Kenapa teknologi Indonesia masih minim digunakan masyarakatnya?
Merdeka.com - Hasil teknologi yang dimiliki Indonesia, sebenarnya tidak kalah dengan negara-negara tetangga. Namun sayangnya, di negeri sendiri hasil karya teknologi Indonesia masih belum terlalu banyak digunakan oleh masyarakatnya sendiri.
Kebanyakan masih menggunakan produk teknologi luar. Hal ini pun dibenarkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto.
Menurutnya, sudah saatnya masyarakat Indonesia dipaksa untuk menggunakan produk dalam negeri. Hal ini juga demi teknologi Indonesia agar lebih dihargai di negeri sendiri.
-
Bagaimana teknologi informasi berkembang di Indonesia? Sejak diperkenalkannya radio, teknologi informasi terus mengalami perkembangan pesat yang mempengaruhi peradaban masyarakat informasi di Indonesia. Kemudian, dengan berkembangnya internet, teknologi informasi semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
-
Teknologi informasi apa yang pertama kali digunakan di Indonesia? Radio disebut sebagai teknologi informasi pertama di Indonesia. Diperkenalkan oleh Bataviase Radio Vereniging pada tahun 1925, radio menjadi alat komunikasi utama yang memengaruhi perkembangan teknologi informasi di Indonesia.
-
Apa itu perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia.
-
Mengapa Indonesia kekurangan talenta digital? Sayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
-
Kapan internet mulai digunakan secara luas di Indonesia? Awalnya, penggunaan internet hanya untuk keperluan kerja menggunakan sistem email. Namun, seiring berjalannya waktu, penggunaan internet berkembang pesat menjadi media sosial, unduh unggah video, dan musik.
-
Dimana teknologi informasi dipakai? Ada 3 contoh teknologi informasi yang paling sering digunakan. Bahkan salah satunya sudah seperti bagian dari hidup banyak orang karena fungsinya yang begitu luas.
"Harus dipaksa, seperti China. Masyarakat China dipaksa untuk menggunakan hasil karya produk negeri mereka sendiri. Sekalipun kurang bagus harus digunakan. Korea pun begitu. Mereka memaksakan hal itu. Kan kita tahu sendiri," ujar Unggul kepada Merdeka.com di Jakarta.
Rendahnya penggunaan teknologi dalam negeri ini, diakui juga oleh Unggul karena kurang percayanya masyarakat terhadap teknologi negeri sendiri. Sayangnya, dia tak menjelaskan apa penyebab masyarakat kurang percaya terhadap teknologi sendiri.
"Pertama, kita memang kurang percaya terhadap produk atau karya teknologi sendiri. Kedua, pemahaman teknologi terkait industri juga kurang. Banyak masyarakat di luar sana hanya memahami jika teknologi itu sekadar riset saja, tidak terkait dengan industri," katanya.
Terlepas dari itu, belum lama ini, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), melakukan survei terhadap masyarakat mengenai penafsiran mereka tentang IPTEK. Dalam survei tersebut, ada tiga isu besar yang diketahui masyarakat tentang IPTEK yaitu pertama, isu IPTEK penemuan besar, kedua IPTEK berkontribusi terhadap perbaikan hidup, dan ketiga perubahan cepat. Dari tiga itu, yang terbesar adalah penemuan besar masih menjadikan penafsiran paling banyak ditafsirkan oleh masyarakat, yakni dengan prosentase 76 persen.
Namun sayangnya, masyarakat pun ternyata belum memahami isu-isu IPTEK di dalam negeri. Hampir 54 persen dari responden yang disurvei, masih kurang paham soal isu IPTEK. (mdk/hwa)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada beberapa alasan mengapa penerapan 5G terkesan lama.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah tiga hal yang menjadi penghambat meluasnya jaringan 5G.
Baca SelengkapnyaBerikut fakta-fakta mengenai penyebab rendahnya implementasi IPv6.
Baca SelengkapnyaPenjualan motor listrik di Indonesia memang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Baca SelengkapnyaAlhasil, transformasi digital di Tanah Air tidak melahirkan ekonomi baru.
Baca SelengkapnyaTak heran jika produksi barang nasional masih kalah dengan produk dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaMeski undang-undang ini sudah diberlakukan, penerapannya masih sering kali dianggap sebagai formalitas semata.
Baca SelengkapnyaEkonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaSaat ini baru sedikit pengelola situs internet di Indonesia yang menggunakan domain .id.
Baca SelengkapnyaMengapa Fosil Dinosaurus Tidak Pernah Ditemukan di Indonesia? Alasannya Ternyata Klasik
Baca SelengkapnyaMerosotnya penjualan mobil di Indonesia punya banyak faktor mendasar, seperti karena penurunan daya beli dan ketertarikan pembeli.
Baca Selengkapnya