Evolusi Home Base Persija Jakarta: Dari Nomaden hingga ke JIS
Perjalanan Persija Jakarta mencari home base mencerminkan dinamika sepak bola Indonesia, kini berlabuh di Jakarta International Stadium.

Persija Jakarta, memiliki perjalanan panjang dalam mencari home base atau 'kandang' yang tetap untuk digunakan dalam pertandingan tuan rumah. Dari Stadion Menteng yang penuh kenangan, ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), hingga akhirnya berlabuh di Jakarta International Stadium (JIS).
Awalnya, Persija, seperti banyak klub lain, berstatus nomaden, berpindah-pindah stadion sesuai ketersediaan. Namun, dengan perkembangan waktu dan meningkatnya popularitas, kebutuhan akan stadion tetap yang representatif semakin mendesak.
Kini, JIS secara resmi menjadi home base Persija Jakarta, ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan PT Persija Jaya Jakarta pada 20 Februari 2025.
Jakarta International Stadium (JIS), yang memiliki kapasitas 82.000 penonton dan memenuhi standar internasional, memberikan Persija markas yang memadai dan modern. Keputusan ini disambut positif oleh Jakmania, suporter setia Persija, yang berjanji untuk menjaga dan merawat stadion kebanggaan mereka.
Stadion Menteng: Kandang Bersejarah yang Hilang
Persija Jakarta didirikan pada 28 November 1928 dengan nama Voetbalbond Indonesische Jacatra (VIJ). Stadion Menteng, yang dibangun pada 1921, menjadi markas utama Persija sejak era VIJ hingga awal 2000-an.
Stadion ini menjadi saksi kejayaan Persija di era perserikatan, termasuk saat meraih gelar juara pada 1931, 1933, 1934, 1938, dan 1954. Namun, pada tahun 2006, Stadion Menteng harus dibongkar untuk dijadikan Ruang Terbuka Hijau. Keputusan ini memaksa Persija mencari home base baru, yang akhirnya membawa mereka ke Stadion Lebak Bulus.
Stadion Lebak Bulus: Markas Sementara yang Penuh Kenangan
Setelah kehilangan Stadion Menteng, Macan Kemayoran menggunakan Stadion Lebak Bulus sebagai home base. Stadion yang berkapasitas sekitar 12.000 penonton ini menjadi rumah bagi Persija selama beberapa tahun. Namun, kapasitasnya yang kecil sering kali membuat Persija harus mencari alternatif stadion yang lebih besar untuk pertandingan besar.
Nasib Stadion Lebak Bulus pun berakhir tragis pada tahun 2013 ketika stadion ini dibongkar untuk pembangunan Depo Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. Persija pun kembali harus mencari kandang baru.
SUGBK: Stadion Besar, Tapi Tanpa Identitas Khas Persija
Setelah kehilangan dua home base sebelumnya, Persija mulai menggunakan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebagai markas utama mereka. Kapasitas stadion yang mencapai lebih dari 80.000 penonton menjadi keuntungan besar bagi Persija, terutama dalam pertandingan besar seperti laga klasik melawan Persib Bandung.
Akan tetapi, penggunaan SUGBK sebagai kandang Persija tidak selalu berjalan mulus. Persija harus berbagi stadion dengan berbagai acara nasional, termasuk konser dan kegiatan politik. Hal ini menyebabkan Macan Kemayoran sering kali harus berpindah kandang ke stadion lain, seperti Stadion Patriot Candrabhaga di Bekasi, Stadion Pakansari Bogor hingga Stadion Wibawa Mukti di Cikarang.
Jakarta International Stadium: Akhir dari Perjalanan Nomaden
Setelah bertahun-tahun mencari home base permanen, Persija akhirnya mendapatkan rumah baru di Jakarta International Stadium (JIS). Stadion yang berlokasi di Tanjung Priok ini mulai dibangun pada tahun 2019 dan diresmikan pada 2022. Dengan kapasitas sekitar 82.000 penonton, JIS menjadi stadion terbesar di Indonesia yang dibangun khusus untuk sepak bola.
JIS menawarkan fasilitas modern yang setara dengan stadion-stadion top dunia. Menggunakan rumput hybrid yang sesuai standar FIFA, memiliki atap tertutup, serta fasilitas ruang ganti yang mewah, JIS menjadi kebanggaan baru bagi Persija dan Jakmania. Setelah bertahun-tahun berpindah-pindah, Persija akhirnya menemukan rumah sejati di JIS.
Kerja Sama Strategis dan Masa Depan Persija
Dengan penandatanganan MoU, Persija dapat bermain secara konsisten di JIS. Kesepakatan ini meliputi kerja sama strategis dalam pengelolaan dan branding JIS sebagai rumah Macan Kemayoran, termasuk menjadikannya pusat aktivitas sepak bola dan komunitas Persija.
Kerja sama ini juga membuka peluang bagi kedua belah pihak untuk mengembangkan berbagai potensi bisnis, mulai dari pengembangan ekosistem komersial stadion, merchandise, sponsorship, hingga aktivasi brand untuk mengoptimalkan pemanfaatan JIS sebagai pusat kegiatan olahraga Jakarta.