Pandangan Relijius dan Dekat dengan Tuhan Bisa Jadi Pencegah Terjadinya Perilaku Bunuh Diri
Relijiusitas yang kita miliki tidak hanya bisa menjadi pencegah berbuat dosa saja namun juga bisa jadi pencegah perilaku bunuh diri.

Relijiusitas yang kita miliki tidak hanya bisa menjadi pencegah berbuat dosa saja namun juga bisa jadi pencegah perilaku bunuh diri.

Pandangan Relijius dan Dekat dengan Tuhan Bisa Jadi Pencegah Terjadinya Perilaku Bunuh Diri
Identitas keagamaan memiliki dampak yang signifikan terhadap risiko bunuh diri seseorang. Dilansir dari Psychology Today penelitian terbaru yang dilakukan Hart dkk (2024), mengungkap bahwa agama, ketakutan akan kematian, dan perilaku bunuh diri memiliki hubungan yang kompleks dan terkadang bertentangan.
Meskipun mayoritas warga Amerika Serikat mengidentifikasi diri sebagai beragama, bidang psikologi seringkali meremehkan peran agama dalam upaya pencegahan bunuh diri. Namun, penting untuk mempertimbangkan faktor protektif seperti identitas keagamaan dalam menilai risiko bunuh diri seseorang.
Agama seringkali dianggap sebagai topik yang tabu untuk dibahas, terutama dalam konteks psikologis. Meskipun demikian, penelitian telah menunjukkan bahwa agama adalah aspek identitas yang sangat penting bagi sebagian besar individu, dan banyak orang ingin mengintegrasikan kepercayaan keagamaan mereka dalam pengobatan.
Studi terdahulu menunjukkan bahwa pasien yang memasukkan kepercayaan agama mereka dalam terapi cenderung menyelesaikan terapi tersebut dengan lebih baik, dan mereka sering mengalami peningkatan hasil pengobatan dibandingkan dengan pasien yang tidak memasukkan aspek keagamaan dalam terapi.

Ketakutan akan kematian adalah topik lain yang sering dihindari dalam pembicaraan sehari-hari. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ketakutan akan kematian tidak selalu merupakan tanda gangguan kecemasan; sebaliknya, dalam beberapa kasus, ketakutan akan kematian dapat berfungsi sebagai mekanisme perlindungan diri yang alami.
Namun, kurangnya ketakutan akan kematian juga dapat menjadi faktor risiko untuk perilaku bunuh diri. Teori Psikologis Antarpribadi tentang Perilaku Bunuh Diri menunjukkan bahwa ketidakpedulian terhadap kematian dapat meningkatkan kecenderungan untuk mencoba bunuh diri.
Namun, peran agama dalam mengubah hubungan antara ketakutan akan kematian dan perilaku bunuh diri masih belum jelas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa agama dapat mengurangi ketakutan akan kematian dan mengurangi kecenderungan untuk melakukan perilaku bunuh diri. Hal ini menunjukkan bahwa identitas keagamaan dapat bertindak sebagai faktor pelindung terhadap perilaku bunuh diri.
Dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan pada jurnal Suicide and Life-Threatening Behavior ini, peneliti ingin mengeksplorasi hubungan antara identitas keagamaan, ketakutan akan kematian, dan perilaku bunuh diri.

Hasil studi menunjukkan bahwa pasien yang memiliki identitas keagamaan yang kuat tidak selalu mengalami kurangnya ketakutan akan kematian. Namun, keberadaan identitas keagamaan dapat mengubah hubungan antara ketakutan akan kematian dan perilaku bunuh diri.
Temuan ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan identitas keagamaan dalam penilaian dan pengobatan pasien yang memiliki risiko bunuh diri. Identitas keagamaan dapat bertindak sebagai faktor protektif terhadap perilaku bunuh diri, dan memahami bagaimana agama memengaruhi pengalaman pasien sangat penting dalam memberikan perawatan yang efektif.
Di Indonesia sendiri kasus bunuh diri meningkat terus jumlahnya seiring waktu. Penanganan dan pencegahan yang tepat merupakan langkah penting yang bisa dilakukan untuk mencegah masalah ini semakin membesar di masa mendatang.