8 Cara Mendidik Anak Agar Patuh, Tidak Perlu Selalu Dimarahi
Mendidik anak bukan lah perkara yang mudah. Bahkan mendidik anak satu dengan anak lainnya berbeda.
Mendidik anak bukan lah perkara yang mudah. Bahkan mendidik anak satu dengan anak lainnya berbeda.
8 Cara Mendidik Anak Agar Patuh, Tidak Perlu Selalu Dimarahi
Tidak bisa dipungkiri, pendidikan pertama seorang anak berasal dari keluarganya.
Mendidik anak secara tepat tentu bisa membuat si kecil memahami dunia sekitar dengan lebih baik. Para orang tua biasanya akan memulainya dengan memberikan sikap disiplin. Seperti misalnya disiplin jam tidur, disiplin jam makan, disiplin jam bermain dan seterusnya. Seiring bertambahnya usia anak, orang tua juga meningkatkan cara mendidik anak. Khususnya cara mendidik anak agar patuh kepada orang tua.
-
Gimana cara mendidik anak agar nurut? Memberi kasih sayang dan cinta yang tulus adalah kunci utama dari segala hal yang berkaitan dengan anak, begitu pula dalam hal mendidik mereka.
-
Apa saja yang dapat dilakukan agar anak patuh? Penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki cara berbeda dalam merespon arahan dari orangtua. Oleh karena itu, berikut ini adalah tiga strategi sederhana yang dapat digunakan untuk membantu anak agar lebih patuh dan mendengarkan dengan baik.
-
Apa saja yang perlu diperhatikan saat mendidik anak? Setiap anak pasti akan mencontoh kedua orang tuanya, mereka akan selalu melakukan apa yang dilihat, dengar dan juga rasakan di lingkungan sekitarnya.
-
Bagaimana cara mengajarkan anak untuk mengendalikan perilaku? Hal ini bisa berdampak buruk secara jangka panjang dan membuat anak jadi sering berteriak juga.
-
Bagaimana cara mendidik anak dengan disiplin tanpa kekerasan? Dalam mendidik anak, penting untuk memberikan konsekuensi yang bersifat mendidik dan konsisten. Pendekatan ini harus dilakukan dengan penuh kasih sayang agar anak dapat memahami dan menerima tindakan yang diambil.
-
Bagaimana orang tua bisa mendidik anak dengan konsisten? Konsistensi menjadi kunci dalam proses pendidikan anak. Penting untuk mengajarkan anak memahami permintaan Anda dengan menggunakan kalimat yang jelas dan ringkas.
Namun tak jarang orang tua menggunakan amarah ataupun berteriak sebagai salah satu cara mendidik anak agar patuh dan disiplin. Padahal cara tersebut justru mampu membuat si kecil memiliki kebiasaan buruk di masa mendatang. Selain itu, berteriak dan marah juga dapat mempengaruhi tumbuh kembang si kecil. Studi secara konsisten menunjukkan bahwa berteriak dan marah menjadi 1 dari 8 strategi disiplin yang sebenarnya menimbulkan masalah perilaku buruk pada anak di masa depan. Sadar atau tidak, marah dan berteriak akan mengarahkan para orang tua pada tindakan yang lebih besar lagi.
Tentu saja hal tersebut dapat berakibat buruk pada si kecil. Sebenarnya, ada beberapa cara mendidik anak agar patuh dan disiplin yang bisa diterapkan oleh orang tua.
Melansir dari berbagai sumber, Selasa (8/8), berikut beberapa cara mendidik anak agar patuh dan disiplin yang bisa diterapkan.
1. Bangun & Berikan Aturan Dasar
Cara mendidik anak agar patuh yang pertama adalah membangun dan memberikan aturan dasar pada si kecil. Para orang tua bisa memberikan kerangka aturan dasar untuk diikuti oleh anak. Aturan dasar ini bisa mencakup pembangunan karakter anak sesuai dengan norma-norma yang ada. Misalnya seperti mendengarkan saat orang tua berbicara, berbicara dengan santun, mengatakan apa yang diinginkan hingga tidak menyakiti orang lain secara fisik maupun emosional.
