6 Cara Mengajari Anak Mengekspresikan Emosi dengan Baik, Validasi Perasaannya
Merdeka.com - Anak-anak mengalami perasaan yang kompleks seperti orang dewasa. Mereka bisa frustrasi, bersemangat, gugup, sedih, cemburu, takut, khawatir, marah dan malu.
Namun anak-anak kecil biasanya tidak memiliki kosakata untuk berbicara tentang perasaan mereka. Sebaliknya, mereka mengomunikasikan perasaan mereka dengan cara lain.
Anak-anak dapat mengekspresikan perasaan mereka melalui ekspresi wajah, melalui tubuh mereka, perilaku mereka dan bermain. Kadang-kadang mereka mungkin menunjukkan perasaan mereka dengan cara fisik, tidak pantas atau bermasalah.
-
Bagaimana cara mengenalkan emosi pada anak? Cara yang paling bagus untuk mengenalkan apa itu emosi dan perasaan pada adalah dengan buku.
-
Bagaimana caranya agar anak bisa belajar mengenali dan mengelola emosinya? Ajarkan anak untuk mengenali dan mengelola emosinya. Contohnya, ketika mereka merasa kesal atau frustrasi, ajarkan teknik bernapas dalam-dalam.
-
Bagaimana cara anak menyampaikan perasaan? Kata-kata ini bisa ditulis dalam buku jurnal, bisa juga menyampaikan ini pada orang tua agar mengetahui isi hati Anda.
-
Bagaimana orang tua membantu anak belajar emosi? Penting bagi orang tua untuk menunjukkan contoh positif dalam mengelola emosi, terutama saat menghadapi situasi yang menantang.
-
Bagaimana anak mengelola emosi? Misalnya, ketika mereka merasa marah atau frustrasi, mereka tidak akan langsung meledak atau menangis berlebihan.
-
Bagaimana mengajarkan anak mengendalikan emosi? Mengajarkan anak untuk memahami emosi orang lain merupakan langkah krusial dalam proses pendidikan mereka agar menjadi individu yang bersahabat. Penting bagi mereka untuk belajar mengenali beragam ekspresi wajah, seperti bahagia, sedih, atau bersemangat, serta cara memberikan respon yang positif terhadap emosi tersebut.
Sejak anak-anak lahir, mereka mulai mempelajari keterampilan emosional yang mereka butuhkan untuk mengidentifikasi, mengekspresikan, dan mengelola perasaan mereka. Mereka belajar bagaimana melakukan ini melalui interaksi sosial dan hubungan mereka dengan orang-orang penting dalam hidup mereka seperti orang tua, kakek-nenek, dan pengasuh.
Menjadi orang tua berarti Anda memiliki peran yang sangat penting untuk dimainkan dalam membantu anak-anak memahami perasaan dan perilaku mereka. Anak-anak perlu ditunjukkan bagaimana mengelola perasaan mereka dengan cara yang positif dan konstruktif.
Berikut merdeka.com merangkum cara mengajari anak mengekspresikan emosi dengan baik:
Sebutkan Perasaan Anak Anda
Cara mengajari anak mengekspresikan emosi dengan baik adalah dengan mengajari mereka nama-nama emosi itu. Ajari anak Anda kata-kata perasaan dasar seperti senang, marah, sedih, dan takut. Anak-anak yang lebih besar dapat memperoleh manfaat dari mempelajari kata-kata perasaan yang lebih kompleks seperti frustrasi, kecewa, dan gugup.
Cara yang bagus untuk membantu anak-anak belajar tentang perasaan adalah dengan mendiskusikan bagaimana perasaan karakter dalam buku atau acara TV.
Berhentilah sejenak untuk bertanya, “Menurutmu, bagaimana perasaannya saat ini?” Kemudian, diskusikan berbagai perasaan yang mungkin dialami karakter tersebut dan alasannya.
Bicara Tentang Perasaan
Cara mengajari anak mengekspresikan emosi dengan baik selanjutnya dengan menunjukkan pada anak-anak bagaimana menggunakan kata-kata perasaan dalam kosakata sehari-hari mereka.
Katakan, “Ibu merasa sedih karena kamu tidak ingin berbagi mainan dengan saudaramu hari ini. Aku yakin dia juga merasa sedih.”
Setiap hari, tanyakan kepada anak Anda, “Bagaimana perasaanmu hari ini?” Dengan anak kecil, gunakan bagan sederhana dengan wajah tersenyum jika itu membantu mereka untuk memilih perasaan dan kemudian mendiskusikan perasaan itu bersama. Bicarakan tentang hal-hal yang memengaruhi perasaan anak Anda.
Membicarakan perasaan orang lain juga mengajarkan empati. Anak-anak kecil berpikir bahwa dunia berputar di sekitar mereka, jadi ini bisa menjadi pengalaman yang membuka mata bagi mereka untuk mengetahui bahwa orang lain juga memiliki perasaan.
