Dokter Anak Wanti-wanti Kebiasaan Anak yang Suka Hanya Makan Nasi dengan Kerupuk
Konsumsi makanan dengan nutrisi yang seimbang merupakan hal penting dalam kesehatan dan perkembangan anak.
Kebiasaan anak yang hanya suka makan nasi dengan kerupuk menjadi perhatian serius para dokter anak. Dokter spesialis anak konsultan, dr. Atilla Dewanti, mengingatkan bahwa anak-anak perlu mendapatkan asupan gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, serta serat dari buah dan sayuran untuk tumbuh kembang yang optimal.
"Pastikan anak mendapatkan makanan yang bergizi seimbang, terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak yang harus ada di setiap makanan anak," kata Atilla dalam webinar edukasi Bicara Gizi bertema "Dukung Anak Tumbuh Jadi Pemenang: Optimalkan Sistem Imun dan Perkembangan Otaknya" yang diadakan oleh Nutricia pada Kamis, 25 Juli 2024.
-
Apa yang dimakan anak-anak? Kotak berisi nasi putih lengkap dengan lauk ayam goreng, tumis sayur dan telur rebus telah tersedia di hadapan mereka. Ada juga menu tambahan berupa pisang, susu, dan air putih.
-
Kenapa anak pilih-pilih makanan? Anak-anak cenderung memiliki kecenderungan alami untuk menghindari makanan yang berwarna hijau atau bergizi.
-
Mengapa anak jadi picky eater? Kondisi anak menjadi 'picky eater' atau pemilih makanan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk masalah kesehatan dan gangguan sensorik.
-
Bagaimana mengenali picky eater pada anak? Jika anak makan kurang dari 15 jenis makanan, menunjukkan perilaku menghindari tekstur atau jenis makanan secara menyeluruh, tersedak saat melihat atau menyentuh makanan, dan tantrum, maka orang tua harus segera mengunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk melakukan konsultasi lebih lanjut terkait status gizi anak serta mencari tahu penyebab pastinya.
-
Bagaimana mengatasi picky eater pada anak? Bagi orang tua yang ingin melatih kemampuan makan anak, dapat dimulai dengan membantu anak mengeksplorasi makanannya. Misalnya, memberi makanan yang bertekstur atau rasa baru, atau memberi kesempatan anak untuk menyuap sendiri dengan menggunakan sendok lain.
-
Kenapa anak sering pilih-pilih makan? Hal ini sering dialami oleh anak yang mencoba makanan baru atau yang pernah mencobanya namun tidak menyukainya. Pilih-pilih makanan akibat kekhawatiran ini bisa membatasi variasi makanan anak dan mengganggu nutrisinya.
Kekurangan Gizi dari Makan Nasi dengan Kerupuk Saja
Atilla menekankan bahwa anak yang hanya makan nasi dengan kerupuk tidak akan mendapatkan gizi yang cukup. "Tidak boleh hanya makan karbohidrat saja, misalnya anaknya cuma suka nasi dan kerupuk itu tidak boleh, karena dia tidak akan mendapatkan gizi yang cukup," jelasnya.
Untuk mendapatkan gizi seimbang, Atilla menyebutkan bahwa isi piring anak harus dilengkapi dengan lauk pauk, makanan pokok, dan serat.
"Sepertiga dari setengah piring diisi dengan lauk pauk seperti tempe, daging, telur, dan sebagainya. Dua pertiganya adalah makanan pokok seperti nasi. Lalu jangan lupa menambahkan serat seperti buah-buahan sepertiga saja, dan dua pertiga lainnya itu adalah sayur-sayuran," tambahnya.
Alternatif Makanan Pokok
Jika anak tidak mau makan nasi, Atilla menyarankan untuk menggantinya dengan makanan pokok lain seperti kentang, jagung, atau ubi. Ini penting agar anak tetap mendapatkan variasi karbohidrat yang diperlukan untuk energi dan pertumbuhan.
Selain karbohidrat, protein, dan lemak, dr. Atilla juga menekankan pentingnya asupan makanan yang kaya DHA untuk perkembangan otak anak.
"DHA itu baik untuk perkembangan otak anak, contohnya ikan kembung. Juga berikan makanan yang kaya EPA, yaitu asam lemak yang termasuk dalam omega-3 yang fungsinya melengkapi DHA untuk memaksimalkan perkembangan otak."
Makanan Gizi Seimbang dan Imunitas
Pemberian makanan bergizi seimbang yang kaya akan prebiotik, omega-3, omega-6, vitamin C, dan vitamin E sangat penting untuk mendukung kesehatan saluran pencernaan, meningkatkan imunitas, dan perkembangan otak anak.
"Sistem imun yang kuat berperan penting dalam melindungi otak dari infeksi dan inflamasi. Sistem imun yang lemah dapat membuat anak lebih rentan terhadap infeksi, yang pada akhirnya mengganggu proses belajar dan pertumbuhan otak mereka," jelas Atilla.
Dengan sistem imun yang sehat, anak akan lebih aktif, belajar dengan baik, dan berkembang secara optimal. "Bila imun si kecil kuat, maka dia tidak mudah sakit. Dengan anak sehat dan kuat imunitasnya maka dia akan menerima stimulasi setiap hari dengan baik. Seperti kita ketahui, tumbuh kembang anak itu adalah diberikan stimulasi setiap hari," ujarnya.
Langkah Orangtua untuk Memastikan Nutrisi Anak Terpenuhi
Orangtua perlu memastikan bahwa nutrisi anak sudah terpenuhi dengan memantau kurva pertumbuhan anak. "Kita bisa lihat dari berat badannya bagaimana, tinggi badannya, dan lingkar kepala. Jadi setiap bulan kan ke dokter untuk vaksinasi, atau untuk dievaluasi bagaimana perkembangan anaknya," kata Atilla. Lingkar kepala juga penting untuk memonitor pertumbuhan otak anak, karena mencerminkan perkembangan otak yang optimal.
Dr. Ray Wagiu Basrowi, Medical and Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia, menambahkan bahwa ketika anak memiliki daya tahan tubuh yang kuat, ini akan berjalan seiring dengan kemampuan kognitifnya. "Jadi ketika anak memiliki daya tahan tubuh yang bagus, tidak gampang sakit, tidak sering infeksi, tidak sering batuk pilek, maka stimulasinya lebih bagus, sehingga kemampuan untuk membentuk motorik halusnya itu 26 persen lebih baik," kata Ray.
Dengan motorik halus yang baik, skor kognitif anak akan lebih tinggi, menjadi indikator yang bagus untuk memastikan bahwa pertumbuhan anak optimal. "Ketika motorik halusnya lebih baik maka skor kognitifnya tiga poin lebih tinggi, ini sudah menjadi indikator yang cukup bagus untuk memastikan bahwa si kecil pertumbuhannya optimal," tambah Ray.