Mengenang Penampilan Ciamik PSIS pada Liga Indonesia 2006: Trofi Juara Diterkam Macan Putih
Merdeka.com - Bola.com, Jakarta - PSIS Semarang merupakan wakil Jawa Tengah yang cukup diperhitungkan setiap musim. Termasuk di ajang BRI Liga 1 2021/2022 saat ini, meski baru berjalan tiga pekan, PSIS memuncaki klasemen sementara.
PSIS Semarang bersanding dengan Bhayangkara FC, Bali United, dan Persib Bandung sama-sama di posisi teratas dengan nilai tujuh. Namun PSIS lebih berhak di peringkat paling atas karena ungguli selisih gol.
Berbicara prestasi, PSIS sudah dua gelar juara kasta tertinggi sudah diraih Mahesa Jenar yakni pada tahun 1987 dan 1999. Dua gelar itu menjadi bukti PSIS adalah satu diantara tim besar, meski pada awal musim belum begitu superior.
-
Apa yang dilakukan PSIS Semarang untuk persiapan Liga 1? Klub-klub kasta tertinggi di Indonesia bersiap diri menyambut jalannya kompetisi BRI Liga 1 2023/2024 Mereka mengadakan serangkaian pertandingan uji coba sesama peserta liga Berbeda dengan klub PSIS Semarang, mereka mengadakan uji coba dengan klub asal Kamboja, Phnom Penh Crown Uji coba itu juga dibarengi dengan acara launching klub untuk musim 2023/2024.
-
Mengapa PSBS Biak main di BRI Liga I? Selain PSBS Biak, terdapat juga Semen Padang dan Malut United yang juga berstatus sebagai tim promosi di Liga 1 tahun ini.
-
Dimana PSS Sleman main di BRI Liga 1? Hampir semua klub peserta BRI Liga 1 sudah bersiap diri untuk mengarungi jalannya musim kompetisi 2023/2024.
-
Kapan Semen Padang juara di Liga Prima? Semen Padang sempat menjadi jawara ketika bermain di Liga Prima Indonesia.
-
Apa julukan PSMS Medan? Persatuan Sepakbola Medan Sekitarnya atau disingkat PSMS Medan adalah klub yang berbasis di Medan, Sumatra Utara. Klub yang berjuluk “Ayam Kinantan“ ini telah berdiri pada tahun 1950.
-
Siapa saja pemain Timnas Indonesia yang berasal dari Liga 1? Saat ini sudah ada 12 pemain yang bergabung dengan Timnas Indonesia. Mereka berasal dari BRI Liga 1,' kata Sumardji saat dihubungi oleh Bola.net, Sabtu (31/8). 12 Pemain Sudah Berkumpul Sebanyak 12 pemain yang terlibat adalah Ernando Ari Sutaryadi, Muhammad Adi Satryo, Nadeo Argawinata, Rizky Ridho, Muhammad Ferarri, Wahyu Prasetyo, hingga Egy Maulana Vikri. Selain itu, terdapat pemain BRI Liga 1 lainnya yang juga telah berlatih bersama Timnas Indonesia, yaitu Witan Sulaeman, Ricky Kambuaya, Ramadhan Sananta, Dimas Drajad, dan Hokky Caraka.
Pada tahun 1987, PSIS sukses merengkuh gelar juara Perserikatan, Sementara di tahun 1999, PSIS kembali menjuarai Liga Indonesia. Menariknya dua gelar juara PSIS didapat seluruhnya mengalahkan Persebaya Surabaya di partai final.
Tujuh tahun kemudian atau tepatnya musim 2006, PSIS nyaris menyegel gelar juara ketiganya sepanjang sejarah. Sayangnya pada laga final, PSIS harus mengakui kekalahan dari Persik Kediri.
Di musim itu, PSIS memiliki skuat yang cukup dahsyat. Dibesut pelatih senior Sutan Harhara dengan langsung membuat PSIS tampil impresif di setiap pertandingan, hingga melaju jauh ke partai puncak.
Sutan Harhara ditunjuk menggantikan Bambang Nurdiansyah yang mempersembahkan gelar juara ketiga pada musim 2005. Dengan skuat warisan Banur, PSIS dipoles dengan masuknya sejumlah pemain penuh potensi.
