Tak Disangka, Fenomena Timnas Indonesia Ternyata jadi Bahasan Seru Netizen China, Korea Selatan, hingga Jepang
Performa Timnas Indonesia yang meningkat dalam empat tahun terakhir menjadi fenomena tersendiri.
Performa Timnas Indonesia yang semakin baik dalam empat tahun terakhir menjadi sorotan tersendiri. Di bawah kepemimpinan Shin Tae-yong dan dukungan PSSI melalui proyek naturalisasi, Skuad Garuda kini menjadi salah satu kekuatan terkuat di Asia. Di Indonesia, muncul istilah FOMO Timnas atau Fear of Missing Out, yang menunjukkan bahwa semakin banyak penggemar Timnas Indonesia dengan berbagai alasan. Generasi saat ini telah dimanjakan dengan gaya permainan counter attacking yang diterapkan Shin Tae-yong dan terbukti efektif.
Jika kita melihat ke belakang, Timnas Indonesia lebih sering memainkan sepak bola 'negatif', dengan mengandalkan long ball dan kecepatan para pemain. Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan pendekatan tersebut, tetapi penerapannya di lapangan sering kali kurang tepat, sehingga hasil yang didapat tidak memuaskan. "Berbeda dengan era akhir 1990-an atau awal 2000-an, permainan Timnas hanya asal tendang ke depan tanpa pola yang jelas. Saat Indra Sjafri mulai melatih, permainan mulai terlihat lebih baik, dengan Sjafri Ball dan era Evan Dimas, permainan menjadi lebih terarah dan enak untuk ditonton," ungkap seorang uwak saat berbincang di tengah obrolan kopi di kompleks tempat tinggal penulis.
"Namun, pada masa Firman Utina, Boaz Solossa, dan Bambang Pamungkas, permainan mereka juga sangat menarik, pakbro. Dulu, pemain kita cepat dan gesit; Andik larinya benar-benar kenceng," timpal rekannya.
Begitulah obrolan bapak-bapak yang tumbuh di era sebelum internet sepopuler sekarang, di mana teknologi belum secanggih saat ini. Mereka menyaksikan pertandingan Timnas Indonesia dengan detail, tanpa banyak distraksi, sehingga saat membahas pertandingan, diskusi yang terjadi tidak asal njeplak.
Variabel
Kembali ke pembahasan sebelumnya, dukungan terhadap Timnas Indonesia kini dapat datang dari berbagai kalangan. Jika dahulu mayoritas penggemar sepak bola di tanah air adalah laki-laki, saat ini jumlah penggemar wanita yang mencintai tim Merah Putih juga semakin banyak, bahkan mungkin melebihi. Berbagai alasan melatarbelakanginya. Ada yang benar-benar mengikuti perkembangan Timnas Indonesia dengan baik dan memahami permainan, sementara yang lainnya terpesona oleh wajah tampan para pemainnya.
Nathan Tjoe-A-On dan Rafael Struick mungkin menjadi dua sosok yang paling digemari oleh perempuan Indonesia. Selain itu, fenomena K-Pop yang dikenal sebagai Korean Wave tampaknya juga memberikan dampak yang besar. Shin Tae-yong, yang ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia pada tahun 2019, ternyata berkontribusi dalam meningkatnya dukungan terhadap Skuad Garuda. Istilah user avkor yang dulunya lebih dikenal untuk membahas hal-hal berhubungan dengan Kokoreaan kini juga memiliki tempat tersendiri dalam diskusi mengenai Timnas Indonesia. Ini merupakan fenomena yang unik dan jarang terjadi, sehingga layak dicatat dalam perkembangan sepak bola nasional.
Bagi para penggemar setia Timnas Indonesia yang telah lama mendukung perjuangan Merah Putih, fenomena ini memiliki makna tersendiri. Mereka, atau kita sebagai user lama, seolah terbangun dari tidur saat menyaksikan Jay Idzes dan rekan-rekannya bertanding. Tidak ada rasa cemas atau inferior ketika Sang Garuda menghadapi lawan-lawan yang kuat.
Fenomena Netizen
Perilaku netizen di dunia maya turut berkontribusi pada 'prestasi' Timnas Indonesia. Kini, perkembangan Timnas Indonesia dapat diikuti melalui kreativitas para warganet. Tak jarang, Timnas Indonesia menjadi trending topic di media sosial. Media barat pun bisa dengan cepat mengakses berita tentang kejadian di ‘belahan dunia lain’ berkat algoritma dan dukungan dari netizen di lini masa. Sebagai hasilnya, prestasi Timnas Indonesia sering kali menjadi berita utama di luar negeri. Menariknya, terutama di Asia, drama yang mengiringi perjalanan Timnas Indonesia juga menarik perhatian netizen dari negara-negara seperti Korea Selatan, Jepang, dan China.
Beberapa dari mereka bahkan lebih antusias mengikuti perkembangan Timnas Indonesia. Dari pengamatan Bola.com, banyak netizen di forum-forum Korea Selatan yang membahas Timnas Indonesia, dengan faktor Shin Tae-yong sebagai pemicu utama. Setiap langkah Timnas menjadi topik hangat di sana. Salah satu akun, @0PSH8, membuat thread menarik untuk dibaca.
"Sebenarnya kualitas pemain lokal Timnas Indonesia tidak terlalu baik, tetapi mereka menyadari hal itu dan berusaha memperbaiki diri. Saya menghargai keputusan mereka untuk membawa Shin Tae-yong sebagai pelatih," tulis seorang netizen Korea di forum tersebut.
"Sepertinya kegagalan mereka ke Olimpiade bukan kebetulan, tetapi cara mereka mengalahkan Monggyu (ketua Federasi Sepak Bola Korea Selatan) menunjukkan bahwa persaingan di masa depan bisa berubah," tambahnya.
Yang lebih mengejutkan, netizen Korea Selatan bahkan mengetahui beberapa pemain Indonesia yang jarang dikenal oleh netizen di tanah air.
"Million Manhoef di Stoke City memiliki karier yang panjang di tim junior Belanda, dan ada juga Miliano Jonathans."
"Tiga bek mereka sangat mengesankan, bukan? Sejujurnya, sejak banyak pemain naturalisasi, mungkin kerjasama tim mereka sedikit berkurang, tetapi pertahanan mereka kini lebih baik daripada Korea Selatan!"