Stadion Gelora 10 November, Saksi Bisu Perkembangan Sepak Bola Surabaya sejak Era Kolonial
Banyak momen bersejarah sepak bola di Surabaya yang terjadi di stadion legendaris ini.

Sepak bola di Indonesia sudah mulai berkembang sejak masa kolonial Belanda. Kala itu, perserikatan sepak bola di beberapa daerah besar masih menggunakan bahasa Belanda dalam penamaannya.
Keberadaan stadion tentunya juga tidak ketinggalan sebagai saksi bisu berkembangnya sepakbola kala itu. Salah satu stadion legendaris ini berada di Jalan Tambaksari, Surabaya yang bernama Stadion Gelora 10 November atau sekarang yang dikenal dengan nama Lapangan Tambaksari.
Banyak momen bersejarah sepak bola di Surabaya yang terjadi di stadion legendaris ini. Ada pula berbagai kegiatan dan aktivitas yang melibatkan masyarakat dalam menggelorakan semangat mempertahankan kemerdekaan RI.
Dengan desain kotak yang mengikuti pola dari lapangan sepakbola itu sendiri, Stadion Gelora 10 November ini juga pernah menjadi tempat perhelatan laga-laga besar yang melibatkan klub-klub raksasa Eropa.
Sejarah Berdiri

Dihimpun dari kanal Liputan6.com dan berbagai sumber lainnya, pada tahun 1932 semangat pemuda Surabaya dalam dunia sepak bola semakin besar. Kemudian muncul beberapa klub sepak bola di kota ini, salah satunya Soerabaische Kantoor Voetbalbond (SKVB) yang berada di Embong Malang Nomor 65.
SKVB ini kemudian membawahi beberapa klub-klub Surabaya lainnya seperti Soerabaische Voetbal (SV) Aniem, SV Douane, SV Factorij, SV Handelsbank, SV Internatio, dan SV Marine Kazerne Goebeng. Kemudian ada Soerabaische Voetbal Bond (SVB) yang berlokasi di Kambodjastraat Nomor 4 ini membawahi Ajax di Van Hoornstraat 1, Annaser di Panggoengstraat Nomor 32, Excelsior di Embong Kenongo, dan lain sebagainya.
Selain itu masih ada lagi perkumpulan sepak bola lainnya yaitu Nederlandsch Indisch Voetbal (NIVB) yang dipelopori oleh koran olahraga mingguan bernama d’Orient. Kantor Koran tersebut ada di Simpangpark.
Pada tahun 1954, konstruksi bangunan di stadion ini telah diresmikan oleh Walikota Surabaya saat itu. Namanya berubah menjadi Stadion Tambaksari pada tahun 1969.
Saksi Melawan Kolonial

Pada tahun 1932 Stadion 10 November ini menjadi lokasi gerakan politik. Lapangan ini menjadi tempat terbentuknya rasa kebersamaan tanpa membedakan suku, agama, ras, dan juga golongan.
Pada saat itu, atas nama persatuan dan persamaan, mereka memiliki satu tujuan yaitu melawan musuh bersama, kembalinya bangsa kolonial ke Surabaya.
Setelah itu, Lapangan 10 November dan Lapangan Pasarturi menjadi tempat rapat raksasa yang dihadiri masyarakat beserta pemimpinnya untuk berorasi serta bertekad bersama untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Rapat tersebut diadakan pada 13 september 1945 sedangkan rapat di Lapangan Pasarturi berlangsung pada 17 September 1945. Kedua peristiwa ini menjadi bahan bakar semangat masyrakat dalam melawan kolonial.
Laga-laga Bersejarah
Selain menjadi tempat perjuangan, stadion ini cukup langka di Indonesia karena desainnya yang bermodel khusus untuk sepak bola, bentuk bangunannya persegi panjang mengikuti lapangannya.
Di Stadion 10 November banyak pertandingan besar nan bersejarah, salah satunya ketika Niac Mitra menghadapi tim raksasa Inggris yaitu Arsenal pada 16 Juni 1983. Dikutip dari bola.net, Persebaya juga pernah melakukan pertandingan melawan PSV Eindhoven di stadion ini pada tahun 1996.