Media Belanda Soroti Banyaknya Kritik kepada Patrick Kluivert Calon Pelatih Timnas Indonesia
Kabar mengenai penunjukan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia tidak hanya mengguncang Tanah Air, tetapi juga menjadi perhatian di Belanda.
Berita tentang pengangkatan Patrick Kluivert sebagai pelatih Timnas Indonesia tidak hanya mengguncang masyarakat di Indonesia, tetapi juga menarik perhatian di Belanda. Di Negeri Kincir Angin, hype yang sama juga mewarnai pemberitaan seputar Kluivert.
Terdapat isu kuat bahwa Kluivert akan menggantikan posisi Shin Tae-yong yang dipecat oleh PSSI. Erick Thohir mengonfirmasi pemecatan tersebut pada Senin (7/1/2025) siang WIB. Meskipun saat itu Erick tidak menyebutkan nama pelatih pengganti secara jelas, informasi mengenai Kluivert muncul setelah konferensi pers berakhir.
Beberapa jam setelah pernyataan Erick, Fabrizio Romano, seorang pakar transfer terkenal, menyampaikan bahwa Kluivert akan resmi menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia pada 12 Januari 2025. Kabar ini tentu saja menimbulkan reaksi dari para penggemar Timnas Indonesia yang merasa kecewa dengan pemecatan Shin Tae-yong.
Mereka langsung menyuarakan ketidakpuasan, merasa bahwa Patrick Kluivert bukanlah pilihan yang tepat untuk memimpin tim nasional. Reaksi ini menunjukkan betapa besar harapan dan perhatian yang diberikan oleh para penggemar terhadap masa depan Timnas Indonesia.
Media Belanda memberikan sorotan
Media asal Belanda, Voetbal Primeur, mengamati reaksi netizen Indonesia terhadap isu penunjukan Patrick Kluivert. Mereka terkejut melihat banyaknya orang yang merasa kecewa dengan keputusan tersebut.
"Penunjukan Patrick Kluivert yang akan datang sebagai pelatih nasional Indonesia disambut dengan banyak skeptisisme di negara Asia. Sudah banyak kritik di media sosial," tulis Voetbal Primeur.
Di Indonesia yang sangat menggemari sepak bola, berita mengenai Kluivert seolah meledak seperti bom, namun bukan dalam konteks yang positif. Reaksi negatif pun mengalir deras terhadap unggahan di Instagram Voetbal Primeur.
Penunjukan Kluivert dianggap sebagai langkah mundur, dan latar belakangnya yang penuh kontroversi sering kali menjadi sorotan. Hal ini menunjukkan bahwa harapan publik terhadap pelatih baru sangat tinggi, dan mereka menginginkan sosok yang dapat membawa perubahan positif bagi tim nasional.
Skandal Kluivert
Tahun lalu, Kluivert mengalami pemerasan oleh sebuah sindikat perjudian, di mana mantan pemain tim nasional Belanda itu dilaporkan memiliki utang lebih dari satu juta euro.
"Seorang penjudi dengan utang yang bekerja di negara di mana orang-orang sangat menyukai perjudian: kombinasi yang mematikan," adalah salah satu komentar yang muncul. "Pilihan buruk," ungkap yang lain.
Selain itu, ada juga yang mempertanyakan, "Ini bukan kandidat yang meyakinkan. Berdasarkan apa Kluivert dipilih?"
Menurut informasi yang dilansir oleh surat kabar Belanda De Volkskrant, utang Kluivert mulai menumpuk pada tahun 2011 dan 2012, saat ia menjabat sebagai pelatih tim cadangan di FC Twente.
Pada waktu itu, tidak ada larangan bagi pelatih untuk bertaruh pada pertandingan klub yang mereka latih. Meskipun demikian, Kluivert tidak sedang dalam penyelidikan terkait pengaturan pertandingan, dan sebagian besar utangnya telah dilunasi.
Pengacara Kluivert, Gerard Spong, menegaskan bahwa investigasi yang sedang berlangsung lebih berkaitan dengan geng kriminal yang terlibat, bukan dengan kliennya.
Spong juga menyebut Kluivert sebagai "korban," menekankan bahwa situasi yang dihadapi kliennya bukanlah hasil dari tindakan yang disengaja, melainkan akibat dari kondisi yang sangat sulit.
Karier Kluivert
Kluivert, yang dikenal sebagai bagian dari Generasi Emas Ajax, mulai mencuri perhatian publik pada tahun 1995 saat ia berhasil mencetak gol penentu kemenangan di final Liga Champions pada usia yang masih sangat muda, yaitu 18 tahun. Setelah itu, ia menunjukkan performa yang mengesankan saat membela Barcelona, serta sempat bermain untuk AC Milan dan Newcastle United.
Pada tahun 2008, Kluivert mengakhiri karier bermainnya dan memilih untuk terjun ke dunia kepelatihan. Ia memulai perannya sebagai asisten pelatih di AZ Alkmaar. Sejak tahun 2016, pria berusia 40 tahun ini bergabung dengan PSG, di mana ia berfungsi sebagai salah satu juru bicara utama tim dalam media. Di sisi lain, anaknya, Justin Kluivert, masih menetap di Belanda dan kini menjadi salah satu talenta muda yang menjanjikan di Ajax.
Sumber: Voetbal Primeur, De Volkskrant