WHO: Dunia Harus Lebih Tangguh, Covid-19 Bukan Pandemi Terakhir
Merdeka.com - WHO melalui Direktur Jenderalnya, Tedros Adhanom Ghebreyesus memperingatkan bahwa pandemi COVID-19 tidak akan menjadi pandemi terakhir yang bakal dihadapi oleh masyarakat secara global.
Pernyataan ini disampaikan Tedros dalam pesan video WHO, dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Epidemi Internasional pertama, yang ditetapkan pada 27 Desember 2020.
"Sejarah mengatakan pada kita bahwa ini tidak akan jadi pandemi yang terakhir, dan epidemi adalah fakta kehidupan," kata Tedros, dikutip dari video di Youtube World Health Organization pada Senin (28/12/2020).
-
Siapa yang memimpin Satgas Penanganan Covid-19? Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Presiden Jokowi menugaskan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi komando dalam sektor penanganan kesehatan. Lalu dibentuklah Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Pandemi Covid-19.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kapan Hari Pencegahan Genosida Internasional? Setiap 9 Desember, dunia memperingati hari yang begitu penting untuk kedamaian dunia, Hari Pencegahan Genosida Internasional.
-
Siapa yang pertama kali mencetuskan Hari AIDS Sedunia? Peringatan Hari AIDS Sedunia diketahui dicetuskan pertama kali oleh James W. Bunn dan Thomas Netter pada tahun 1987 lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Tedros mengatakan bahwa setahun yang lalu, masyarakat benar-benar tidak paham mengenai COVID-19. Namun menurutnya dalam 12 bulan, dunia benar-benar berubah.
"Dampak dari pandemi sudah jauh dari penyakit itu sendiri, dengan konsekuensi yang jauh pada masyarakat dan ekonomi," katanya.
Menurut Tedros, hal ini harusnya tidak lagi mengagetkan. Ia mengatakan, selama bertahun-tahun, ada banyak ulasan, laporan, dan rekomendasi yang sama-sama mengatakan: "Dunia ini tidak siap untuk pandemi."
Tedros mengatakan, semua harus belajar bahwa pandemi mengajarkan kita beberapa hal.
"Pertama, semua negara harus berinvestasi pada kesiapan kapasitas untuk mencegah, mendeteksi, dan memitigasi kedaruratan dari semua, baik itu epidemi yang terjadi secara alami atau kejadian yang disengaja."
Ia menyebut, fasilitas kesehatan primer yang kuat adalah sesuatu yang penting sebagai dasar dari cakupan kesehatan semesta, serta sebagai "mata dan telinga" dari segala sistem kesehatan.
Kedua, kesiapsiagaan juga bukan hanya dari sisi kesehatan. Tedros mengatakan bahwa dibutuhkan pendekatan dari seluruh pemerintah dan masyarakat.
Ketiga, Tedros juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan One Health sebagai bagian penting dalam keterkaitan antara kesehatan manusia, hewan, dan planet.
"Dengan investasi di kesehatan masyarakat, didukung oleh seluruh pemerintah, seluruh masyarakat, dan pendekatan One Health, kita bisa memastikan anak-anak kita dan anak-anak mereka, mewarisi dunia yang lebih aman dan lebih tangguh."
Mengutip UN News, Hari Kesiapsiagaan Epidemi Internasional ditetapkan oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk mengadvokasi pentingnya pencegahan, kesiapsiagaan, serta kemitraan dalam melawan pandemi.
Peringatan ini jatuh pada tanggal lahir Louis Pasteur, seorang ahli kimia dan mikrobiologi Prancis, yang memiliki terobosan di bidang vaksinasi.
Sumber: Liputan6.comReporter: Giovani Dio Prasasti (mdk/dzm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaAhli epidemiologi molekuler membuat heboh dengan pernyataan muncul gelombang pandemi 2.0.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani mengingatkan Pemerintah akan pentingnya kesiapan dalam menghadapi potensi pandemi yang mungkin terjadi di masa depan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meneken Perpres ini 4 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaWHO menaikkan status Mpox menjadi darurat kesehatan pada 14 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, untuk menghadapi krisis global dibutuhkan kekompakan dan solidaritas antarnegara.
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca Selengkapnya