Pandangan Relijius dan Dekat dengan Tuhan Bisa Jadi Pencegah Terjadinya Perilaku Bunuh Diri
Relijiusitas yang kita miliki tidak hanya bisa menjadi pencegah berbuat dosa saja namun juga bisa jadi pencegah perilaku bunuh diri.
Relijiusitas yang kita miliki tidak hanya bisa menjadi pencegah berbuat dosa saja namun juga bisa jadi pencegah perilaku bunuh diri.
-
Mengapa aktivitas fisik dapat membantu mencegah bunuh diri? Aktivitas fisik, menurut Nina, tidak hanya menjaga tubuh lebih sehat, tetapi juga membantu pikiran untuk tetap terfokus pada hal-hal positif. Bergerak dan beraktivitas di luar ruangan, apalagi saat terkena sinar matahari, juga memberikan asupan vitamin D yang berperan penting dalam meningkatkan suasana hati.
-
Bagaimana cara menolong orang berniat bunuh diri? Jika Anda mencurigai bahwa seseorang tengah mengalami pikiran untuk bunuh diri, mengajukan pertanyaan secara langsung dapat membantu. Menanyakan apakah mereka memiliki rencana untuk bunuh diri memang bisa terasa menakutkan, namun langkah ini sangat penting. Kekhawatiran bahwa pertanyaan ini dapat 'memberi mereka ide' tidaklah benar; justru sebaliknya. Dalam sebuah studi yang diterbitkan di Psychological Medicine, diketahui bahwa menanyakan hal ini tidak mendorong orang untuk bunuh diri, melainkan memberikan mereka kesempatan untuk merasa didengar.
-
Apa dampak melihat perilaku bunuh diri? Lebih lanjut, kejadian ini dapat meningkatkan risiko munculnya gangguan kesehatan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, stres pasca trauma, dan bahkan risiko bunuh diri pada diri sendiri.
-
Bagaimana cara mendeteksi keinginan bunuh diri? Direktur Utama Pusat Kesehatan Jiwa Nasional RS Marzoeki Mahdi Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp.KJ memaparkan bahwa ide mengakhiri hidup bisa terdeteksi pada remaja, menurut hasil studi.
-
Bagaimana cara mengurangi keinginan bunuh diri pada remaja? Pentingnya Percakapan Terbuka tentang Kesehatan Mental Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan, Maria Endang Sumiwi, dalam sambutannya mengapresiasi inisiatif ini dan berharap bahwa seminar ini bisa menjadi momentum bagi para remaja untuk lebih terbuka membahas kesehatan mental. Menurutnya, salah satu kunci untuk menekan angka bunuh diri di kalangan remaja adalah dengan memperbanyak percakapan tentang kesehatan jiwa dan mendorong penerimaan diri.
-
Bagaimana kesehatan mental dapat dijaga? Kesehatan mental adalah kondisi sejahtera di mana setiap individu dapat mewujudkan potensi mereka sendiri, mengelola stres yang dimiliki, beradaptasi dengan baik, bekerja secara produktif, dan berkontribusi untuk lingkungannya.
Pandangan Relijius dan Dekat dengan Tuhan Bisa Jadi Pencegah Terjadinya Perilaku Bunuh Diri
Identitas keagamaan memiliki dampak yang signifikan terhadap risiko bunuh diri seseorang. Dilansir dari Psychology Today penelitian terbaru yang dilakukan Hart dkk (2024), mengungkap bahwa agama, ketakutan akan kematian, dan perilaku bunuh diri memiliki hubungan yang kompleks dan terkadang bertentangan.
Meskipun mayoritas warga Amerika Serikat mengidentifikasi diri sebagai beragama, bidang psikologi seringkali meremehkan peran agama dalam upaya pencegahan bunuh diri. Namun, penting untuk mempertimbangkan faktor protektif seperti identitas keagamaan dalam menilai risiko bunuh diri seseorang.
Agama seringkali dianggap sebagai topik yang tabu untuk dibahas, terutama dalam konteks psikologis. Meskipun demikian, penelitian telah menunjukkan bahwa agama adalah aspek identitas yang sangat penting bagi sebagian besar individu, dan banyak orang ingin mengintegrasikan kepercayaan keagamaan mereka dalam pengobatan.
Studi terdahulu menunjukkan bahwa pasien yang memasukkan kepercayaan agama mereka dalam terapi cenderung menyelesaikan terapi tersebut dengan lebih baik, dan mereka sering mengalami peningkatan hasil pengobatan dibandingkan dengan pasien yang tidak memasukkan aspek keagamaan dalam terapi.
Ketakutan akan kematian adalah topik lain yang sering dihindari dalam pembicaraan sehari-hari. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ketakutan akan kematian tidak selalu merupakan tanda gangguan kecemasan; sebaliknya, dalam beberapa kasus, ketakutan akan kematian dapat berfungsi sebagai mekanisme perlindungan diri yang alami.
Namun, kurangnya ketakutan akan kematian juga dapat menjadi faktor risiko untuk perilaku bunuh diri. Teori Psikologis Antarpribadi tentang Perilaku Bunuh Diri menunjukkan bahwa ketidakpedulian terhadap kematian dapat meningkatkan kecenderungan untuk mencoba bunuh diri.
Namun, peran agama dalam mengubah hubungan antara ketakutan akan kematian dan perilaku bunuh diri masih belum jelas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa agama dapat mengurangi ketakutan akan kematian dan mengurangi kecenderungan untuk melakukan perilaku bunuh diri. Hal ini menunjukkan bahwa identitas keagamaan dapat bertindak sebagai faktor pelindung terhadap perilaku bunuh diri.
Dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan pada jurnal Suicide and Life-Threatening Behavior ini, peneliti ingin mengeksplorasi hubungan antara identitas keagamaan, ketakutan akan kematian, dan perilaku bunuh diri.
Hasil studi menunjukkan bahwa pasien yang memiliki identitas keagamaan yang kuat tidak selalu mengalami kurangnya ketakutan akan kematian. Namun, keberadaan identitas keagamaan dapat mengubah hubungan antara ketakutan akan kematian dan perilaku bunuh diri.
Temuan ini menunjukkan pentingnya mempertimbangkan identitas keagamaan dalam penilaian dan pengobatan pasien yang memiliki risiko bunuh diri. Identitas keagamaan dapat bertindak sebagai faktor protektif terhadap perilaku bunuh diri, dan memahami bagaimana agama memengaruhi pengalaman pasien sangat penting dalam memberikan perawatan yang efektif.
Di Indonesia sendiri kasus bunuh diri meningkat terus jumlahnya seiring waktu. Penanganan dan pencegahan yang tepat merupakan langkah penting yang bisa dilakukan untuk mencegah masalah ini semakin membesar di masa mendatang.