AI Ungkap Pendaratan NASA di Bulan Palsu
AI ini disebut menggunakan teknologi dari Google. Sehingga diklaim informasinya tidak bias.
AI ini disebut menggunakan teknologi dari Google. Sehingga diklaim informasinya tidak bias.
AI Ungkap Pendaratan NASA di Bulan Palsu
Analisis kecerdasan buatan (AI) dari Rusia menyatakan bahwa gambar-gambar pendaratan di Bulan yang dilakukan NASA adalah palsu.
Menurut laporan dari Greek Reporter, Jumat (1/12), baru-baru ini teori konspirasi mengenai keaslian pendaratan Bulan NASA diperkuat oleh analisis AI dari Rusia, yang menyatakan adanya kemungkinan bahwa setiap gambar pendaratan Bulan yang dihasilkan astronot Amerika Serikat menggunakan foto sintetik.
-
Bagaimana Google AI memeriksa keaslian foto pendaratan di Bulan? Analisis ini mencangkup banyak data, termasuk kontras warna terang dan gelap pada foto. Gref menambahkan foto tersebut merupakan hasil dari gabungan foto.
-
Apa yang diragukan oleh Google AI tentang foto pendaratan di Bulan? Hampir semua penilaian Google AI meragukan keaslian semua objek di foto Amerika.' 'Sementara foto yang diambil oleh robot penjelajah bulan China ini tidak menimbulkan pertanyaan khusus,' tambahnya.
-
Apa yang dideteksi AI di luar angkasa? Metode ini akan dikembangkan menggunakan kecerdasan buatan (AI) yang mampu mendeteksi perbedaan halus dalam pola molekuler dan indikasi kehidupan.
-
Siapa yang meragukan keaslian foto pendaratan di Bulan? Menurut kantor berita Sputnik yang dilansir LA Times, dalam kesempatan itu Kepala Departemen Penelitian Data Sberbank Nikolai Gerasimhen menjelaskan tentang penilaian Google AI terhadap foto pendaratan manusia di Bulan kepada Putin.
-
Apa misi NASA di Bulan? Sebagaimana diketahui, misi yang diberi nama Artemis ini akan mengirimkan empat manusia untuk mengorbit bulan. Rencananya misi itu akan dilakukan pada November 2024, disusul dengan pendaratan manusia pertama di bulan lebih dari setengah abad setahun kemudian.
-
Bagaimana robot penjelajah NASA bekerja di Bulan? Mereka kemudian akan memilih seorang “pemimpin“ yang akan mendistribusikan tugas kerja untuk mencapai tujuan bersama.
Analisis yang dipakai adalah analisis jaringan saraf (neural network). Sebuah model komputasi yang meniru cara kerja otak manusia.
Menggunakan algoritma, analisis ini dapat mengenali pola dan korelasi tersembunyi dalam data mentah, serta mengelompokkan dan mengklasifikasinya.
Dalam kasus ini, jaringan saraf digunakan untuk menganalisis keaslian dari foto-foto pendaratan Bulan yang dilakukan NASA, Amerika Serikat.
Berdasarkan video yang beredar di internet, terlihat presiden Vladimir Putin yang sedang mengamati hasil analisis jaringan saraf terhadap foto-foto misi Apollo 11 NASA dalam acara Tur Dunia Kecerdasan Buatan di Moskow.
Di dekatnya, Nikolai Gerasimenko dan Sberbank menjelaskan bahwa analisis jaringan saraf menunjukkan bahwa hampir semua foto pendaratan Amerika Serikat di Bulan adalah palsu.
Gerasimenko juga menyatakan bahwa analisis AI itu tidak menunjukkan adanya ketidakaslian terhadap gambar yang diambil oleh penjelajah Bulan China selama misi Chang’e.
Dia juga menekankan bahwa hasil ini dibuat dari analisis jaringan saraf milik Google sehingga tidak ada bias di sana.
Lalu bagaimana reaksi Putin? Ia menanggapinya dengan ucapan, “Sangat menarik.”
Pendaratan di Bulan yang dilakukan para astronot Amerika Serikat memang telah menimbulkan teori konspirasi selama bertahun-tahun lamanya.
Banyak yang menganggap bahwa misi Apollo 11 dan misi-misi selanjutnya yang dilakukan oleh Amerika Serikat adalah kepalsuan semata.
Diduga, semua foto dan video yang diunggah Amerika Serikat sebenarnya dikerjakan di studio dan belum ada manusia sungguhan yang mendarat di permukaan Bulan.
Salah satu yang pernah meragukan hal ini adalah pendiri SpaceX, Elon Musk. Dia pernah mengunggah postingan di media sosial X mengenai keraguannya tentang pendaratan Bulan Amerika Serikat.
Hingga saat ini, pihak NASA maupun Amerika Serikat dilaporkan belum mengomentari analisis AI maupun tanggapan Putin ini.
Perlu diketahui pula jika hasil analisis jaringan saraf tidak selalu dapat menjadi patokan keaslian sesuatu. Sebagai alat kecerdasan buatan manusia, AI tentu bisa dan pernah menghasilkan analisis yang salah dan malah menyesatkan sejak pertama kali diperkenalkan.