Jepang Hentikan Pendanaan Proyek PLTU Indramayu, Jokowi Jawab Begini
Jokowi menekankan, pemerintah tengah mendorong percepatan transisi energi di sejumlah daerah.
Jokowi mengaku tidak ambil pusing dengan keputusan Jepang untuk menyetop pembiayaan PLTU II Indramayu.
Jepang Hentikan Pendanaan Proyek PLTU Indramayu, Jokowi Jawab Begini
Jepang Hentikan Pendanaan Proyek PLTU Indramayu, Jokowi Jawab Begini
Presiden Joko Widodo atau Jokowi merespons langkah pemerintah Jepang untuk menghentikan pendanaan proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) II Indramayu, Jawa Barat. Diketahui, Jepang tengah berupaya mengurangi investasi di sektor batu bara untuk mendorong percepatan transisi energi.
Jokowi mengaku tidak ambil pusing dengan keputusan Jepang untuk menyetop pembiayaan PLTU II Indramayu. Mengingat, pemerintah telah menyiapkan pembangkit ramah lingkungan di sejumlah wilayah Jawa Barat.
"Sekarang ini kita mulai bergeser ke energi hijau. Ke hidropower, solar panel, saya kira di Jabar ada gede, ini mau kita resmikan di Cirata, kemudian energi angin, geothermal itu yang kita berikan prioritas," ujar Jokowi usai meninjau panen padi di Desa Karanglayung, Sukra, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (13/10).
Jokowi menekankan, pemerintah tengah mendorong percepatan transisi energi di sejumlah daerah. Antara lain dengan mulai memensiunkan PLTU batu bara secara bertahap.
"Sekarang ini kita mulai bergeser ke energi hijau. Kalau ada PLTU itu harus super critical semuanya, standar-standarnya itu saya kira di kementerian ESDM tau semua," kata Jokowi.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Mekarsari, Kabupaten Indramayu yang tergabung dalam Jaringan Tanpa Asap Batu Bara Indramayu (Jatayu) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kedubes Jepang di Jakarta, Rabu (21/10).
Dalam aksinya, mereka menolak pembangunan PLTU Indramayu 2 yang dikhawatirkan semakin berdampak pada kehidupan mereka dengan tercemarnya udara dan rusaknya lahan pertanian.
Selain itu, sejumlah aktivis lingkungan menunjukan poster saat menggelar aksi dengan memakai kostum karakter Jepang di depan Kedutaan Besar Jepang, Jakarta, Senin (4/10).
Aksi tersebut dilakukan untuk menyerahkan petisi penolakan pendanaan Jepang untuk pembangunan pembangkit listrik batubara PLTU Indramayu 2 yang ditandatangani oleh 10.002 orang dari 114 negara.