Kenali Fakta dan Mitos yang Muncul Terkait Transplantasi Ginjal
Merdeka.com - Masalah ginjal merupakan salah satu hal yang cukup menjadi perhatian bagi banyak orang. Untuk mengatasi masalah lebih lanjut terkait kondisi ini, terdapat metode transplantasi ginjal yang bisa dilakukan.
Transplantasi ginjal yang kini ditawarkan sebagai pilihan terapi bagi pasien penyakit gagal ginjal kronik (PGK) masih lekat dengan sederet mitos, salah satunya hanya bisa dilakukan setelah pasien melakukan cuci darah. Menurut Pokja Transplantasi Ginjal RSCM, Departemen Urologi FKUI- RSCM, Dr. dr. Nur Rasyid terapi ini sudah bisa dilakukan sebelum pasien membutuhkan prosedur cuci darah.
"Dari awal sudah bisa dilakukan, bahkan orang yang sudah mengalami gagal ginjal stadium lima, kami harus siapkan untuk hemodialisis atau peritonial dialisis atau transplantasi. Kalau langsung memilih transplantasi, maka angka harapan hidup, kualitas ginjal lebih baik," ujarnya beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Apa yang bisa dilakukan untuk pasien gagal ginjal kronis? Apabila penyakit ginjal sudah tahap akhir alias gagal ginjal kronis, maka tidak bisa lagi diperbaiki, yang bisa dilakukan adalah mengganti fungsi ginjal menyaring dan membuang racun dengan cuci darah alias hemodialisis, continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), atau transplantasi ginjal.
-
Mengapa cuci darah penting untuk pasien gagal ginjal? Prosedur ini penting untuk pasien dengan gagal ginjal tahap akhir (End-Stage Renal Disease, ESRD), yang tidak memiliki pilihan lain selain transplantasi ginjal atau hemodialisis untuk bertahan hidup.
-
Bagaimana cara mengatasi kanker ginjal? Penanganan untuk kanker ginjal yang diberikan oleh dokter akan disesuaikan dengan ukuran, letak, stadium kanker, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
-
Bagaimana cuci darah menggantikan fungsi ginjal? Apabila penyakit ginjal sudah tahap akhir alias gagal ginjal kronis, maka tidak bisa lagi diperbaiki, yang bisa dilakukan adalah mengganti fungsi ginjal menyaring dan membuang racun dengan cuci darah alias hemodialisis, continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), atau transplantasi ginjal.
-
Apa itu gagal ginjal? Gagal ginjal adalah kondisi serius yang dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan, namun dengan kebiasaan baik yang konsisten, risiko terjadinya kondisi ini dapat diminimalisir.
-
Apa penyebab gagal ginjal kronis? Faktor utama penyebabnya adalah penyakit metabolik seperti diabetes dan hipertensi.
Mitos lainnya, transplantasi ginjal berguna hanya untuk pasien yang muda. Padahal prosedur ini bermanfaat untuk semua pasien baik tua atau muda. Data statistik dari RSCM menujukkan, banyak pasien yang menjalani transplantasi ginjal berusia 60 tahun dan lebih tua asalkan angka harapan hidupnya 10 tahun.
"Jadi kalau ada usia 70 tahun ditransplantasi, karena dalam keluarga itu orang-orangnya berusia 90, 100 tahun. Maka dia berhak menjadi resipien," tutur Rasyid.
Kemudian, menyoal harga. Ada pendapat transplantasi ginjal lebih mahal daripada cuci darah. Menurut Rasyid biaya yang dikeluarkan satu kali transplantasi sama dengan tiga tahun prosedur hemodialisa. Saat ini biaya transplantasi yang mencapai Rp300 juta lalu ditambah hal-hal lain sudah bisa ditanggung BPJS.
"HD (hemodialisa orang Indonesia selama tiga tahun biayanya sama seperti transplantasi satu kali. Biaya yang dikeluarkan BPJS untuk hemodialisa pada tahun 2018 Rp2,3 triliun, kemudian sepanjang 2015-2017, Rp44,3 miliar untuk 149 kasus transplantasi," tutur Rasyid.
Mitos lainnya, operasi ginjal prosedur berbahaya. Padahal, transplantasi di era modern termasuk aman. Secara nasional angka keberhasilannya sekitar 95 persen, sementara di RSCM angkanya mencapai 99 persen.
Ada juga pendapat yang mengatakan transplantasi ginjal tidak bisa dilakukan pasien yang sudah lama cuci darah. Faktanya, pasien yang sudah melakukan hemodialisa lima tahun, tujuh tahun karena mungkin baru tahu ada transplantasi ginjal atau belum dapat donor bisa menjalani transplantasi. Selain itu, ginjal baru pasca transplantasi tidak akan pernah rusak. Pendapat ini salah.
"Kembali lagi, sama. Saat advokasi seorang akan menjadi resipien, bagian psikiatri, hukum akan melihat apakah dia memiliki mentalitas yang baik untuk merawat ginjal yang baru. Apabila tidak, dia tak akan lolos sebagai resipien," tandas Rasyid.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Benarkah ramuan rempah-rempah bisa menggantikan terapi cuci darah bagi penderita gagal ginjal?
Baca SelengkapnyaCuci darah merupakan salah satu metode pengobatan ginjal stadium akhir yang bisa menjadi cara memperpanjang usia pasien.
Baca SelengkapnyaBeredar obat yang diklaim dapat menyembuhkan gagal ginjal hanya dalam 7 hari.
Baca SelengkapnyaKonsumsi obat diabetes secara terus-menerus pada faktanya tidak menyebabkan kerusakan ginjal.
Baca SelengkapnyaHemodialisa adalah perawatan yang melibatkan penyaringan limbah dan air dari darah menggunakan mesin khusus yang berfungsi sebagai ginjal buatan.
Baca SelengkapnyaKenali perbedaannya untuk menemukan perawatan yang tepat.
Baca SelengkapnyaGagal ginjal kronis bisa jadi penyakit yang mengancam. Cari tahu metode penanganan yang tepat!
Baca SelengkapnyaKorban TPPO menjalani proses transplantasi ginjal di Kamboja pada 25 Juni 2023 atau satu bulan lalu.
Baca SelengkapnyaPada anak, kesehatan ginjal perlu dijaga dengan melakukan sejumlah cara.
Baca Selengkapnyaproses transplantasi ginjal para korban dilakukan di Preah Ket Mealea Hospital atau rumah sakit (RS) militer yang berada di Phnom Penh, Kamboja.
Baca SelengkapnyaWalau hanya dengan satu ginjal, manusia bisa tetap hidup. Begini cara jaga kesehatannya.
Baca SelengkapnyaGagal ginjal kronis terjadi akibat kerusakan atau hilangnya fungsi dari sel-sel ginjal secara bertahap.
Baca Selengkapnya