Begini cara Jepang ubah badai mematikan jadi pembangkit listrik
Merdeka.com - Sebagai negara kepulauan, tentu Jepang banyak mengalami ancaman badai yang datang dari Samudra Pasifik. Namun ilmuwan Jepang baru-baru ini berhasil mengembangkan teknologi yang bisa membuat bencana jadi sumber tenaga listrik.
Insinyur Jepang bernama Atsushi Shimizu telah mendesain turbin angin model terbaru yang dapat mengumpulkan energi listrik dari badai, Engadget (30/09). Turbin ini bahkan diklaim mampu bertahan dari serangan topan hingga tornado.
Menurut Shimizu, alatnya itu dapat menyuplai energi listrik bagi Jepang selama 50 hanya dari sebuah badai saja. Tapi, pihaknya masih mengembangkan baterai yang bisa menampung enerli listrik sebesar itu.
-
Bagaimana energi angin menghasilkan listrik? Pada turbin angin, angin menggerakkan baling-baling yang kemudian menggerakkan generator untuk menghasilkan listrik.
-
Bagaimana listrik diproduksi dari air? Proses ini melibatkan beberapa bagian utama, termasuk bendungan, turbin, generator, dan jalur transmisi. Pertama, air diatur oleh bendungan untuk membentuk sumber energi yang stabil. Air kemudian dialirkan melalui turbin, di mana energi kinetik air diubah menjadi energi mekanis. Turbin ini kemudian terhubung dengan generator yang mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan kemudian dikirim melalui jalur transmisi untuk didistribusikan ke rumah dan bisnis.
-
Bagaimana Bendungan Batutegi menghasilkan listrik? Bendungan tersebut digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang menjadi penyedia bahan baku air minum untuk kota Lampung dan sekitarnya. Dalam sekali tampung, bendungan ini mampu berisi sampai kapasitas 9 juta meter kubik dengan memanfaat aliran Sungai Sekampung.
-
Bagaimana energi listrik dihasilkan? Energi listrik juga disebut sebagai suatu energi yang dihasilkan dari aliran muatan listrik.
-
Siapa yang memanfaatkan energi gelombang laut? Teknologi yang digunakan untuk menghasilkan energi dari gelombang laut masih dalam tahap pengembangan, namun beberapa negara seperti Portugal dan Skotlandia telah berhasil mengoperasikan pembangkit listrik gelombang laut.
-
Siapa yang mengembangkan baterai air? Ilmuwan RMIT Universitas Melbourne, Australia telah mengembangkan 'baterai air' yang dapat didaur ulang.
Saat ini Shimizu masih melakukan uji coba turbin badai tadi di kawasan Okinawa dan rencananya di Menara Tokyo saat Olimpiade Jepang digelar tahun 2020 nanti. Apabila sukses, negara-negara yang rawan badai seperti Amerika Serikat, China, Filipina, bahkan Indonesia bisa memanfaatkan turbin badai Shimizu itu.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada proyek pengolahan sampah menjadi sumber daya energi, proyek pengembangan lahan gambut.
Baca SelengkapnyaSelain itu, gelombang tsunami tercatat di beberapa daerah setelah gempa berkekuatan 7,6 di dekat Semenanjung Noto.
Baca SelengkapnyaGempa bermagnitudo 7.4 di Jepang menyebabkan warga mengungsi, memutus aliran listrik ke ribuan rumah dan ganggu penerbangan.
Baca SelengkapnyaInisiatif itu untuk mempercepat penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya.
Baca SelengkapnyaJepang menyusul AS, Uni Soviet, India dan China yang sebelumnya telah berhasil mendarat di Bulan.
Baca SelengkapnyaTemuan sumber daya ini dapat memutus ketergantungan impor Jepang dari negara lain.
Baca Selengkapnyapemerintah Jepang akan mendanai 12 proyek yang berfokus pada baterai EV
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan, pemerintah tengah mendorong percepatan transisi energi di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaHarris menyampaikan Indonesia akan memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir pertama pada tahun 2023. Adapun, kapasitas PLTN tersebut sekitar 320 megawatt.
Baca SelengkapnyaUntuk saat ini turbin tidak bisa beroperasi karena terkendala kemarau
Baca SelengkapnyaAlat yang bernama Dragon Firefighter ini sudah melalui tahap demonstrasi di depan para pemadam kebakaran dan menuai reaksi positif.
Baca SelengkapnyaJokowi menginginkan seluruh potensi energi baru terbarukan di Indonesia bisa dimanfaatkan.
Baca Selengkapnya