Deretan Makanan yang Tercemar Mikroplastik, Kenali dan Waspadai Bahayanya!
Mikroplastik sudah banyak mencemari lingkungan termasuk makanan dan minuman. Waspadai ini deretan makanan dan minuman yang mungkin terpapar mikroplastik.
Mikroplastik kini menjadi ancaman yang tidak terlihat namun sangat serius bagi kesehatan manusia. Partikel plastik yang berukuran sangat kecil ini dapat ditemukan dalam berbagai jenis makanan yang kita konsumsi setiap hari. Seringkali, kita tidak menyadari bahwa makanan yang tampak aman sebenarnya mengandung mikroplastik yang dapat membahayakan kesehatan tubuh dalam jangka panjang.
Keberadaan mikroplastik dalam makanan dapat menjadi masalah yang berpotensi merusak kesehatan, dan ini membutuhkan perhatian lebih dari kita semua. Oleh karena itu, penting untuk lebih sadar akan apa yang kita konsumsi dan dampaknya terhadap kesehatan kita.
-
Apa saja jenis makanan yang mengandung mikroplastik? Penelitian yang diterbitkan dalam Environmental Research pada Februari 2024 mengungkapkan, berbagai jenis makanan terdeteksi mengandung mikroplastik. Berikut adalah daftar makanan yang mengandung mikroplastik: 1. Daging. Dalam studi yang dilakukan pada 2024, peneliti menemukan 90 persen sampel protein hewani dan nabati positif mengandung mikroplastik. Fragmen polimer kecil yang terdeteksi berukuran antara kurang dari 0,2 inci (5 milimeter) hingga 1/25.000 inci (1 mikrometer). Selain itu, udang yang dilapisi tepung roti dan sejumlah jenis lainnya, seperti dada ayam, nugget, daging babi, makanan laut, tahu, serta beberapa alternatif daging nabati juga tercemar mikroplastik.
-
Dimana mikroplastik ditemukan pada makanan? Dalam studi yang dilakukan pada 2024, peneliti menemukan 90 persen sampel protein hewani dan nabati positif mengandung mikroplastik. Fragmen polimer kecil yang terdeteksi berukuran antara kurang dari 0,2 inci (5 milimeter) hingga 1/25.000 inci (1 mikrometer). Selain itu, udang yang dilapisi tepung roti dan sejumlah jenis lainnya, seperti dada ayam, nugget, daging babi, makanan laut, tahu, serta beberapa alternatif daging nabati juga tercemar mikroplastik.
-
Kenapa mikroplastik berbahaya bagi kesehatan? Menurut laporan dari Phys pada Kamis (21/11), terdapat sekitar 16.000 bahan kimia plastik, di mana setidaknya 4.200 di antaranya dianggap 'sangat berbahaya' bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Ketika bahan kimia ini terurai di lingkungan, mereka berpotensi berubah menjadi mikroplastik, dan selanjutnya menjadi nanoplastik.
-
Apa dampak mikroplastik pada kesehatan? Paparan dari mikroplastik di kehidupan sehari-hari kita bisa menimbulkan sejumlah dampak kesehatan yang tak main-main. Dari Masalah Jantung Hingga di Testikel, Ketahui Bahaya Paparan Mikroplastik Terhadap Tubuh Kita
-
Dimana mikroplastik ditemukan? Fakta bahwa mikroplastik dapat ditemukan di dalam air keran menunjukkan betapa menyeluruhnya penyebaran polusi plastik di dunia.
Seafood Terutama Ikan dan Kerang
Lautan kini menjadi lokasi dengan akumulasi sampah plastik yang paling tinggi. Sayangnya, proses penguraian plastik tersebut menghasilkan mikroplastik yang dapat masuk ke dalam tubuh ikan dan kerang. Saat kita mengonsumsi makanan laut tersebut, mikroplastik berpotensi masuk ke dalam tubuh kita.
Dampak yang ditimbulkan dari hal ini cukup serius. Kita dapat mengalami gangguan pada sistem pencernaan, iritasi pada usus, dan bahkan ada kemungkinan terjadinya gangguan hormonal dalam tubuh kita. Oleh karena itu, penting untuk menyadari dampak dari pencemaran laut ini terhadap kesehatan kita.
Buah dan Sayur
Tanah yang terkontaminasi plastik dapat berisiko mengakibatkan buah dan sayuran yang kita konsumsi terpapar mikroplastik. Hal ini menjadi lebih parah jika produk pertanian tersebut dibudidayakan dengan pupuk yang mengandung plastik. Meskipun sulit untuk mendeteksi adanya kontaminasi ini, konsumsi dalam jangka panjang dapat berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kemungkinan terjadinya masalah pencernaan.
Produk Makanan dan Minuman dalam Kemasan
Salah satu penyebab utama keberadaan mikroplastik yang umum ditemukan berasal dari kemasan makanan dan minuman. Plastik yang digunakan untuk membungkus produk tersebut sering kali melepaskan partikel mikroplastik ke dalam makanan atau minuman yang kita konsumsi.
Akibatnya, ketika kita mengonsumsi makanan atau minuman tersebut, mikroplastik dapat terakumulasi di dalam tubuh kita. Hal ini berpotensi mengganggu proses metabolisme serta memengaruhi sistem endokrin.
Seperti yang telah disebutkan, "Plastik yang digunakan untuk membungkus produk seringkali melepaskan partikel mikroplastik ke dalam makanan atau minuman itu sendiri." Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih berhati-hati dalam memilih kemasan produk yang kita konsumsi.
Garam
Garam yang diperoleh dari laut, yang biasa digunakan dalam berbagai masakan, ternyata terkontaminasi mikroplastik. Proses penguapan air laut yang dilakukan untuk menghasilkan garam ini menyebabkan partikel-partikel plastik ikut terlarut dalam produk akhir.
Meskipun konsentrasi mikroplastik yang ada mungkin relatif kecil, namun jika garam ini dikonsumsi secara berkelanjutan, dampaknya terhadap kesehatan dapat bersifat jangka panjang. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan sumber garam yang digunakan dalam memasak agar risiko kesehatan dapat diminimalisir.
Risiko Mengonsumsi Makanan yang Terpapar Mikroplastik
Mikroplastik yang terakumulasi di dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan hingga gangguan pada sistem endokrin. Zat kimia yang terdapat dalam mikroplastik, seperti bisphenol A (BPA) dan phthalates, bisa mengganggu keseimbangan hormon dalam tubuh dan berpotensi menyebabkan masalah reproduksi serta obesitas. Dalam jangka panjang, mikroplastik juga dapat memicu peradangan pada jaringan dan organ, bahkan meningkatkan risiko terjadinya kanker.
Oleh karena itu, mengurangi konsumsi makanan yang terkontaminasi mikroplastik merupakan langkah krusial untuk menjaga kesehatan. Memilih produk makanan dengan kemasan yang minim plastik atau lebih memilih produk organik dapat menjadi alternatif yang lebih aman. Pastikan untuk selalu memeriksa asal-usul produk dan mengurangi paparan mikroplastik dalam kehidupan sehari-hari agar kesehatan tubuh tetap terjaga di masa depan.