5 Tips Halau Sebaran Hoaks Soal Vaksinasi Covid-19
Merdeka.com - Sudah setahun pandemi Covid-19 berada di Tanah Air. Meski demikian, langkah untuk menghalau lebih lamanya pandemi di Indonesia telah dilakukan dalam bentuk vaksinasi.
Kendati demikian, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 belum disambut positif sepenuhnya oleh masyarakat. Salah satunya karena masih banyaknya keragunan dan keengganan atas vaksinasi.
Dalam keterangannya yang dikutip dari Tekno Liputan6.com, Siberkreasi Kemkominfo menganggap, keraguan atas vaksinasi ini menjadi penghambat terbesar upaya melindungi masyarakat dari berbagai penyakit bahaya dengan imunisasi (P3DI).
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Mengapa isu hoaks kesehatan banyak ditemukan? Berdasarkan kategori, sejak Agustus 2018 hingga Desember 2023, isu hoaks paling banyak berkaitan dengan sektor kesehatan. Tim AIS Kementerian Kominfo menemukan sebanyak 2.357 isu hoaks dalam kategori kesehatan. Isu yang berkaitan dengan penyebaran Covid-19 masih mendominasi dalam kategori ini. Selain itu ada banyak informasi yang menyesatkan berkaitan dengan obat-obatan dan produk kesehatan.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
Keraguan atas vaksinasi alias vaccine hesistancy muncul karena banyaknya misinformasi dan hoaks yang beredar terkait vaksinasi.
Untuk itu, Kemkominfo melalui Siberkreasi bersama Komisi Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) memberikan deretan tips untuk menangkal hoaks mengenai vaksinasi Covid-19.
Tenaga Ahli Madya Kantor Staf Presiden Dilla Amran mengatakan, untuk mengejar cakupan vaksinasi hingga 70 persen populasi agar mencapai herd immunity, penanganan Covid-19 membutuhkan kerja sama semua pihak.
"Kami menebar semangat gotong royong bersama media, pakar, dunia usaha, dan komunitas untuk terus berperan menyebarkan info yang baik dan benar kepada masyarakat. Tujuannya agar keraguan atas vaksinasi bisa ditekan dan masyarakat bersemangat untuk divaksin," tuturnya.
Sementara, Co-Founder & Fact Check Specialist Mafindo/Siberkreasi Aribowo Sasmito mengatakan, saat ini telah terjadi infodemik, di mana informasi berlimpah terkait vaksinasi Covid-19, termasuk upaya disengaja memajukan agenda suatu kelompok.
"Infodemik ini tidak kalah berbahaya dengan pandemik itu sendiri karena banyak terdapat informasi-informasi tidak tepat dan hoaks yang bisa menggiring opini publik terhadap vaksinsi dan semakin parah, dapat menggagalkan program vaksinasi untuk penanganan pandemi," kata Aribowo.
Berikut sejumlah tips untuk menangkal informasi hoaks vaksinasi Covid-19.
1. Jaga Emosi
Emosi sangat mempengaruhi dalam menerima informasi. Setinggi apapun jabatan dan intelektual seseorang, jika menerima informasi dengan emosi maka intelektualitas mereka hilang. Jadi sangat mudah terpengaruh dengan berita yang tidak benar.
2. Pahami 5W1H
Tidak hanya wartawan atau media yang harus memahami dengan benar apa itu 5W1H (What, Where, When, Why, Who & How - Apa, Dimana, Kapan, Kenapa, Siapa, & Bagaimana), tetapi masyarakat juga sudah saatnya memahami konsep 5W1H ini guna memperoleh informasi yang berimbah dan akurat dan tidak mudah termakan oleh hoaks.
3. Perbaiki Literasi
Jangan malas untuk membaca setiap informasi yang Anda terima. Teliti dengan sumber informasinya dan jangan hanya sekedar menyebarkan informasi tanpa menyaring dulu pesan yang ada di dalamnya.
4. Cek Fakta
Jika mendapatkan foto, video atau tautan berita, jangan malas untuk mengecek keaslian foto dan video serta sumber berita tersebut.
Anda bisa bisa menggunakan Google atau pencarian gambar dan video untuk memastikan video dan foto yang Anda dapatkan merupakan kejadian yang sebenarnya.
Untuk tautan berita, lihatlah dengan teliti apakan berita tersebut berasal dari media yang benar bukan abal-abal.
5. Hati-hati dengan kalimat pembuka yang provokatif
Kalimat pembuka provokatif menjadi salah satu penyebab penyebaran informasi hoaks semakin luas di masyarakat.
Kata-kata yang marak digunakan adalah "viralkan", "sebarkan", "bagikan" bahkan ada yang menggunakan kata ancaman.
Cara Lainnya untuk Cek Fakta
Diungkapkan oleh Aribowo, saat ini situs resmi Covid-19 dari pemerintah telah memiliki fitur pencarian, di mana masyarakat bisa mendapatkan informasi akurat mengenai vaksinasi dan juga perkembangan kasus Covid-19 melalui situs tersebut.
Selain itu menurutnya, kini sudah ada fitur mesin pencari anti-hoaks untuk mencari hoaks yang sudah terbantahkan.
Tak hanya itu, masyarakat juga bisa bertanya di chatbot anti-hoaks Mafindo menggunakan kata kunci dan kirim ke nomor 085921600500.
Masyarakat Indonesia juga bisa mengakses s.id/infovaksin untuk mendapatkan informasi berimbang seputar vaksin, mengecek kebenaran informasi yang beredar serta peraturan terbaru mengenai vaksin dan Covid-19.
Sumber: Liputan6.comReporter: Agustin Setyo Wardani
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat harus memiliki pemikiran kritis dalam membaca berita.
Baca SelengkapnyaDengan mengikuti tips ini, diharapkan masyarakat akan semakin waspada terhadap konten hoaks di media sosial yang berpotensi menyesatkan jelang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaPakar mengungkap sejumlah kiat agar masyarakat dapat menjalani liburan Natal dan Tahun Baru dengan aman di tengah kasus Covid-19 yang meningkat.
Baca SelengkapnyaMenurut Bery, hoaks menggunakan kecerdasan buatan memang sudah cukup meresahkan.
Baca SelengkapnyaSeptiaji mengatakan acara ini mengumpulkan lembaga penyelenggara pemilu, pemerintah, pakar, rekan media, hingga masyarakat sipil guna mencari solusi
Baca SelengkapnyaIsu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaBeredar video mengklaim Raffi Ahmad dan Najwa Shihab promosikan judi online, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim menyampaikan bahwa pada era digital saat ini berita palsu dapat dengan mudah menyebar ke masyarakat
Baca Selengkapnya