Malnutrisi Bisa Terjadi pada Penderita Kanker, Ketahui Cara Mencegah dan Menghindarinya
Pasien kanker berisiko mengalami malnutrisi akibat pengobatan yang dijalaninya. Ketahui cara pencegahan dan penanganannya.
Malnutrisi merupakan kondisi serius yang dapat mempengaruhi penyandang kanker. Keadaan ini berdampak pada efektivitas pengobatan, kekuatan fisik, pemulihan, dan kualitas hidup pasien. Selain itu, malnutrisi juga dapat meningkatkan waktu yang dihabiskan di rumah sakit dan risiko infeksi, bahkan berpotensi memperpendek umur.
Dalam seminar bertajuk “Peran Nutrisi untuk Pasien dan Penyintas Kanker”, DR. dr. Hilman Tadjoedin, SpPD, KHOM, menjelaskan bahwa kanker dan pengobatannya memberikan pengaruh signifikan terhadap tubuh.
-
Bagaimana cara mengurangi risiko kanker dengan nutrisi? Untuk mengurangi risiko kanker, disarankan untuk membatasi konsumsi daging olahan sebanyak mungkin. Hindari memproses daging merah pada suhu tinggi karena suhu tinggi dapat menghasilkan senyawa berbahaya. Selama proses pengolahan daging merah, hindari paparan langsung api dan proses memasak yang berkepanjangan.
-
Bagaimana mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Untuk mencegah kanker, sebaiknya hindari faktor-faktor risiko di atas dan jalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rajin berolahraga, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
-
Apa dampak malnutrisi pada anak kanker? Malnutrisi pada anak penderita kanker dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mereka. Anak yang malnutrisi berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi selama pengobatan kanker, termasuk kesulitan menentukan dosis obat yang tepat, peningkatan risiko infeksi, dan lambatnya pemulihan setelah terapi.
-
Mengapa anak-anak kanker perlu menjaga pola makan? Anak-anak yang dinyatakan sembuh dari kanker, yaitu yang telah bertahan lima tahun tanpa ada kekambuhan, masih membutuhkan perhatian khusus untuk memastikan kualitas hidup mereka tetap terjaga. Salah satu langkah penting yang harus dilakukan adalah memastikan anak menghindari makanan instan dan makanan dengan olahan tinggi (ultra process food).
“Kanker dan pengobatannya memberikan pengaruh terhadap tubuh. Tiga hal utama yang sering ditemukan pada pasien kanker adalah inflamasi, rasa lelah berlebih, dan penurunan asupan makanan sehingga berpotensi mengakibatkan malnutrisi,” jelas DR. Hilman dalam rilis yang diterima Merdeka.com.
Malnutrisi adalah kondisi tubuh yang menerima terlalu banyak atau terlalu sedikit nutrisi untuk berfungsi secara optimal.
Ia menambahkan, “Malnutrisi berhubungan secara langsung dengan berbagai penyakit dan dapat berpengaruh ke segala usia, seperti halnya dengan dua jenis malnutrisi yang dapat ditemukan yaitu obesitas pada satu ekstrem, dan kekurangan nutrisi pada ekstrem lainnya, sedangkan malnutrisi akibat kanker dapat berbeda bentuk dibandingkan dengan malnutrisi akibat kelaparan.”
Sel tumor yang mengandung sitokin dapat menyebabkan inflamasi sistemik yang berujung pada anoreksia atau gangguan makan yang ditandai dengan penurunan berat badan drastis, hilangnya massa otot, perubahan metabolisme hati, serta pembakaran lemak dan hilangnya sel lemak.
“Selain inflamasi sistemik, penyebab gangguan nutrisi pada pasien kanker juga adanya status imunitas yang menurun, sehingga berakibat pada menurunnya berat badan, kelelahan, rasa sakit, dan depresi,” tambah DR. Hilman.
4 Dampak Negatif Malnutrisi pada Penderita Kanker
Menurut Dr. Hilman, terdapat empat pilar dampak negatif malnutrisi pada pasien kanker, yaitu:
Kesehatan Tubuh: Penurunan berat badan dan massa otot, melemahnya sistem imun, serta melambatnya penyembuhan luka.
Toleransi terhadap Obat: Berkurangnya toleransi terhadap pengobatan, peningkatan efek samping, dan risiko lebih tinggi terhadap interupsi pengobatan.
Kualitas Hidup: Penurunan kualitas hidup, hilangnya nafsu makan, perubahan rasa makanan, serta dampak psikologis.
Prognosis: Prognosis yang lebih buruk, peningkatan perawatan di rumah sakit, dan kesembuhan yang tidak optimal.
Jika terjadi kaheksia atau gangguan kesehatan yang menyebabkan penurunan berat badan secara ekstrem disertai penyusutan otot, kondisi ini dapat diperbaiki dan diminimalisir dengan pengubahan pola makan. DR. Hilman menyarankan untuk berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Gizi Klinik guna menentukan makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan penggunaan suplemen yang tepat, seperti suplemen penambah nafsu makan dan peningkat asupan kalori.
“Lakukan konsultasi dengan Dokter Spesialis Gizi Klinik untuk menentukan makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan untuk menentukan penggunaan suplemen seperti suplemen meningkatkan nafsu makan dan meningkatkan asupan kalori, serta makan dengan porsi kecil dan sering, namun dengan jenis makanan yang kaya akan nutrisi, serta menjaga hidrasi cukup,” lanjutnya.
Sementara itu, dr. Nani Dewi, M. Gizi, Sp.GK, dalam paparannya mengenai “Nutrisi Seimbang Pada Pasien Kanker & Survivor,” menjelaskan bahwa nutrisi adalah proses biokimia dan fisiologis dimana organisme menggunakan makanan untuk mendukung kehidupannya. Proses ini meliputi konsumsi, penyerapan, asimilasi, biosintesis, katabolisme, dan ekskresi. dr. Nani menekankan pentingnya kebutuhan nutrisi yang sesuai dengan kondisi klinis dan tujuan pengobatan pasien.
Menurut dr. Nani, dukungan nutrisi diperlukan pada beberapa tahapan berbeda:
Sebelum Terapi: Memberikan edukasi nutrisi dan menjaga asupan tetap optimal.
Saat Terapi: Menjaga agar tidak terjadi penurunan berat badan yang berlebihan dan menjaga kondisi umum tetap stabil.
Pemulihan: Mengembalikan dan memperbaiki kondisi pasca terapi.
Dalam menerapkan pola makan sehat untuk mencegah kanker, dr. Nani menyarankan untuk menjaga berat badan seimbang, aktif secara fisik, serta mengonsumsi biji-bijian, sayuran, buah, dan kacang-kacangan.
“Dalam menerapkan makanan sehat untuk mencegah kanker, perlu menjaga berat badan seimbang, aktif secara fisik, makan biji-bijian, sayuran, buah dan kacang-kacangan; dan hal-hal yang perlu dibatasi adalah makanan daging merah dan daging yang diproses, minuman manis, alkohol, dan bagi para Ibu yang menyusui untuk memberikan ASI, dan setelah seseorang didiagnosis kanker, maka harus melakukan apa yang direkomendasikan dokter,” jelasnya.