Ilmuwan Stanford Temukan 'Asal Usul Kehidupan yang Sebenarnya'
Ilmuwan menemukan bahwa microlightning yang dihasilkan dari air terjun dan ombak laut bisa memicu reaksi kimia yang membentuk blok penyusun kehidupan di Bumi.

Para ilmuwan mengungkap teori baru bahwa kehidupan di Bumi mungkin berawal dari "microlightning"—percikan listrik mikro yang dihasilkan dari air terjun dan ombak laut yang menghantam permukaan.
Mengutip DailyMail, Selasa (18/3), sebuah studi terbaru dari Stanford University menunjukkan bahwa percikan listrik ini terbentuk saat tetesan air bertabrakan dan terpecah.
Dalam eksperimen laboratorium, para ilmuwan mencampurkan muatan listrik ini dengan gas-gas yang diduga ada di atmosfer purba Bumi. Hasilnya, terbentuk molekul organik termasuk urasil—salah satu blok penyusun DNA dan RNA.
Selama ini, teori yang paling diterima adalah hipotesis Miller-Urey dari tahun 1952, yang menyebutkan bahwa petir dari atmosfer purba menciptakan energi yang diperlukan untuk membentuk senyawa kehidupan.
Namun, teori ini memiliki kelemahan karena petir jarang terjadi, sehingga sulit membayangkan ada cukup kilat untuk menciptakan kehidupan di seluruh lautan purba.
Penemuan baru ini mengusulkan bahwa microlightning bisa menjadi sumber energi yang lebih konstan dan tersebar luas. Profesor Richard Zare dari Stanford University menjelaskan bahwa percikan listrik mikro ini kemungkinan besar terjadi di berbagai tempat di Bumi purba, seperti di celah bebatuan dan di sekitar air terjun.
Percikan Listrik Mikro Pemicu Kehidupan
Penelitian ini menemukan bahwa ketika air terpecah menjadi tetesan kecil, terjadi pemisahan muatan listrik. Tetesan besar cenderung bermuatan positif, sedangkan tetesan kecil membawa muatan negatif. Saat dua tetesan bermuatan berlawanan bertemu, terjadi percikan listrik mikro yang cukup kuat untuk memicu reaksi kimia kompleks.
Studi yang diterbitkan di Science Advances ini menggunakan kamera berkecepatan tinggi untuk menangkap percikan listrik mikro yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Dalam eksperimen lanjutan, percikan ini dicampurkan dengan gas-gas purba seperti nitrogen, metana, karbon dioksida, dan amonia. Hasilnya, terbentuk tiga senyawa organik utama: hidrogen sianida, asam amino glisin, dan urasil.
Implikasi Bagi Asal Usul Kehidupan
Penemuan ini menunjukkan bahwa kehidupan tidak memerlukan kilat atau meteorit untuk membawa bahan organik ke Bumi. Sebaliknya, kehidupan mungkin sudah ada dalam air sejak awal. Dengan mengungkap cara baru dalam pembentukan senyawa kehidupan, studi ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana kehidupan mungkin muncul tidak hanya di Bumi, tetapi juga di planet lain dengan kondisi serupa.