Serune Kalee, Alat Musik Tiup Tradisional Aceh yang Mirip dengan Clarinet
Alat musik ini terbuat dari kayu, dengan bagian pangkalnya berukuran kecil serta di bagian ujungnya lebih besar menyerupai corong.

Alat musik ini terbuat dari kayu, dengan bagian pangkalnya berukuran kecil serta di bagian ujungnya lebih besar menyerupai corong.

Serune Kalee, Alat Musik Tiup Tradisional Aceh yang Mirip dengan Clarinet
Sejarah Singkat
Masyarakat Aceh memiliki beragam alat musik tradisional legendaris. Salah satunya adalah serune kalee yang sudah ada sejak zaman Islam mulai masuk di daerah itu.
Ada pula sumber yang mengatakan bahwa alat musik ini berasal dari Tiongkok.
Pada zaman dahulu, Aceh memang cukup terbuka dalam menerima hubungan dengan berbagai bangsa. Maka dari itu, akulturasi budaya pun sering terjadi di wilayah ini.
Mirip Clarinet
Melansir dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, serune kalee mirip dengan clarinet yang dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik ini berkembang di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, dan Aceh Barat.
Serune kalee dalam bahasa Indonesia berarti seruling. Alat musik ini terbuat dari kayu, dengan bagian pangkalnya berukuran kecil serta di bagian ujungnya lebih besar menyerupai corong.
Pada bagian pangkalnya, terdapat piringan untuk menahan bibir peniup yang berbahan kuningan yang disebut dengan perise.
Serune kalee mempunyai 7 buah lubang pengatur nada. Kemudian ada lapis kuningan dan 10 ikatan tembaga yang disebut klah atau ring yang berfungsi sebagai pengamanan terjadinya pecah atau retak pada bagian badan serune kalee.
Alat Musik Pengiring
Serune kalee biasa digunakan beriringan dengan genderang clan rapai saat upacara-upacara sakral maupun sebagai alat musik pengiring tarian-tarian tradisional Aceh.
Pembuatan Serune Kalee
Melansir dari budaya-indonesia.org, pembuatan serune kalee dimulai dari memilih kayu yang berkarakter keras dan kuat namun ringan. Sebelum diproses, kayu-kayu tersebut harus direndam dalam kurun waktu 3 bulan.
Setelah itu, kayu dipotong hanya menyisakan 'hati kayu'. Bagian tersebut kemudian dibor dan dibubut untuk membentuk lubang dengan diameter kurang lebih 2 cm.
Kemudian, setelah dibor, dilanjutkan dengan proses membuat lubang-lubang nada, jumlahnya ada 7 yang terdiri dari 6 lubang di bagian permukaan sebagai interval nada. Lalu, lubang satunya berada di bawahnya sebagai lubang yang menciptakan suara khas serune kalee.