Tips Mengolah Sampah Rumah Tangga Secara Mandiri di Rumah
Merdeka.com - Sampah menjadi sumber dari banyak masalah yang ada di sekitar kita. Permasalahan soal sampah ini masih menjadi pekerjaan rumah yang tidak ada habisnya. Hampir seluruh wilayah di dunia tercemari oleh sampah, baik di darat maupun laut. Gerakan untuk mengolah sampah dan mengurangi jumlahnya pun terus dilakukan.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat pada 2022 jumlah sampah di Indonesia mencapai 70 juta ton, naik sebesar 1,5 juta ton dari tahun 2021. Peningkatan jumlah sampah ini akan semakin membahayakan apabila tidak dibarengi dengan mengolah sampah dengan baik.
Dalam Situs Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2021 disebutkan bahwa rumah tangga menjadi penyumbang terbesar sampah di Indonesia. Sampah rumah tangga menjadi peringkat teratas dengan persentase sebesar 40,78% dengan jumlah sekitar 30 juta ton sampah.
-
Kenapa sampah rumah tangga berbahaya? Sampah rumah tangga dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan jika tidak dikelola dengan baik.
-
Bagaimana cara mengurangi sampah? Daur ulang sampah membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA. Dengan memanfaatkan kembali botol atau kaleng bekas sebagai wadah atau pot bunga, kita tidak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menambah estetika lingkungan kita.
-
Siapa yang terlibat dalam pengelolaan sampah? Kelompok Pengelola Sampah Mandiri merupakan kelompok swadaya masyarakat dalam mengelola sampah di tingkat padukuhan yang mulai digencarkan kembali oleh Pemkab Sleman.
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
-
Dimana aksi membersihkan sampah dilakukan? Mereka membersihkan area sekitar 400 meter dari titik awal pembersihan.
-
Apa dampak buruk dari membuang sampah sembarangan? Membuang sampah tidak pada tempatnya dapat membuat lingkungan menjadi kotor dan menyebabkan berbagai penyakit.
Angka yang cukup fantastis dan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Mengolah sampah secara mandiri di rumah dapat menjadi salah satu solusi terbaik. Berikut tips mengolah sampah rumah tangga secara mandiri di rumah.
Pengelompokkan Sampah Rumah Tangga
Menurut PP No.81 tahun 2012, sampah rumah tangga merupakan sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari di rumah kecuali tinja dan sampah spesifik. Jenis sampah inilah yang sangat dekat dengan kita, seperti sisa-sisa makanan, sayuran, pembungkus, daun, ranting, dan sebagainya.
Sampah rumah tangga dapat dikelompokkan untuk mempermudah dalam mengolahnya. Berikut tiga jenis pengelompokkan sampah rumah tangga.
1. Sampah Organik
©2022 Merdeka.com/Freepik
Sampah organik merupakan jenis sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti hewan, tumbuhan, dan olahan dari kedua makhluk tersebut. Sifatnya mudah untuk diuraikan secara alami dan mudah membusuk. Contoh sampah organik dalam rumah tangga adalah sayuran, buah, sisa ikan dan daging, sisa makanan, daun, ranting, kotoran hewan, dan lainnya.
2. Sampah Anorganik
©Liputan6.com/Johan Tallo
Sampah anorganik merupakan sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik produk sintesis maupun hasil pengolahan hasil tambang. Sampah dengan jenis ini bersifat sulit bahkan tidak dapat diuraikan. Waktu penguraian sampah ini dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
Dalam lingkup rumah tangga, sampah jenis ini ditemukan dalam bahan plastik, seperti botol, gelas, tas, kaleng, kemasan, dan lainnya. Mengolah sampah anorganik sangat dianjurkan dibanding dengan membuangnya langsung ke tempat sampah.
3. Sampah Berbahaya dan Beracun
©Unsplash/John Cameron
Sampah berbahaya dan beracun (B3) merupakan sampah yang berasal dari segala bahan atau zat berbahaya dan beracun dari aktivitas rumah tangga. Sampah jenis ini secara langsung atau tidak langsung dapat mencemarkan dan merusak lingkungan. Contohnya, baterai bekas, lampu bekas, pewangi ruangan, pembersih lantai, cat, sisa obat-obatan, dan lainnya. Perlu berhati-hati dalam mengelola sampah rumah tangga jenis ini agar tidak membahayakan diri sendiri dan lingkungan.
Tips Mengolah Sampah Rumah Tangga di Rumah
©2019 Merdeka.com/Erwin Yohanes
Jumlah sampah rumah tangga yang terus meningkat setiap tahunnya diperlukan upaya lebih untuk mengolah sampah jenis ini. Peningkatan tersebut juga dibarengi dengan timbulnya berbagai masalah yang serius.
