Daftar 5 Pelatih yang Pernah Berselisih dengan Pep Guardiola, Siapa Saja?
Pep Guardiola diakui sebagai pelatih yang memiliki sifat tenang. Meski demikian, sepanjang kariernya, ia pernah mengalami perselisihan dengan pelatih lainnya.
Pep Guardiola dikenal sebagai pelatih yang memiliki sikap tenang. Namun, sepanjang perjalanan kariernya, ia juga pernah terlibat dalam beberapa konflik dengan pelatih lain. Sebagai pelatih Manchester City, Guardiola telah mengumpulkan 12 gelar liga sejak memulai karier kepelatihannya pada tahun 2007. Prestasi tersebut menjadikannya salah satu pelatih terkemuka dalam sejarah sepak bola.
Meskipun ia dikenal dengan gaya kepemimpinan yang tenang, beberapa rival telah menambah drama dalam perjalanan kariernya. Pada artikel ini, kita akan membahas lima manajer yang pernah berseteru dengan Guardiola selama bertahun-tahun. Konflik yang terjadi tidak hanya berlangsung di lapangan, tetapi juga sering kali menciptakan ketegangan di luar pertandingan. Dari rivalitas yang sengit hingga komentar terbuka, mari kita telusuri siapa saja manajer yang terlibat dalam perselisihan dengan Pep Guardiola.
Mulai dari Jose Mourinho yang terkenal dengan pertikaian mereka di Spanyol, hingga Diego Simeone yang sering beradu pendapat dengan Guardiola, perselisihan ini memberikan warna tersendiri dalam dunia sepak bola. Konflik-konflik ini tidak hanya menarik perhatian penggemar, tetapi juga memengaruhi dinamika tim dan performa masing-masing pelatih. Siapa saja manajer yang pernah berseteru dengan Guardiola, dan bagaimana perselisihan mereka mempengaruhi karier masing-masing? Mari kita simak lebih lanjut di bawah ini.
Jose Mourinho
Persaingan antara Jose Mourinho dan Pep Guardiola sangat intens, terutama ketika keduanya berkarier di Spanyol. Mourinho yang saat itu membela Real Madrid berhadapan langsung dengan Guardiola yang melatih Barcelona. Ketegangan di antara mereka mencapai puncaknya pada semifinal Liga Champions 2010-11, ketika Barcelona berhasil mengalahkan Madrid.
Dalam momen tersebut, Mourinho mengklaim bahwa Guardiola tidak meraih gelar dengan cara yang 'bersih' dan mengkritik UEFA terkait keputusan-keputusan yang dianggapnya kontroversial. Hingga saat ini, kedua pelatih masih sering terlibat dalam sindiran satu sama lain. Baru-baru ini, Guardiola menyatakan bahwa dirinya 'mirip' dengan Mourinho setelah timnya, Manchester City, mengalami kekalahan dari Liverpool. Mourinho pun merespons dengan menekankan pentingnya meraih kemenangan secara jujur dan adil.
Sergio Conceicao
Sergio Conceicao pernah terlibat perseteruan dengan Pep Guardiola di ajang Liga Champions pada tahun 2020. Dalam insiden tersebut, Guardiola terlihat sangat aktif di pinggir lapangan, dan perilakunya mendapat kritik tajam dari Conceicao. Menurut Conceicao, Guardiola sering kali menekan wasit dan berbicara dengan nada merendahkan kepada para pemain lawan.
Ia juga menuduh Guardiola menggunakan bahasa yang tidak pantas mengenai negaranya. Di sisi lain, Guardiola membantah semua tuduhan tersebut dan merasa bahwa timnya tidak melakukan kesalahan. Ia menegaskan bahwa Manchester City bukanlah tim yang dikenal suka menekan wasit atau melakukan kecurangan dalam pertandingan.
Paul Cook
Paul Cook dan Pep Guardiola terlibat dalam sebuah konflik setelah Fabian Delph menerima kartu merah langsung pada babak pertama pertandingan FA Cup antara Wigan Athletic dan Manchester City. Insiden tersebut memicu perdebatan yang berlangsung di lorong stadion setelah pertandingan, di mana keduanya saling berargumen dengan intens.
Meskipun pertandingan telah berakhir, Guardiola masih menunjukkan kemarahan. Ketegangan yang terjadi antara mereka berujung pada perlunya pihak keamanan untuk memisahkan kedua pelatih. Usai laga, Guardiola berusaha menenangkan suasana yang tegang. Cook, di sisi lain, mengungkapkan bahwa tidak ada masalah pribadi antara dirinya dan Guardiola setelah Wigan berhasil meraih kemenangan 1-0.
Diego Simeone
Setelah laga perempat final Liga Champions 2022 antara Manchester City dan Atletico Madrid, Guardiola memberikan kritik terhadap strategi pertahanan yang diterapkan oleh Diego Simeone, yang dianggapnya sudah ketinggalan zaman. Ia menyatakan bahwa Simeone mengatur timnya dengan dua garis berisi lima pemain, yang membuatnya sulit untuk ditembus.
Komentar Guardiola tersebut ternyata tidak disambut baik oleh beberapa pemain Atletico. Meskipun demikian, Simeone memilih untuk tidak terpengaruh oleh kritik tersebut dan lebih memilih untuk memahami gaya permainan lawan. Ia juga menekankan pentingnya saling menghormati antar pelatih, meskipun terdapat perbedaan dalam filosofi permainan. Simeone berpendapat, "Setiap pelatih memiliki pendekatan sendiri yang layak dihormati."
Rafael Benitez
Pada bulan Desember 2017, setelah Manchester City berhasil mengalahkan Newcastle dengan skor 1-0 di markas mereka, Guardiola mengeluarkan komentar yang menyindir strategi yang diterapkan oleh Rafael Benitez. Ia mengungkapkan kritiknya dengan menyatakan bahwa tim lawan akan kesulitan untuk bermain ketika mereka tidak memiliki keinginan untuk melakukannya.
Menanggapi sindiran tersebut, Benitez membela pendekatan taktisnya dan menjelaskan bahwa menghadapi Manchester City memerlukan kewaspadaan tinggi terhadap kekuatan permainan mereka. Ia menekankan bahwa meskipun situasi yang dihadapi sulit, timnya berhasil bertahan hingga peluit akhir berbunyi. Benitez juga menegaskan bahwa para penggemar Newcastle sangat memahami pentingnya strategi tersebut demi menghadapi tim sekuat Manchester City.
"Bermain melawan Manchester City mengharuskan mereka untuk waspada terhadap cara bermain City yang sangat kuat," tambah Benitez.
Sumber: Planet Football