Bos NVIDIA Jensen Huang Soroti Huawei sebagai Pesaing Utama Meski Diblokir AS
Nvidia memasukkan Huawei dalam daftar pesaing utama untuk chip, komputasi, dan layanan cloud. Huawei bangkit lewat Mate 70 dan HarmonyOS NEXT.

Raksasa chip asal Amerika Serikat, Nvidia, menyebut Huawei sebagai salah satu pesaing utama dalam laporan tahunannya yang dirilis Rabu (6/3). Ini menandai tahun kedua berturut-turut Huawei masuk dalam daftar kompetitor Nvidia, meski perusahaan asal Tiongkok itu masih berada dalam daftar hitam pemerintah AS karena alasan keamanan nasional.
Dikutip dari CNBC, Senin (24/3), dalam laporan tersebut, Nvidia menempatkan Huawei sebagai pesaing di empat dari lima kategori bisnis utamanya—mulai dari semikonduktor, layanan cloud, pemrosesan komputasi, hingga produk jaringan. CEO Nvidia, Jensen Huang, mengakui bahwa persaingan di Tiongkok sangatlah ketat.
“Huawei dan sejumlah perusahaan lain sangat aktif dan sangat kompetitif,” ujar Huang dalam wawancara bersama Jon Fortt dari CNBC.
Sejak 2019, pemerintah AS membatasi akses Huawei terhadap teknologi dari pemasok Amerika, termasuk chip 5G canggih dan sistem operasi Android dari Google. Namun, perusahaan teknologi asal Shenzhen ini perlahan bangkit dari tekanan tersebut.
Huawei mencatatkan pendapatan sebesar 860 miliar yuan (sekitar Rp1.860 triliun) pada tahun 2024, menurut laporan media pemerintah Tiongkok. Angka ini melonjak 22% dibandingkan tahun sebelumnya—pertumbuhan tercepat sejak tahun 2016.
Performa keuangan Huawei memang sempat terpukul. Pendapatan perusahaan nyaris stagnan pada 2020 dan anjlok hampir 29% pada 2021. Segmen konsumer menjadi yang paling terdampak. Meski naik 17% menjadi 251,5 miliar yuan pada 2023, pendapatan segmen ini hanya separuh dari puncaknya di 2020.
Namun, titik balik mulai terlihat saat Huawei meluncurkan smartphone Mate 60 Pro di pasar domestik pada 2023. Ponsel tersebut dikabarkan mampu menyamai kecepatan unduhan 5G berkat chip semikonduktor canggih buatan dalam negeri, terlepas dari pembatasan teknologi asing.
Lebih dari setahun kemudian, Huawei kembali mencuri perhatian dengan peluncuran seri Mate 70 yang sudah menggunakan sistem operasi sepenuhnya buatan sendiri: HarmonyOS NEXT.
Ini menjadi bukti tekad Huawei untuk lepas dari ketergantungan terhadap teknologi Barat, sekaligus memperkuat posisinya di tengah persaingan global chip dan software.
Kehadiran Huawei dalam daftar pesaing Nvidia mencerminkan realitas baru di industri teknologi global, di mana perusahaan asal Tiongkok tetap mampu bersaing meski dibatasi oleh kebijakan negara lain.