Serba-serbi Garuda Shield 2024, Latihan Gabungan Militer Antar Negara dengan Ribuan Pasukan
Latihan militer Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Amerika Serikat resmi digelar pada Senin (26/8) lalu di Pangkalan Udara Angkatan Laut Juanda Surabaya
Baru-baru ini TNI kembali menggelar Latihan Gabungan (Latgab) militer antar bangsa yang berlangsung di Jawa Timur. Ajang Garuda Shield ini menjadi edisi ke-18 sejak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2009 silam di Bandung, Jawa Barat.
Latgab ini awal mulanya dicetuskan oleh militer angkatan darat Indonesia dan Amerika Serikat dengan tujuan untuk memperkuat hubungan kedua negara dan mempromosikan keamanan regional. Seiring berjalannya waktu, Latgab ini melibatkan beberapa negara besar dengan ribuan pasukan.
Di tahun 2024 ini, Latgab bernama Garuda Shield ini berlangsung di wilayah Jawa Timur mulai akhir Agustus hingga awal September. Digadang-gadang edisi Latgab kali ini menjadi yang terbesar dalam sejarah latihan militer secara bersama-sama.
Lebih dari itu, masih ada serba-serbi lainnya dari pelaksanaan Garuda Shield 2024 ini, penasaran? Simak informasi selengkapnya yang dirangkum merdeka.com dari berbagai sumber berikut.
Melibatkan Negara Besar
Dihimpun dari situs indonesia.go.id, dalam perkembangan Latgab ini tidak hanya melibatkan pasukan angkatan darat saja, melainkan juga angkatan laut dan angkatan udara. Tahun 2019, Latgab tersebut berubah nama menjadi “Super Garuda Shield” setelah keikutsertaan negara lain di luar Indonesia maupun AS.
Pada tahun 2022, ada negara besar yang bergabung seperti Australia, Jepang, dan juga Singapura yang waktu itu dilaksanakan di Baturaja, Kecamatan Martapura, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Selain itu, turut mengundang militer Prancis, Malaysia, Selandia Baru, Papua Nugini, Korea Selatan, Timor Leste dengan Kanada, India, dan Britania Raya sebagai pengamat.
Dalam Latgab tersebut terhitung sebanyak 4.300 personel militer ikut serta dalam latihan terbesar di kawasan Indo-Pasifik. Latihan ini pun berfokus pada operasi maritim dengan melibatkan kapal-kapal perang Indonesia, Singapura, dan AS untuk pertama kalinya.
Terbanyak dalam Sejarah Latgab
Pelaksanaan Garuda Shield 2024 ini tentunya akan memicu banyak perbedaan dari edisi sebelumnya, terlebih dalam jumlah pasukan yang terlibat. Ada 18 negara yang ikut serta dalam latihan antara Indonesia dan AS. Ada pula negara baru yang bergabung seperti Belanda, Vietnam, dan juga Thailand.
Dilansir dari kanal Liputan6.com (28/6), pelaksanaan Garuda Shield 2024 ini melibatkan kurang lebih 5.000 pasukan gabungan dari semua negara peserta. Sekitar 2.500 pasukan di antaranya merupakan personel militer dari AS.
Adapun personel militer dari Amerika Serikat, Indonesia, Australia, Kanada, Prancis, Jepang, Singapura, Korea Selatan, Inggris, dan Selandia Baru turut berpartisipasi. Sebanyak 12 negara tambahan hadir menjadi pengamat latihan ini.
Perkuat Kemitraan Indonesia-AS
Latihan Gabungan Garuda Shield 2024 ini bertujuan untuk memperkuat kemitraan pertahanan antara Indonesia dengan AS. Hal ini disesuaikan dalam Pengaturan Kerja Sama Pertahanan (Defense Cooperation Arrangement) dalam mendukung kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Selain itu, Latgab ini juga menjadi sarana untuk meningkatkan kemampuan pemerintah dari berbagai negara peserta untuk bertukar data secara aman dan otomatis tanpa melihat batas geografis, politik, maupun organisasi tertentu.
Dari pihak TNI sendiri akan melibatkan prajurit dari Batalyon Infanteri 5 Korps Marinir TNI Angkatan Laut untuk melakukan simulasi latihan pendaratan amfibi bersama tentara AS dari Indopacom di Pantai Banongan, Situbondo.
Latihan Operasi Militer
Pada kesempatan Latgab Garuda Shield 2024 ini setiap prajurit dari negara-negara peserta akan terlibat dalam berbagai kesempatan pelatihan, mulai dari operasi lintas udara, operasi amfibi, hingga pertukaran informasi operasi.
Selain latihan operasi di lapangan, ada pula latihan siber yang ditujukan untuk lebih mempersiapkan para prajurit dalam menghadapi serangan siber dengan lebih baik. Latihan ini dimulai dengan pertukaran akademik dari para ahli dan lokakarya pengembangan profesional, diikuti oleh latihan komando dan kendali, latihan lapangan gabungan, dan diakhiri dengan latihan tembak langsung.
Dengan latihan dan keterlibatan rutin dengan sekutu dan mitra ini sangat berperan penting dalam membina kerjasama sipil-militer, meningkatkan kesiapsiagaan darurat, dan meningkatkan respons bilateral.
Kemudian, untuk prajurit angkatan udara akan melakukan latihan operasi berupa penerjunan kargo dan Airborne Ops. Latihan ini diikuti oleh TNI-AU dan AS yang berlangsung di Pusat Latihan Tempur TNI-AD Baturaja, Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.