Apa Dampak Jika Tak Sengaja Konsumsi Klorat? Penyebab Ditariknya Produk Coca-Cola di Sejumlah Negara Eropa
Kandungan klorat yang terlalu tinggi menyebabkan penarikan produk Coca-Cola di Sejumlah negara Eropa. Ketahui dampak bahaya konsumsi Klorat.

Baru-baru ini, Coca-Cola menarik produk minumannya dari pasaran di tiga negara Eropa, yaitu Belgia, Luksemburg, dan Belanda. Penarikan ini dilakukan karena ditemukannya kadar klorat yang tinggi dalam beberapa produk minuman ringan mereka.
Klorat merupakan senyawa kimia yang berasal dari disinfektan klorin yang diketahui dapat mengganggu fungsi tiroid dan menimbulkan risiko kesehatan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan penderita gangguan tiroid. Lalu, apa sebenarnya dampak konsumsi klorat, dan mengapa hal ini menjadi alasan penarikan produk Coca-Cola?
Apa Itu Klorat dan Bagaimana Bisa Ada dalam Minuman?
Klorat adalah senyawa kimia yang sering digunakan dalam proses disinfeksi air dan peralatan pengolahan makanan. Senyawa ini terbentuk ketika klorin digunakan sebagai bahan pembersih atau disinfektan. Meskipun klorin efektif membunuh bakteri dan mikroorganisme berbahaya, residu klorat yang tertinggal dapat mencemari makanan dan minuman, termasuk air minum.
Menurut European Food Safety Authority (EFSA), klorat dapat masuk ke dalam makanan melalui penggunaan air yang diklorinasi selama proses pengolahan makanan. Kelompok makanan yang paling terpengaruh adalah buah-buahan dan sayuran, terutama yang dibekukan. Namun, sumber utama paparan klorat dalam makanan sehari-hari adalah air minum, yang dapat menyumbang hingga 60% dari total paparan klorat pada bayi.

Dampak Bahaya Konsumsi Klorat
Klorat memiliki efek toksik yang dapat membahayakan kesehatan, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah tinggi atau secara terus-menerus. Berikut adalah beberapa dampak kesehatan yang perlu diwaspadai:
1. Gangguan Fungsi Tiroid
Salah satu risiko utama konsumsi klorat adalah gangguan pada fungsi tiroid. Klorat dapat menghambat penyerapan yodium oleh kelenjar tiroid, yang berperan penting dalam produksi hormon tiroid. Hormon ini mengatur metabolisme tubuh, pertumbuhan, dan perkembangan. Paparan klorat dalam jangka panjang dapat menyebabkan perubahan sementara pada kadar hormon tiroid, yang berisiko memperburuk kondisi penderita gangguan tiroid.
EFSA menetapkan batas toleransi harian (Tolerable Daily Intake/TDI) untuk paparan klorat sebesar 3 mikrogram per kilogram berat badan per hari. Namun, paparan kronis pada anak-anak, terutama mereka yang mengalami defisiensi yodium ringan hingga sedang, dapat melebihi batas ini dan menimbulkan kekhawatiran serius.
2. Risiko Keracunan Akut
Selain efek jangka panjang, konsumsi klorat dalam jumlah besar dalam satu waktu juga dapat menyebabkan toksisitas akut. Klorat dapat membatasi kemampuan darah untuk menyerap oksigen, yang berpotensi menyebabkan gagal ginjal. EFSA menetapkan batas aman untuk paparan akut (Acute Reference Dose/ARfD) sebesar 36 mikrogram per kilogram berat badan per hari. Meskipun paparan akut pada semua kelompok usia diperkirakan masih di bawah batas aman ini, risiko tetap ada jika konsentrasi klorat sangat tinggi.
3. Dampak pada Anak dan Bayi
Anak-anak dan bayi termasuk kelompok yang paling rentan terhadap efek klorat. Sistem tubuh mereka yang masih berkembang membuat mereka lebih sensitif terhadap gangguan tiroid dan efek toksik lainnya. Paparan klorat dalam jangka panjang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan mereka, terutama jika asupan yodium tidak mencukupi.

Mengapa Coca-Cola Menarik Produknya?
Dilansir dari Euronews, Coca-Cola Europacific Partners, unit pembotolan Coca-Cola di Eropa, mengumumkan penarikan produk minuman ringan mereka setelah menemukan kadar klorat yang melebihi batas aman. Produk yang terkena dampak meliputi merek-merek populer seperti Coca-Cola, Fanta, Sprite, Tropico, dan Minute Maid. Meskipun perusahaan menyatakan bahwa risiko kesehatan bagi konsumen sangat rendah, langkah penarikan ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan.
Menurut juru bicara Coca-Cola Europacific Partners, "Analisis ahli independen menyimpulkan bahwa kemungkinan risiko terkait bagi konsumen sangat rendah." Namun, perusahaan tetap memprioritaskan kualitas dan keamanan produk mereka, sehingga memutuskan untuk menarik produk yang terpengaruh.
Uni Eropa memiliki peraturan ketat mengenai batas maksimum residu klorat yang diperbolehkan dalam makanan dan minuman. Hal ini dilakukan untuk melindungi konsumen dari paparan klorat yang berpotensi berbahaya. EFSA juga telah memberikan rekomendasi kepada Komisi Eropa dan negara-negara anggota untuk mengevaluasi kembali langkah-langkah yang ada guna membatasi paparan klorat dalam makanan.
Peraturan Terkait Tambahan Klorat di Indonesia
Di Indonesia, penggunaan klorat dalam produk makanan dan minuman diatur secara ketat oleh pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012 tentang Bahan Tambahan Pangan, klorat termasuk dalam daftar bahan yang dilarang digunakan sebagai bahan tambahan pangan. Larangan ini mencakup semua bentuk klorat, termasuk kalium klorat, karena potensi risiko kesehatannya.
Selain itu, peraturan sebelumnya, yaitu Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988, juga telah menetapkan bahwa kalium klorat tidak boleh digunakan dalam produk pangan. Aturan ini kemudian diperbarui dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012, yang menegaskan kembali larangan tersebut. Dengan adanya regulasi ini, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memastikan keamanan pangan dan melindungi kesehatan masyarakat dari bahaya yang ditimbulkan oleh penggunaan klorat dalam makanan dan minuman.