Ini Bukti Keseriusan Ericsson Bantu Kembangkan 5G dan Gen AI di Indonesia
Ericsson Indonesia punya bukti nyata bagaimana mereka ingin mengembangkan 5G dan Gen AI di Indonesia.
Ericsson Hackathon 2024, program kolaborasi antara Ericsson Indonesia, Kementerian Perindustrian, PIDI 4.0, Kementerian Komunikasi dan Digital, Innovation & Learning Centers, Swiss German University, dan KORIKA telah mencapai puncak acara.
Fokus dari program Hackathon ini adalah pada Smart Manufacturing, seperti IoT, analisis big data, robotics, dan AI untuk mengoptimalkan proses manufaktur serta memungkinkan pengambilan keputusan berbasis data. Mengapa sektor manufaktur?
Sektor manufaktur merupakan salah satu sektor prioritas utama dalam agenda transformasi digital Indonesia. Namun, transisi menuju Industri 4.0 akan bergantung pada keberhasilan adopsi berbagai teknologi baru.
5G menawarkan konektivitas yang andal tanpa pemasangan kabel yang rumit dan mahal, sehingga memungkinkan pengaturan pabrik dengan komunikasi dua arah antara mesin dan pekerja dalam pengaturan yang modular dan fleksibel. Sederhananya, program ini bertujuan mendorong transformasi digital di Indonesia melalui teknologi 5G dan Gen AI.
“Hackathon ini memang kami targetkan untuk menyasar ke industri. Bukan artinya sektor yang menyasar konsumen langsung enggak penting. Tapi kami melihat potensi 5G di industri itu sangat besar. Banyak celah yang bisa dikembangkan dengan menggunakan teknologi 5G dan Gen AI,” kata Director of Ericsson Indonesia, Ronni Nurmal di sela-sela acara Winner Announcement Ericsson Hackaton 2024 di Jakarta, Selasa (10/12).
3 finalis yang masuk program Ericsson Hackathon 2024, kata Ronni, telah memperlihatkan pemanfaatan dari teknologi 5G dan Gen AI. Misalnya, saja memanfaatkan sensor dan cloud yang canggih. Dianggap mampu membantu sektor manufaktur lebih efektif dan efisien.
“Nah inilah yang kami coba jembatani adalah mix and match dengan industrinya ya. Sehingga solusi yang mereka kembangkan itu betul-betul bisa dijual dan dipakai oleh industri,” ujar dia.
Harus diakui, proses menjembatani antara developer dengan industri adalah tantangan yang terjadi tidak hanya di Indonesia. Di negara-negara lain juga mengalami hal serupa. Oleh sebab itu, pihaknya mempunyai 5G Nation Lab di Indonesia. Tujuannya menyinkronisasikan kebutuhan industri.
“Saya ada contoh di Malaysia. Mereka punya 5G Innovation Center, gede sekali. Di sana developer bisa menaruh demo use case-nya. Setiap hari industri yang datang ke sana juga banyak. Di situ mereka juga jadi hub, mereka bisa berdiskusi dengan developer, bisa nggak solusinya saya ini di-address? Bisa nggak dikembangkan aplikasi atau solution yang bisa meningkatkan efisiensinya saya?” jelas dia.
Oleh sebab itu Ericsson, lanjut Ronni, tidak ingin berhenti hanya sekadar menggelar Hackathon saja. Tetapi bisa berkontribusi bagi pengembangan 5G dan Gen AI secara konkret di Indonesia.
“Kami juga enggak mau cuma berhenti di hackathon, pemenang dapat hadiah, lalu selesai, enggak. Kami benar-benar ingin mengembangkan 5G Innovation Lab, di mana teknologi 5G ini betul-betul nanti bisa diimplementasikan di industri-industri Indonesia,” terangnya.
Pemenang Hackathon Ericsson 2024
Pengumuman yang berlangsung di kantor PIDI 4.0 ini menobatkan Grup Molca sebagai juara pertama, Grup Mentos dari Universitas Indonesia sebagai juara kedua, dan Grup OpenMachine sebagai juara ketiga.
Pemenang Pertama - Molca
Molca Group terdiri dari para profesional industri yang telah menyelesaikan proyek-proyek berskala besar dengan menggunakan berbagai solusi inovatif di bidang VR/AR dan Industri 4.0.
Selama Ericsson Hackathon 2024, mereka telah mengembangkan solusi Digital Twin + AI untuk mengatasi tantangan industri dengan mengintegrasikan teknologi canggih untuk meningkatkan pengambilan keputusan dan efisiensi operasional.
Dengan menghubungkan sistem yang sebelumnya terpisah, solusi ini membantu industri menciptakan alur kerja yang lebih cerdas, meningkatkan keandalan, dan mengoptimalkan kinerja.
Pemenang Kedua - Mentos
Mereka mengembangkan Sistem Pemantauan Produksi Real-Time yang Komprehensif dengan menggunakan IoT, AI, dan 5G untuk meningkatkan efisiensi produksi. Sistem ini bertujuan untuk membantu perusahaan mengadopsi Industri 4.0 dengan menyediakan deteksi kesalahan real-time, quality control, dan kepatuhan terhadap peraturan.
Industri utama yang dapat mengaplikasikan solusi ini termasuk otomotif, elektronik, dan farmasi. Sistem ini mengatasi hambatan umum seperti data yang sangat banyak dan kurangnya keahlian, serta menawarkan solusi manufaktur yang lebih cerdas dan berkelanjutan.
Pemenang ke-3 - OpenMachine
OpenMachine, profesional di bidang industri, mempresentasikan sebuah solusi yang berfokus pada transformasi industri hilirisasi mineral di Indonesia melalui Smart Manufacturing 4.0. Pendekatan mereka memanfaatkan teknologi Generative AI, konektivitas 5G, dan Digital Twin untuk mengatasi tantangan utama seperti inefisiensi rantai pasokan, konsumsi energi yang tinggi, dan operasional downtime.