Curhat Djadjang Nurdjaman soal Sepak Bola Gajah di Galatama dan Zaman Susah di Persib
Merdeka.com - Bola.com, Jakarta - Kompetisi Galatama di tahun 1980an diakui eks pemain Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman, banyak kejadian sepak bola gajah serta kasus suap. Meski demikian, pria yang akrab disapa Djanur ini tetap bertahan di tim yang berkompetisi di Galatama.
"Memang banyak sepak bola gajah, suap sana sini tapi saya masih bertahan di Galatama dan saya keluar dari Mercu Buana Medan karena memang timnya bubar setelah tidak ada Galatama," jelas Djanur dalam channel YouTube Jurnal Opah.
Selama bermain di Galatama, Djanur mengaku sempat mengajak rekan-rekannya yang ada di Persib untuk bergabung seperti Dede Iskandar dan Yusuf Bachtiar. "Tapi mereka tidak mau, mungkin mereka memilih kerja," cetus Djanur.
-
Apa alasan Donnarumma mengeluh kepada wasit? 'Saya belum siap. Sarung tangan saya belum terpasang, jadi saya meminta wasit untuk menunggu dan memastikan bahwa saya siap, seperti yang biasanya dilakukan oleh para wasit,' kata Donnarumma, seperti yang dilaporkan oleh Football Italia. 'Namun, pada saat yang bersamaan, itu adalah bola kami. Kami tidak cukup bijaksana untuk menunggu sebentar.'
-
Kenapa Ganjar heran? 'Kalau MK-nya juga kena, terus kemudian KPU-nya kena etika, apa yang kemudian kita bisa banggakan pada rakyat di proses Pemilu ini?,' heran Ganjar menandasi.
-
Bagaimana situasi Pratama Arhan di klub? Sejak meninggalkan PSIS Semarang, Pratama Arhan memang mengalami kesulitan untuk mendapatkan waktu bermain. Ia terlihat terasing di Tokyo Verdy dan sekarang di Suwon FC.
-
Apa yang membuat penggemar timnas cemas? Proses naturalisasi yang rumit dan penantian untuk Paes sempat membuat para penggemar merasa cemas.
-
Siapa pelatih Persib Bandung? 'Kemenangan yang bagus, tiga poin yang bagus dan clean sheet,' ungkap Bojan Hodak setelah pertandingan.
-
Apa yang dikeluhkan nelayan Indramayu kepada Ganjar? Mereka mengeluh harus menyetor uang keamanan kepada preman.
Diakui Djanur, ketertarikannya bermain di Galatama karena memang sudah ada uangnya, berbeda dengan Perserikatan tidak mendapat apa-apa.
"Tapi setelah membawa Persib juara tahun 1986, saya mendapat pekerjaan jadi pegawai di salah satu BUMN di PLN. Itu lebih menenangkan secara pribadi dan keluarga," seloroh Djanur.
Keluar dari Mercu Buana Medan, Djanur memang kembali ke Bandung dan mendapat tawaran balik lagi ke Persib Bandung pada tahun 1985 sampai akhir karirnya sebagai pemain di Persib dan membawa juara pada tahun 1986 dan 1990.
"Selama di Persib saya selalu jadi pemain utama, termasuk saat di Brunai saya main juga," tutur Djanur yang juga pernah membawa Persib juara dengan posisi sebagai pelatih pada tahun 2014.
Djanur mengaku kembali ke Persib Bandung karena mendapat panggilan langsung dari pelatihnya saat itu Nandar Iskandar dan manajernya almarhum Yayat Ruhiyat.
Sempat Kontrak Rumah dalam Gang
Kembali ke Bandung, Djanur harus berjuang kembali untuk meniti karirnya sebagai pemain sepak bola walau sampai di Bandung belum memiliki rumah pribadi sendiri dan harus mengontrak rumah di sebuah gang di sekitar Jalan Gurame, Kota Bandung.
"Tapi saya patut bersyukur juga karena yang mengontrakan rumah dalam gang itu pengurus Persib. Jadi saya harus bersyukur karena memang saya dibutuhkan dan karena tahu kemampuan saya," ujar Djanur.
"Jujur saja waktu itu Galatama levelnya ada di atas, sehingga saya lebih percaya diri saat bergabung dengan Persib yang sudah masuk final dua kali dan saya langsung pilihan utama siapapun pelatihnya," ungkap Djanur.
Padahal saat itu posisi Djanur di Persib sudah ada Kosasih dan Wawan Kurniawan, juga Dede Rosadi. "Tapi boleh dikatakan kemampuannya tidak jauh berbeda dan saya tidak pernah tergusur, mungkin karena pelatih yang lebih tahu dengan kemampuan saya di winger baik kiri atau kanan, dan saya punya kecepatan," ungkap Djanur.
Video
(mdk/)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mendapat pertanyaan dari Gibran Rakabuming Raka terkait SGIE.
Baca SelengkapnyaGanjar juga menilai apa yang dipertanyakan Gibran dalam debat tidak substantif.
Baca SelengkapnyaGanjar menilai Gibran sebagai sosok anak muda kreatif.
Baca SelengkapnyaDalam debat, Gibran sempat bertanya ke Mahfud Md seputar regulasi penyimpanan dan penangkapan karbon, atau Carbon Capture Storage (CCS).
Baca SelengkapnyaGanjar menegaskan masih menghormati Jokowi dan Gibran meski berbeda pilihan.
Baca SelengkapnyaCak Imin mengaku tak paham dan belum pernah mendengar kalimat tersebut. Gibran sempat meminta maaf karena memberi pertanyaan agak sulit.
Baca SelengkapnyaCapres Ganjar berjanji akan membawa amanah jika menjadi presiden
Baca SelengkapnyaHabiburokhman mengatakan, pihak yang ingin adu domba Gerindra tak akan pernah berhasil.
Baca SelengkapnyaNusron menyebut hal itu sebagai analisa yang mengada-ada yang mencoba memebenturkan Prabowo dan Jokowi.
Baca SelengkapnyaNusron mengatakan ada cawapres yang justru tidak paham dan malah menyebut pertanyaan ecek-ecek.
Baca SelengkapnyaPernyataan Ganjar itu pun sontak mengundang tawa dari para peserta Rakorpimnas Inkindo.
Baca SelengkapnyaTak hanya itu, dia pun menyinggung soal Gibran yang menyebut nama Wakil Ketua Timnas AMIN Thomas Trikasih Lembong.
Baca Selengkapnya