Sebelum mengarungi Liga Indonesia 2006, PSIS juga punya modal menduduki peringkat ketiga Piala Emas Bang Yos di Jakarta. Kemudian mampu membuktikan diri di kompetisi resmi mulai dari babak penyisihan grup hingga melaju ke final.
Bola.com memiliki ulasan menarik tentang kiprah PSIS Semarang pada musim 2006 yang hampir menjadi juara. PSIS cukup superior musim itu hingga sempat mendapat predikat the dream team karena bertabur bintang. Berikut ulasannya:
Skuad Mumpuni
I Komang Putra (No.1) bersama skuat PSIS Semarang. (Dok. Instagram)PSIS menyambut musim 2006 dengan serius. Skuad yang dibangun Sutan Harhara tidak banyak mengalami perubahan dari warisan Bambang Nurdiansyah. Sosok kiper dengan loyalitas tinggi, I Komang Putra menjadi pilihan pertama. Ia didampingi bpenjaga gawang senior Agus Murod.
Kepiawaian I Komang Putra sejak membawa PSIS juara pada musim 1999 belum menurun. Meski di musim 2006, IKP sudah berusia 34 tahun, jam terbang maupun kemampuannya membuat gawang Mahesa Jenar sepertinya aman terkendali.
Idrus Gunawan beroperasi sebagai bek kanan adalah penerus Agung Setyabudi di PSIS. Selain punya tanggung jawab mengawal sektor kanan, Idrus Gunawan juga cukup rajin membantu penyerangan.
Maman Abdurahman yang begitu kukuh ditempatkan di bek sentral berduet dengan bek jangkung asal Kamerun, Fofe Kamara. Rekan senegara Fofe, Zoubairou Garba oleh Sutan Harhara menempati bek kiri
Deretan pemain tengah PSIS kala itu juga tidak kalah kualitasnya. Dua gelandang senior Yaris Riyadi dan Suwita Pata mampu membimbing pemain muda seperti Modestus Setiawan, dan Muhammad Ridwan yang mencuri perhatian sebagai pemain berbakat yang pernah dimiliki PSIS.
Kekuatan PSIS bertambah dengan memiliki winger kiri seperti Harry Salisbury. Pemain yang memang memiliki spesialisasi kaki kiri ini menjadi kepingan tak terpisahkan di PSIS.
Lini tengah PSIS bertambah kuat dengan kehadiran duo gelandang asing. Gustavo Hernan Ortiz dari Argentina sebagai jenderal lapangan dan Miguel Angel Dominguez asal Paraguay. Keduanya punya peran yang hampir sama sebagai playmaker dan algojo bola mati.
Bergeser ke barisan penyerang, PSIS punya barisan penyerang yang membuat lawan gentar melihat nama-nama seperti Emanuel De Porras, Greg Nwokolo, Indriyanto Nugroho, Khusnul Yakin, Imral Usman. De Porras menjadi mesin gol PSIS pada musim keduanya dengan mencetak 10 gol bersama Ortiz.
Imral Usman dan Indriyanto Nugroho lebih berperan sebagai seorang supersub atau mengisi peran De Porras ketika berhalangan tampil. Potensi besar yang dimiliki Imral Usman maupun Indriyanto Nugroho, membuat lini depan PSIS seperti tidsk kekurangan ketajamannya..Belum lagi ditambah dengan adanya Khusnul Yakin sebagai produk asli PSIS.
Perjalanan di Kompetisi
PSIS - Agung Setyabudi, Bonggo Pribadi, Maman Abdurrahman, Idrus Gunawan (Bola.com/Adreanus Titus)Liga Indonesia musim 2006 diikuti oleh 28 klub peserta yang pada babak penyisihan dibagi dengan format dua wilayah..Putaran pertama dilaksanakan dari tanggal 14 Januari 2006 hingga 1 April 2006.
Putaran kedua dilaksanakan dari tanggal 8 April 2006 dan berakhir tanggal 24 Juni 2006. PSIS tergabung di wilayah barat bersama dengan Arema Malang, Persija Jakarta, Persekabpas Pasuruan, PSMS Medan, Persikota Tangerang, Persitara Jakarta Utara.
