Kanker tiroid ternyata tidak mematikan

Merdeka.com - Sebuah penelitian yang dilaporkan dalam pertemuan Society of Nuclear Medicine menyatakan bahwa pasien kanker tiroid bisa hidup sama lamanya dengan orang-orang yang sehat. Kesempatan bertahan hidup ini pun tidak dipengaruhi usia, jenis kelamin, atau bahkan stadium pada kanker yang diderita.

"Hal ini menyoroti strategi diagnosis dan terapi bagi pasien yang memiliki jenis kanker tiroid yang berbeda. Angka kesempatan hidup ini sangat baik bagi semua pasien terutama karena kedisiplinan akan diagnosis dan terapi, termasuk majunya teknik pencitraan molekul, tes laboratorium yang sensitif, operasi endokrin yang baik, dan pengawasan medis seumur hidup," terang Alexis Vrachimis, kepala peneliti dari University Hospital Muenster, Jerman.

Seperti yang dilansir dari Science Daily (12/06), tiroid merupakan kelenjar endokrin yang memproduksi hormon tiroid, yang bertugas meningkatkan metabolisme sel dan sintesis protein. 

Setidaknya ada empat tahap pada kanker tiroid dari tahap satu sampai empat, dengan tahap terakhir terdiri dari subtipe a, b, dan c. Meskipun demikian, stadium 4b tergolong sangat langka sehingga tidak ada pasien dengan subtipe tersebut yang masuk dalam penelitian.

Para peneliti melibatkan 1.502 pasien kanker tiroid dengan jenis berbeda yang sudah diberi terapi radioiodine. Di antara mereka, hanya pasien dalam stadium 4c yang memiliki kesempatan bertahan hidup rendah dibandingkan yang lain. Bukti ini pun dianggap bisa mengusir ketakutan pasien yang didiagnosis dengan penyakit kanker tiroid.

"Dengan tingginya angka kesempatan bertahan hidup, pasien kanker tiroid dengan jenis berbeda dari stadium 1-4a bahkan bisa dikategorikan sebagai pasien yang sehat," tandas Vrachimis. (mdk/riz)