Waspadai Terjadinya Muntah Berwarna Hijau Tua pada Anak
Merdeka.com - Terjadinya muntah merupakan sebuah kondisi yang umum terjadi pada anak. Kondisi ini bisa muncul baik akibat masalah kesehatan atau makan dan minum yang terlalu banyak.
Ketua Unit Kerja Koordinasi Gastrohepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Muzal Kadim, SpAK mengungkapkan bahwa muntah memang biasanya merupakan suatu refleks akibat ada pemicu lain.
"Jadi refleks yang ada pemicunya. Pemicunya bisa macam-macam. Apa saja? Bisa diare, Rotavirus diare itu bisa menimbulkan muntah," ujar Muzal beberapa waktu lalu.
-
Kenapa anak bisa muntah karena makanan? Konsumsi makanan yang tidak cocok atau reaksi alergi makanan bisa menjadi penyebab mual dan muntah pada anak.
-
Apa penyebab anak muntah terus? Penyebab anak muntah terus selanjutnya adalah flu perut. Flu perut acap terjadi akibat infeksi virus atau bakteri pada sistem pencernaan.
-
Kenapa anak muntah terus? Salah satu penyebab anak muntah terus adalah keracunan makanan. Anak yang keracunan makanan akan mengalami munah secara terus menerus. Hal ini terjadi akibat infeksi yang mengontaminasi makanan.
-
Apa penyebab bayi sering muntah dengan bercak darah? Muntah atau gumoh disertai bercak darah ketika disusui bisa disebabkan karena darah yang ada di puting ibu. Kondisi ini juga bisa disebabkan adanya robekan kecil di kerongkongan yang disebabkan oleh muntah dengan keras. Kedua kondisi tersebut tidak ada yang perlu dikhawatirkan—bahkan robekan kerongkongan kecil akan sembuh dengan mudah.
-
Kenapa anak-anak sering muntah saat tumor otak? Gejala ini seringkali terjadi bersamaan dengan sakit kepala. Mual dan muntah yang terjadi secara terus-menerus, terutama jika disertai dengan sakit kepala yang parah, bisa menjadi indikasi adanya peningkatan tekanan di dalam otak karena tumor.
-
Kenapa bayi muntah? Muntah biasanya terjadi setelah makan atau minum dalam jumlah besar.
Namun menurut Muzal, terdapat jenis muntah yang perlu lebih diwaspadai yakni muntah berwarna hijau terutama hijau tua. Hal tersebut bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius pada anak.
"Muntah hijau itu merupakan gejala muntah yang lebih berat karena kalau muntah hijau itu sudah ada tanda sumbatan atau obstruksi organ atau usus," kata Muzal.
"Berarti ususnya itu ada sumbatan baik itu gangguan terpuntir atau kelainan-kelainan. Biasanya membutuhkan tindakan bedah kalau muntahnya hijau," Muzal menambahkan.
Muzal mengungkapkan, sebenarnya muntah biasa yang dialami anak juga perlu untuk diwaspadai. Hanya saja bila warnanya telah berubah menjadi hijau itu bisa lebih berbahaya.
"Muntah yang biasa itu pun perlu diwaspadai, tapi kalau yang hijau itu lebih berbahaya. Jadi kalau dari awal sudah muntah hijau tua, itu mesti lebih waspada karena itu kemungkinan membutuhkan pembedahan. Jadi lebih serius, itu tanda bahaya," kata Muzal.
Gangguan Saluran Cerna pada Anak
Sebelumnya, Muzal juga menjelaskan bahwa gangguan saluran cerna seperti muntah, diare, dan lain-lainnya memang lebih mudah terjadi.
Hal tersebut lantaran saluran cerna merupakan organ dengan luas permukaan yang kompleks dan luas. Sehingga semakin kompleks suatu organ, maka akan semakin sering berpotensi mengalami gangguan.
