Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Perampokan Bank Pertama di Dunia tanpa Senjata Api

Kisah Perampokan Bank Pertama di Dunia tanpa Senjata Api Kisah Perampokan Bank Pertama di Dunia tanpa Berlumur Darah. Unsplash/Miquel Parera

Merdeka.com - Peristiwa ini terjadi pada 1994 di Amerika Serikat (AS). Berawal dari komplain nasabah korporat yang menitipkan duit di beberapa bank di sana. Salah satu nasabah merasa kehilangan uang sebesar USD 400.000 dari rekeningnya.

Penyelidikan internal pun segera dilakukan. Berdasarkan hasil investigasi, pihak bank merasa ada yang tidak beres dari sistemnya. Mereka lantas menghubungi Federal Bureau of Investigation (FBI).

Setelah mendengar keterangan dari pihak bank, FBI menyimpulkan bahwa ini adalah kriminalitas gaya baru. Diklaim mereka sebagai peretasan pertama kali di dunia yang menyasar perbankan.

Orang lain juga bertanya?

Dikutip dari situs resmi FBI.gov, Kamis (15/6), para penjahat siber diduga telah menargetkan sistem komputer manajemen kas institusi. Sistem ini memungkinkan klien korporat memindahkan dana dari rekening mereka sendiri ke bank lain di seluruh dunia.

"Para penjahat mendapatkan akses dengan mengeksploitasi jaringan telekomunikasi dan mengkompromikan ID pengguna dan kata sandi yang valid," tulis keterangan tersebut.

Bekerja sama dengan pihak bank, FBI mulai memantau rekening untuk mencari lebih banyak transfer ilegal.

"Kami akhirnya mengidentifikasi sekitar 40 transaksi ilegal dari akhir Juni hingga Oktober 1994, sebagian besar masuk ke rekening bank luar negeri dan tercatat berjumlah lebih dari USD10 juta," tulis mereka.

Agar tak ada lagi korban, pihak bank memutuskan untuk membekukan rekening luar negeri sehingga tidak ada uang tambahan yang dapat ditarik dari manapun.

Pelaku Perampokan Teridentifikasi

Setelah dilakukan investigasi lebih mendalam, FBI menemukan titik terang pelaku perampokan tanpa senjata, topeng, dan darah ini. Siapa perampoknya?

Ia adalah seorang programmer komputer muda yang handal dari St. Petersburg, Rusia bernama Vladimir Levin. Levin ternyata dikenal sebagai gembong sindikat perampokan dengan memakai teknologi.

Levin disebut-sebut kerap melakukan aksi perampokan yang tanpa disadari korban dan sukses meninggalkan jejak. Hingga akhirnya hari apesnya pun datang.

Nama Levin terkuak saat sepasang suami istri yang ditugaskan oleh gerombolan Levin mengambil uang di rekening salah satu bank AS.

Mereka dipaksa FBI untuk bekerja sama dalam penyelidikan. Ternyata perampokan itu dilakukan langsung dari sebuah perusahaan komputer di Rusia dan pasangan suami istri itu mengaku bekerja untuk Levin.

Singkat cerita, Levin berhasil ditangkap pada Maret 1995. Kemudian, dia mengaku bersalah pada Januari 1998. Kejadian ini diyakini sebagai perampokan bank secara online pertama di dunia. (mdk/faz)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ordal Bank Pelat Merah Berkomplot dengan ASN & Honorer Damkar di Palembang Kuras Rekening Nasabah hampir Rp100 Juta
Ordal Bank Pelat Merah Berkomplot dengan ASN & Honorer Damkar di Palembang Kuras Rekening Nasabah hampir Rp100 Juta

Modus digunakan memeriksa mutasi rekening di mobile banking milik korban.

Baca Selengkapnya
Tabungan Rp248 Juta di Rekening Raib, Nasabah di Bali Gugat Bank ke Pengadilan
Tabungan Rp248 Juta di Rekening Raib, Nasabah di Bali Gugat Bank ke Pengadilan

Menggugat salah satu bank BUMN ke Pengadilan Negeri (PN) Singaraja setelah uang tabungan di rekeningnya lenyap sebesar Rp248 juta.

Baca Selengkapnya
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang, Begini Kronologi Kejadian Sebenarnya
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang, Begini Kronologi Kejadian Sebenarnya

BTN tidak pernah mengeluarkan produk investasi dengan iming-iming bunga tinggi hingga mencapai 10 persen per bulan.

Baca Selengkapnya
Jadi Korban Investasi Bodong, Nasabah Disarankan Tempuh Jalur Hukum
Jadi Korban Investasi Bodong, Nasabah Disarankan Tempuh Jalur Hukum

Nasabah yang mengaku korban bukan tipe masyarakat yang buta finansial.

Baca Selengkapnya
Kakek 73 Tahun Tertipu Modus Kartu ATM Tertelan, Tabungan Rp20 Juta Ludes
Kakek 73 Tahun Tertipu Modus Kartu ATM Tertelan, Tabungan Rp20 Juta Ludes

Pelaku berhasil menguras ATM korban setelah berhasil menukar kartu.

Baca Selengkapnya
Terjadi Lagi! Uang Nasabah Bank Pelat Merah di Malang Lenyap Setengah Miliar Usai Klik File di WA
Terjadi Lagi! Uang Nasabah Bank Pelat Merah di Malang Lenyap Setengah Miliar Usai Klik File di WA

Seorang pengusaha hotel di Kota Malang menjadi korban pencurian data (phising). Uang dalam rekeningnya sebesar Rp559,9 Juta.

Baca Selengkapnya
Aksi Perampokan di Tambun Bekasi Terekam Kamera, Korban Perempuan Sampai Nangis Ketakutan
Aksi Perampokan di Tambun Bekasi Terekam Kamera, Korban Perempuan Sampai Nangis Ketakutan

Aksi perampokan di Tambun Bekasi berhasil terekam kamera pengawas CCTV.

Baca Selengkapnya
Viral Ibu Menangis Uang Arisan Belasan Juta Ludes Terbakar, sampai Disorot Anak Presiden
Viral Ibu Menangis Uang Arisan Belasan Juta Ludes Terbakar, sampai Disorot Anak Presiden

Ibu tersebut rupanya korban kebakaran Pasar Kliwon, Solo.

Baca Selengkapnya
Hati-Hati Kejahatan di Rest Area Cikampek, Pria Ini Hilang Rp201 Juta, Begini Modusnya
Hati-Hati Kejahatan di Rest Area Cikampek, Pria Ini Hilang Rp201 Juta, Begini Modusnya

Selanjutnya, korban mampir ke ATM untuk mengambil sejumlah uang.Namun terjadi kendala pada saat memasukan kartu debit ke mulut mesin.

Baca Selengkapnya
Viral Aksi Perampokan Minimarket di Magelang, Pelaku Bawa Senpi Bawa Kabur Sebungkus Cokelat
Viral Aksi Perampokan Minimarket di Magelang, Pelaku Bawa Senpi Bawa Kabur Sebungkus Cokelat

Video tersebut lantas viral dan dibanjiri beragam komentar dari warganet. Tak sedikit yang juga dibuat heran dengan aksi perampokan tersebut.

Baca Selengkapnya
Tiga Pegawai Bank Gadungan Tipu Dua Korban Ratusan Juta Rupiah, Begini Modusnya
Tiga Pegawai Bank Gadungan Tipu Dua Korban Ratusan Juta Rupiah, Begini Modusnya

Tiga pegawai bank gadungan melakukan penipuan online, hingga menyebabkan dua korban mengalami kerugian Rp970 juta.

Baca Selengkapnya