Cara paling sederhana adalah dengan mengolah sampah secara mandiri di rumah. Hanya dengan menggunakan alat dan bahan yang ada di rumah, sampah rumah tangga dapat diolah dengan baik. Berikut tips mengolah sampah rumah tangga secara mandiri di rumah.
1. Memisahkan Sampah Berdasarkan Jenisnya
Sampah rumah tangga memiliki jenis yang beragam dan tidak dianjurkan untuk mencampurnya menjadi satu. Menyediakan tempat sampah berdasarkan jenisnya dapat menjadi langkah awal untuk mengolah sampah rumah tangga. Pemisahan ini juga memiliki tujuan agar sampah-sampah tersebut mendapat perlakuan yang sesuai dengan jenisnya.
2. Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk
Sampah organik dapat menjadi bahan dasar pupuk yang sangat baik. Pupuk yang dihasilkan berupa pupuk kompos yang digunakan sebagai penyubur tanaman.
Cara untuk mengolahnya pun cukup mudah dengan menyiapkan bahan berupa sampah organik, arang sekam, tanah, air, dan EM4 sebagai aktivator. Bahan-bahan tersebut dicampur menjadi satu dalam satu wadah besar dan diaduk secara merata.
Campuran pupuk tersebut diaduk seminggu sekali. Proses mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos dapat memakan waktu selama 1-3 bulan.
3. Mendaur Ulang Sampah Anorganik
Sampah anorganik yang tidak terpakai lagi dapat diubah menjadi sesuatu yang lebih memiliki daya guna. Biasanya, sampah anorganik diubah menjadi berbagai kerajinan tangan.
Bentuk dari kerajinan ini dapat berupa hiasan, seperti lampu, vas bunga, bunga palsu, tempat pensil, dan lainnya. Langkah mendaur ulang ini menjadi langkah yang cocok untuk mengolah sampah dan menambah penghasilan walaupun di rumah saja.
4. Menggunakan Kembali Sampah Plastik
Sampah plastik membutuhkan waktu penguraian yang cukup lama. Sampah ini dapat berupa botol, gelas, dam kemasan. Ketiga benda tersebut dapat digunakan kembali sesuai dengan kebutuhan. Contohnya, botol dapat digunakan sebagai wadah sabun cuci piring dan cairan pel. Penggunaan kembali sampah plastik ini akan mengurangi penumpukan sampah dengan cepat.
5. Mengurangi Produksi Sampah
Produksi sampah rumah tangga yang berlebih harus mulai dikurangi. Langkah-langkah kecil seperti membawa botol minum, tas, dan sedotan stainless secara mandiri saat akan membeli atau mengonsumsi sesuatu. Langkah tersebut sangat membantu dalam mengurangi jumlah sampah rumah tangga karena dapat dipakai berulang kali.
6. Tidak Membuang Sampah B3 Sembarangan
Sampah B3 tidak dapat dikelola secara sembarangan karena dapat membahayakan diri sendiri. Khusus sampah B3, sebaiknya buang di tempat pengolahan sampah B3. Tujuannya agar sampah ini dapat diolah sesuai dengan aturan yang berlaku. (mdk/jen)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tips mengurangi sampah rumah tangga adalah cara yang dapat Anda lakukan untuk meminimalisir limbah yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari di rumah.
Baca SelengkapnyaPengelolaan sampah menjadi tindakan darurat yang harus segera dilakukan
Baca SelengkapnyaSampah plastik, sisa makanan, dan berbagai limbah rumah tangga lainnya menghambat aliran air di Kali Jatibaru.
Baca SelengkapnyaVolume sampah harian yang terus meningkat dan daya tampung TPA yang terbatas, masalah sampah menjadi bom waktu yang siap meledak.
Baca SelengkapnyaKeberadaan TPS ini menjadi sumber rezeki bagi warga setempat.
Baca SelengkapnyaWalaupun masalah sampah belum selesai, namun Sri Sultan HB X optimis kabupaten/kota mampu mengelola sampah secara mandiri
Baca SelengkapnyaSampah yang menumpuk di area tersebut sebagian besar terdiri dari sampah rumah tangga.
Baca SelengkapnyaKLHK pun memberikan perhatian terhadap menangani polusi yang merusak lingkungan, maka limbah plastik tidak luput dari perhatian pemerintah.
Baca SelengkapnyaFood waste merujuk pada penurunan kualitas atau kuantitas makanan pada tingkat ritel, jasa penyedia makanan, dan konsumen.
Baca SelengkapnyaKementerian LH meminta, pemerintah daerah di seluruh Indonesia segera memperbaiki pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah melakukan langkah konkret dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPupuk kompos organik merupakan solusi alami dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan tanaman.
Baca Selengkapnya