Sriwijaya FC, Persijap Jepara, Persita Tangerang, Semen Padang, Persib Bandung, PSDS Deli Serdang, dan PSIM Yogyakarta. PSIS mampu menyegel peringkat ketiga dengan nilai 44 di bawah Arema dan Persija. Tiket babak delapan babak delapan besar pun digenggam.
Di babak delapan besar dengan format grup diisi empat tim. PSIS tergabung di grup barat bersama Persik Kediri, Arema, dan Persiba Balikpapan yang dipusatkan di Stadion Manahan, Solo. PSIS yang sudah diasuh Bonggo Pribadi menggantikan Sutan Harhara, mampu bersaing.
Di laga pertama PSIS mampu menang 1-0 atas Arema lewat gol tunggal Gustavo Hernan Ortiz. Sayangnya di laga kedua mereka harus mengakui keunggulan Persik Kediri 1-3. PSIS memastikan lolos ke semifinal saat mengalahkan Persiba Balikpapan 1-0 di laga terakhir, lagi-lagi lewat gol Ortiz.
PSIS menemani Persik Kediri lolos ke semifinal dan bertemu Persekabpas Pasuruan, sementara Persik berjumpa Persmin Minahasa. PSIS berhasil mengalahkan Persekabpas lewat gol semata wayang Imral Usman dan memastikan tiket ke partai puncak.
PSIS kembali bertemu Persik yang mengandaskan perlawanan Persmin 3-1. Laga final kembali digelar di Stadion Manahan Solo, 30 Juli 2006. Stadion Manahan penuh sesak dipadati suporter kedua tim, namun mayoritas adalah para pendukung PSIS Semarang yang membirukan Solo.
Sepanjang 90 menit pertandingan berlangsung sengit dan kedua tim saling melakukan jual beli serangan, hingga laga harus ditentukan oleh babak perpanjangan waktu. Dewi Fortuna belum berpihak kepada PSIS, Cristian Gonzales menjadi penentu kemenangan Persik lewat golnya pada menit 107.
Posisi PSIS Semarang saat Ini
(mdk/)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelatih PSIS Semarang, Gilbert Agius, memberikan pernyataan singkat setelah timnya mengalami kekalahan dari Madura United.
Baca SelengkapnyaPSMS Medan merupakan klub sepakbola berbasis di Kota Medan yang berdiri pada tahun 1950.
Baca SelengkapnyaPersija berhasil meraih kemenangan 2-0 atas PSIS yang bermain dengan sembilan pemain dalam pertandingan BRI Liga 1 2024/2025.
Baca SelengkapnyaTimnas Indonesia tidak pernah kalah ketika memakai jersey putih-putih sejak Maret 2024
Baca SelengkapnyaJersey putih 'keramat' Timnas Indonesia kembali dipilih pada laga kontra Australia pada Selasa (10/10).
Baca SelengkapnyaSalah satu klub sepak bola yang usianya sudah tidak muda lagi ini sempat melahirkan pemain-pemain lokal andalan Timnas Indonesia tahun 1950-an.
Baca SelengkapnyaMomen bersejarah kemenangan Timnas Indonesia 7-0 atas Jepang di Merdeka Cup 1968, yang menjadi inspirasi bagi generasi sepak bola Indonesia hingga kini.
Baca SelengkapnyaCorak batik telah memasuki berbagai bidang, termasuk olahraga
Baca SelengkapnyaPanglima TNI duduk sebelahan dengan sahabatnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Baca SelengkapnyaPengakuan Kapolda Jabar Irjen Akhmad Wiyagus mendukung Persib Bandung.
Baca SelengkapnyaMemiliki postur pendek, Iswadi memiliki kelebihan dalam menggiring bola dan mampu jadi pemain yang produktif dalam mencetak gol.
Baca SelengkapnyaPerkembangan sepak bola di Indonesia sudah mulai terbentuk dari zaman kolonial. Namun, di era PSSI Timnas Indonesia pernah menorehkan sejarah emas.
Baca Selengkapnya