"Gangguannya apa? Paling sering terganggu itu adalah muntah, kembung, diare, sakit perut, konstipasi (sembelit), intoleransi, dan alergi makanan. Nah ini yang terjadi pada anak secara umum apalagi pasca Lebaran," ujar Muzal.
Menurutnya, momen Lebaran dapat membuat seorang anak mengalami perubahan pola kehidupan sehari-hari yang dapat membuat gangguan pada saluran cerna terjadi.
"Biasanya pola di rumah, rutin, sudah teratur anak itu. Tidur jam berapa, bangun jam berapa, mandi, sarapan, snack itu sudah diatur sedemikian rupa dan anak itu sudah established," kata Muzal.
"Tiba-tiba terjadi gangguan polanya, perubahan. Mungkin kalau ke luar kota, nginep, mudik. Itu (gangguan cerna) pasti terjadi," tambahnya.
Faktor Pemicu Gangguan Saluran Cerna
Terlebih masih ada sederet faktor lainnya yang ikut mempengaruhi. Seperti kelelahan, stres, penurunan imunitas, makan yang tidak teratur, hingga kurang tidur.
"Lebaran itu suka kelelahan. Apalagi kalau mudik pakai kendaraan mobil yang saat ini macet, itu pada anak suka terjadi kelelahan," kata Muzal.
"Stres juga terjadi karena ada perubahan pola. Nginep di tempat yang berbeda itu sudah bisa menimbulkan stres pada anak," Muzal menuturkan.
Akibatnya, penurunan imunitas pun bisa ikut terjadi. Belum lagi jika bertemu dengan orang banyak yang tidak dapat diketahui kondisi kesehatannya secara pasti.
Dalam kesempatan yang sama, Muzal juga membahas terkait diare pada anak. Dalam istilah medis, diare terbagi menjadi tiga yakni diare akut, diare persisten, dan disentri.
Namun diare yang paling sering terjadi pada anak pasca Lebaran adalah diare akut yang mana terjadi dalam kurun waktu kurang dari 14 hari.
"Jadi kalau (buang air besar) lebih dari tiga kali, itu dikatakan diare. Harus dilihat juga kalau rutin tiga kali, kalau bentuknya normal, itu bisa tidak dikatakan diare," tandas Muzal.
Reporter: Diviya AgathaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Virus yang menyerang berhubungan dengan hati dan usus.
Baca SelengkapnyaKondisi anak tiba-tiba muntah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Baca SelengkapnyaOrang tua sering kali merasa panik ketika melihat anak mereka muntah darah, tetapi penting untuk tetap tenang dan segera mencari bantuan medis.
Baca SelengkapnyaMengatasi mual dan muntah pada anak bisa menggunakan bahan-bahan alami.
Baca SelengkapnyaSakit perut melilit pada anak adalah keluhan yang sering dialami dan bisa menjadi tanda dari berbagai masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaMuntaber jika tidak ditangani dengan segera bisa membahayakan nyawa si kecil. Penting melakukan pertolongan pertama demi menghindari masalah serius.
Baca SelengkapnyaMuntah dan gumoh sering dianggap hal yang sama pada bayi, padahal terdapat perbedaan di antara keduanya.
Baca SelengkapnyaMeskipun gejalanya sering kali mirip dengan penyakit lain yang lebih umum, penting untuk mengetahui tanda-tanda spesifik yang mungkin mengindikasikan tumor otak
Baca SelengkapnyaLalu bagaimana dengan meminta anak meminum air putih?
Baca Selengkapnyagejala keracunan makanan pada anak meliputi mual, muntah, diare, demam, sakit perut, dan mungkin juga dehidrasi.
Baca SelengkapnyaTerjadinya infeksi saluran kemih pada anak perlu disadari orangtua dengan cepat untuk mencegahnya jadi parah.
Baca SelengkapnyaDokter spesialis anak konsultan nefrologi anak Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita dr. Ina Zarlina Sp.A(K) mengatakan ada beberapa tanda yang bisa dikenali
Baca Selengkapnya