan kata-kata, pernyataan, dan ejekan untuk mendominasi dan melukai korban mereka. Mereka mungkin menggunakan cacian atau kata-kata kasar untuk merendahkan dan meremehkan orang lain.
Bullying verbal sering terjadi di luar pengawasan orang dewasa, sehingga sulit dideteksi. Namun, dampaknya bisa sangat serius, meninggalkan luka emosional yang mendalam pada korban. Penting bagi orang tua untuk mendengarkan anak-anak mereka dan mengambil tindakan jika mereka mencurigai adanya bullying verbal.
Agresi Relasional
Agresi relasional adalah bentuk bullying yang lebih tersembunyi dan melibatkan orang-orang sekitar. Terkadang disebut sebagai bullying emosional atau sosial, agresi relasional melibatkan upaya untuk merusak hubungan sosial korban.
Bentuk bullying ini bisa termasuk pengucilan dari kelompok, penyebaran gosip, manipulasi situasi, atau pengkhianatan kepercayaan. Agresi relasional sering kali sulit dideteksi oleh orang dewasa karena tindakan ini tidak selalu terlihat. Orang tua harus mengajarkan anak-anak mereka tentang pentingnya persahabatan yang sehat dan cara mengatasi agresi relasional.
Cyberbullying
Cyberbullying terjadi ketika seseorang menggunakan teknologi seperti internet, ponsel pintar, atau media sosial untuk melecehkan, mengancam, atau merusak reputasi seseorang.
Bentuk bullying ini bisa termasuk mengirim pesan beracun, memposting gambar yang menyakitkan, atau mengancam korban secara online. Anak-anak saat ini sering terhubung dengan teknologi, sehingga cyberbullying semakin umum. Orang tua harus membimbing anak-anak mereka tentang penggunaan yang aman dan bertanggung jawab terhadap teknologi serta memantau aktivitas online mereka.
Bullying Seksual
Bullying seksual melibatkan tindakan yang merendahkan dan merendahkan seseorang secara seksual. Ini bisa berupa ejekan seksual, komentar kasar, atau sentuhan yang tidak diinginkan.
Bullying seksual dapat terjadi di sekolah, di tempat kerja, atau dalam hubungan antar teman. Anak-anak perlu tahu bahwa mereka memiliki hak untuk merasa aman dan dihormati, dan bahwa tindakan seperti ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Orang tua harus membuka komunikasi dengan anak-anak mereka tentang pentingnya batasan pribadi dan perlindungan diri.
Bullying Berdasarkan Prasangka
Bullying berdasarkan prasangka terjadi ketika seseorang menargetkan orang lain berdasarkan ras, agama, atau orientasi seksual mereka.
Bullying ini bisa mencakup semua bentuk bullying lainnya, tetapi fokusnya adalah pada perbedaan individu. Bullying berdasarkan prasangka sering kali menjadi awal kejahatan kebencian yang lebih serius. Prasangka yang muncul pada anak yang melakukan bully ini kerap muncul dari prasangka dan kebencian dari orang sekitar atau dari media. Orang tua harus mengajarkan anak-anak mereka tentang pentingnya toleransi, keragaman, dan menghormati orang lain tanpa memandang perbedaan mereka.