2. Berikan Penjelasan Terkait Aturan Dasar
Para orang tua bisa memberikan aturan tersebut dengan cara yang ramah. Orang tua juga bisa memberikan penjelasan dan pemahaman kepada si kecil alasan dibangunnya aturan tersebut. Sehingga anak juga bisa menerima dan memahaminya. Selain itu, para orang tua bisa menjelaskan bahwa aturan penting untuk ditaati. Karena aturan dibuat untuk menjaga orang bahagia dan tetap aman. Jelaskan pula mamatuhi aturan merupakan cara anak menunjukkan kepercayaan dan rasa hormat kepada orang tua.
3. Diskusikan Konsekuensi Negatif
Bukan hanya memberikan penjelasan, orang tua juga perlu mendiskusikan konsekuensi negatid saat anak melanggar aturan. Sebelumnya, para orang tua perlu mempertimbangkan konsekuensi yang paling efektif namun tidak menyakiti si kecil. Contohnya seperti orang tua berhak menggunakan waktu istirahat, mengambil hak istimewa (memotong jam bermain di luar) hingga menggunakan konsekuensi yang logis. Adanya konsekuensi ini bertujuan untuk membantu si kecil berlajar dari kesalahannya.
4. Berikan Dukungan Secara Positif
Terkadang anak butuh pemahaman ekstra untuk bisa mencerna aturan dan konsekuensi yang dibuat. Di momen ini, para orang tua bisa memberikan motivasi dan dukungan secara positif agar si anak bisa mengikuti aturan tersebut. Tidak hanya itu, orang tua juga harus membuat konsekuensi positif apabila si kecil berhasil mengikuti aturan yang dibuat. Contoh sederhananya adalah dengan memuji sang anak ataupun memberikan penghargaan.
5. Dengarkan Suara Anak
Para orang tua juga perlu untuk mendengarkan suara si kecil. Dengarkan apabila anak perlu mengomunikasikan perasaan terkait aturan tersebut. Hal ini agar si kecil merasa sama-sama didengarkan dan dihargai. Setelah mendengarkan, kalian bisa berempati dan dengan lembut memberikan pemahaman kembali. Mendengarkan dan memahami sering kali dapat membantu anak melewati perlawanan terhadap aturan yang dibuat.
6. Tegakkan Aturan dengan Konsisten
Setelah memberikan dukungan, para orang tua bisa menegakkan aturan secara konsisten. Mulailah dengan memberikan contoh kepada si kecil dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya para orang tua tidak menggunakan nada tinggi ketika berbicara. Sehingga anak akan mulai belajar dan terbiasa dengan aturan tersebut. Ini juga bisa menjadi salah satu cara menghilangkan rasa keraguan dan ketidakpastian dalam pikiran anak. Khususnya tentang apa yang bisa diterima dan tidak bisa diterima.
7. Beri Peringatan
Apabila anak melanggar aturan, para orang tua bisa memberikan peringatan alih-alih langsung berteriak dan marah. Dengan memberikan peringatan, anak akan langsung tahu konsekuensi yang diterimanya. Misalnya anak mengambil mainannya sekarang, maka Ia tidak bisa memainkannya kembali setelah makan malam. Orang tua bisa memberikan peringatan secara halus agar anak tidak merasa terintimidasi.
8. Ikuti dengan Konsekuensi
Sebaiknya para orang tua menghindari mengomel dan mengulang peringatan berulang kali. Kalian bisa mengikuti dengan konsekuensi yang telah dibuat dan diskusikan. Hal ini bertujuan agar si kecil paham bahwa kalia bersungguh-sunggu dengan aturan dan konsekuensi yang telah dibuat. Dengan demikian si anak menjadi sosok yang patuh dengan aturan. Disiplin yang konsisten menjadi kunci membuat anak mengubah perilakunya dan menjadi patuh.