Jika anak Anda tahu bahwa mendorong teman mereka ke tanah dapat membuat teman mereka marah dan sedih, mereka akan cenderung tidak melakukannya.
Perkuat Mereka Secara Positif
Ketika anak mengungkapkan perasaan mereka dengan cara yang tepat, pujilah mereka. Ini menunjukkan kepada mereka bahwa perasaan itu normal dan boleh saja mengungkapkannya, tetapi juga menegaskan bahwa ada cara yang tepat untuk melakukannya.
Anak kemudian akan lebih mungkin untuk mengulangi perilaku yang sesuai di masa depan.
Mudah Didekati
Gunakan bahasa tubuh yang terbuka, ekspresi wajah yang ramah, dan kata-kata yang baik untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa Anda ada untuk mereka dan terbuka terhadap apa yang mereka katakan.
Dengarkan secara aktif sepanjang percakapan tentang perasaan, jangan terganggu. Seringkali, anak-anak hanya perlu didengar dan dipahami, dan kemudian mereka merasa mampu melewati masalahnya.
Menarik Perhatian Mereka pada Perasaan Anak-Anak Lain
Anak kecil tidak menyadari perasaan orang lain dengan cara yang sama seperti orang dewasa, dengan menarik perhatian mereka pada fakta bahwa tindakan mereka dapat memengaruhi orang lain, Anda dapat membantu mereka mengambil langkah dalam perkembangan emosi mereka.
Jika dua anak bertengkar, dengarkan kedua perspektif, dan diskusikan bagaimana keduanya memiliki kebutuhan dan perasaan yang perlu diselesaikan.
Bantulah untuk mengingatkan anak-anak tentang hal ini secara konsisten, misalnya, Anda dapat mengatakan: “Ya ampun, Siwi sedang duduk di sudut dan dia terlihat sedih, menurut Rizka mengapa dia mungkin kesal? Menurutmu gimana caranya biar Siwi nggak sedih lagi?”
Ajarkan Strategi Mengatasi
Anak-anak perlu belajar bahwa hanya karena mereka merasa marah tidak berarti mereka dapat memukul seseorang. Sebaliknya, mereka perlu mempelajari keterampilan manajemen kemarahan sehingga mereka dapat menyelesaikan konflik secara damai. Secara proaktif ajari anak bagaimana menghadapi emosi yang tidak nyaman.
Dorong anak untuk mengambil waktu sendiri. Dorong mereka untuk pergi ke kamar mereka atau tempat lain yang tenang ketika mereka marah. Ini dapat membantu mereka tenang sebelum mereka melanggar aturan dan dikirim ke batas waktu.
Ajari anak cara sehat untuk mengatasi perasaan sedih juga. Jika anak merasa sedih karena temannya tidak mau bermain dengannya, bicarakan tentang cara mengatasi perasaan sedihnya.
Seringkali, anak-anak tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika mereka merasa sedih, sehingga mereka menjadi agresif atau menunjukkan perilaku mencari perhatian. (mdk/amd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengajarkan anak tentang emosi atau perasaan memang tidak mudah. Hal ini dikarenakan emosi adalah sebuah konsep yang abstrak.
Baca SelengkapnyaMemiliki kecerdasan emosional yang baik memungkinkan anak untuk berinteraksi dengan lebih baik dalam hubungan sosial.
Baca SelengkapnyaMengontrol emosi di depan anak adalah tantangan yang sering dihadapi oleh banyak orang tua.
Baca SelengkapnyaKemarahan yang dimiliki anak perlu disalurkan dengan cara yang positif dan dikelola dengan benar.
Baca SelengkapnyaMengenal Love Language dalam hubungan keluarga terutama orang tua dan anak sangat penting untuk membangun hubungan yang sehat bagi keduanya.
Baca SelengkapnyaMencegah emosi meledak dan memarahi anak bisa dilakukan dengan sejumlah cara berikut ini:
Baca SelengkapnyaSejumlah keterampilan sosial penting untuk diajarkan oleh orangtua pada anak mereka.
Baca SelengkapnyaWalau anak laki-laki kerap tidak dibolehkan untuk menangis, namun menangis ternyata penting untuk bisa tetap dilakukan anak laki-laki.
Baca SelengkapnyaCobalah untuk menerapkan beberapa cara ini saat mendidik si kecil agar menjadi pribadi yang penurut. Yuk, simak penjelasannya!
Baca SelengkapnyaTemperamen seorang anak biasanya sudah mulai tampak sejak usia dini. Mendidik anak agar mampu bersabar bisa menjadi modal utama untuk di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaMendidik anak bukan lah perkara yang mudah. Bahkan mendidik anak satu dengan anak lainnya berbeda.
Baca SelengkapnyaPenerapan positive parenting pada anak balita dan usia pra-sekolah bisa berbeda dibanding pada usia lainnya.
Baca Selengkapnya