Relokasi 3 Sungai, Pemkot Medan Bangun Ini untuk Warga Bantaran Terdampak
Merdeka.com - Penanganan banjir di Kota Medan menjadi salah satu program prioritas Wali Kota Medan Bobby Nasution yang sampai saat ini terus dilakukan.
Selain terus melakukan perbaikan atas buruknya drainase yang ada, normalisasi sungai merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah banjir maupun genangan air yang terjadi di Kota Medan. Hal ini karena umumnya sungai yang melintasi kota tersebut telah mengalami pendangkalan.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Medan akan segera menormalisasi tiga sungai di Kota Medan, yakni Sungai Deli, Babura, dan Bedera. Normalisasi ini tentu akan berdampak pada masyarakat yang tinggal di bantaran ketiga sungai tersebut. Sebab, warga harus direlokasi ke tempat yang lebih aman.
-
Kenapa Kota Medan normalisasi Sungai Deli? Normalisasi aliran Sungai Deli yang melintasi wilayah Medan ini dilakukan Pemkot Medan berkolaborasi dengan Kodam I/BB dan Kodim 0201/Medan dengan masa kerja selama 64 hari.
-
Apa tujuan normalisasi Sungai Deli di Medan? Tujuannya, sebut Bobby Nasution, untuk mengedukasi masyarakat sehingga tujuan dari kegiatan tersebut dapat dicapai.
-
Dimana normalisasi Sungai Deli di Medan dilakukan? Wali Kota Medan Bobby Nasution menegaskan tidak ada relokasi, pembongkaran, ataupun penggusuran terhadap masyarakat yang bermukim di kawasan bantaran Sungai Deli yang dinormalisasi sepanjang 32 Km mulai 27 September mendatang.
-
Bagaimana cara kota medan membersihkan sungai? Dengan berbagai peralatan di antaranya cangkul, garpu, parang, serta mesin pemotong rumput, para aparat Kodim 0201 dan pegawai perangkat daerah Pemkot Medan berbaur melakukan pembersihan.
-
Bagaimana Kota Medan mengajak warga ikut normalisasi? 'Nah, bapak dan ibu camat, kalau bisa ajak masyarakatnya berpartisipasi dalam kegiatan itu. Jadi, ini tujuannya untuk mengedukasi dan agar tidak ada kesan yang membenarkan bahwa masyarakat boleh membuang sampah ke sungai, nanti dibersihkan oleh pemerintah. Bukan, bukan itu. Kita bangkitkan sama-sama kesadaran masyarakat, ' pesannya.
-
Kenapa kota medan dibangun di tepi sungai? Sejarah terbentuknya Kota Medan, ungkapnya, tidak terlepas dari keberadaan sungai-sungai. Terbukti, pemukiman pertama di Medan terbentuk di tepian pertemuan Sungai Deli dan Babura.
Untuk mengatasi hal ini, Pemkot Medan telah menyiapkan konsep rumah susun sederhana milik (rusunami) bagi masyarakat dalam relokasi bantaran sungai tersebut.
“Agar normalisasi sungai dapat dilakukan secara maksimal, tentunya warga yang tinggal di bantaran sungai harus direlokasi. Dalam melakukan relokasi, tentunya dibutuhkan rumah pengganti yang layak huni bagi warga yang terkena relokasi. Untuk itu kita telah menyiapkan konsep rusunami sebagai solusi dari relokasi yang akan dilakukan,” kata Bobby.
Melansir dari unggahan akun Instagram @prokopim_pemkomedan pada Sabtu (20/11), berikut informasi selengkapnya.
Rumah Layak Bagi Warga Terdampak
Berbeda dengan relokasi bantaran sungai sebelumnya, dengan konsep rusunami ini, Bobby ingin memberikan manfaat bagi masyarakat sekaligus kota. Selain penanganan banjir dapat dilakukan secara maksimal, konsep ini juga akan memberikan rumah yang layak huni bagi warga yang terdampak dari normalisasi sungai tersebut.
Selain itu, Bobby juga optimis pergerakan ekonomi dapat dilakukan jika konsep rusunami ini dapat terwujud. Hal ini karena warga bisa masih bisa melanjutkan kehidupannya dengan layak tanpa harus khawatir tidak memiliki tempat tinggal usai direlokasi.
“Jika relokasi bantaran sungai ini dapat dilakukan, setidaknya ada beberapa manfaat jika program ini terwujud. Tidak hanya penanganan banjir, juga penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat dan pergerakan ekonomi,” ungkapnya.
Cegah Timbulnya Masalah Sosial Baru
Konsep rusunami dalam relokasi bantaran sungai ini mendapatkan respons positif dari akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatra Utara (Fisip USU), Indra Fauzan. Indra mengatakan, konsep rusunami tersebut penting untuk dilakukan agar tidak menimbulkan masalah sosial baru akibat normalisasi tersebut."Tentunya langkah yang dilakukan Pak Wali Kota sangat tepat. Selain mengatasi banjir, juga akan menyiapkan rusunami bagi warga di bantaran sungai yang terdampak dari normalisasi sungai yang dilakukan,” ungkap Indra.Namun, Pemkot Medan dinilai harus melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat yang terdampak, agar mereka tahu harus ke mana saat relokasi dilakukan sehingga mereka sudah memiliki gambaran hidup selanjutnya. "Konsep rusunami ini juga konsep yang humanis dan ramah warga. Konsep ini tentunya merupakan sebuah konsep yang baik kebijakannya, ramah dan memanusiakan manusia. Pemko Medan tentunya menginginkan semua warganya mendapat jaminan hidup yang layak dan tidak hidup dalam bayang-bayang bencana," ujarnya. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah pusat bakal bekerja sama dengan pemda setempat, dengan bantuan dari perusahaan daerah.
Baca SelengkapnyaJika hunian baru tersebut belum selesai, maka masyarakat Rempang Galang akan mendapatkan hunian sementara.
Baca SelengkapnyaSeluruh pembangunan rumah tinggal dan infrastruktur dilakukan secara baru.
Baca SelengkapnyaRumah adat dari Provinsi Sumsel ini berdiri di atas air tepatnya di pinggiran Sungai Musi, Sungai Ogan, dan Sungai Komering.
Baca SelengkapnyaBNPB Pastikan Relokasi Rumah Rusak Berat akibat Banjir Lahar di Sumbar
Baca Selengkapnya200 Rumah nelayan yang tadinya kumuh ini kini diubah menjadi rumah apung modern.
Baca SelengkapnyaKorban gempa yang rumahnya mengalami kerusakan bakal menerima bantuan.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi memerintahkan proses relokasi rumah warga yang rusak akibat banjir lahar hujan di Sumatera Barat (Sumbar) segera dimulai.
Baca SelengkapnyaAliran Sungai Deli di Medan Labuhan Km 17,5 Medan menjadi start dimulainya penyusuran.
Baca SelengkapnyaRisma terlihat berdialog dengan korban dan memberikan bantuan kepada korban.
Baca SelengkapnyaDudung mengatakan, apa yang dilakukan Bobby Nasution ini dapat diteladani.
Baca SelengkapnyaPramono mengatakan, salah satu yang paling mungkin dikerjakan secara cepat mengurangi titik banjir di Cipinang Melayu melakukan naturalisasi 34 bidang lahan.
Baca Selengkapnya