Kisah Perampokan Bank Pertama di Dunia tanpa Senjata Api
Merdeka.com - Peristiwa ini terjadi pada 1994 di Amerika Serikat (AS). Berawal dari komplain nasabah korporat yang menitipkan duit di beberapa bank di sana. Salah satu nasabah merasa kehilangan uang sebesar USD 400.000 dari rekeningnya.
Penyelidikan internal pun segera dilakukan. Berdasarkan hasil investigasi, pihak bank merasa ada yang tidak beres dari sistemnya. Mereka lantas menghubungi Federal Bureau of Investigation (FBI).
Setelah mendengar keterangan dari pihak bank, FBI menyimpulkan bahwa ini adalah kriminalitas gaya baru. Diklaim mereka sebagai peretasan pertama kali di dunia yang menyasar perbankan.
-
Apa yang dicuri dari bank? Suatu hari, tiba-tiba nasabah korporat datang ke salah satu bank di Amerika Serikat (AS). Ia melaporkan kehilangan uang. Tak tanggung-tanggung jumlahnya sampai USD 400.000.
-
Bagaimana hacker mencuri uang? “Para penjahat mendapatkan akses dengan mengeksploitasi jaringan telekomunikasi dan mengkompromikan ID pengguna dan kata sandi yang valid,“ Profil perampok bank pertama kali di dunia tanpa darah sedikitpun.
-
Siapa korban penipuan uang? “Ya Tuhan duit Rp 2.000 dibuat jadi Rp 20.000 ditambahnya nol, Astagfirullah.. Astagfirullah,“ ujar pedagang wanita yang diduga jadi korban penipuan.
-
Bagaimana cara penipu mencuri uang dari rekening korban? Melansir dari Info Security Magazine, kasus ini baru saja terjadi dalam penerbangan domestik dan bandara di Australia yakni Perth, Melbourne, dan Adelaide. Kepolisian Federal Australia (AFP) telah menangkap seorang penduduk Australia berusia 42 tahun yang diduga memasang jaringan titik akses wifi gratis palsu di bandara. AFP menjelaskan titik akses tersebut dipasang di beberapa lokasi dan meniru jaringan yang sah untuk menangkap data pribadi dari korban yang tidak menaruh curiga yang secara tidak sengaja terhubung ke jaringan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker meminta uang tebusan? Peretas masuk ke jaringan komputer dan mengancam akan menyebabkan gangguan atau menghapus file kecuali uang tebusan dalam mata uang kripto dibayarkan.
-
Siapa yang mengembalikan uang Rp40 miliar? 'Telah berhasil mengupayakan penyerahan kembali sejumlah uang sebesar USD 619.000 dari tersangka AQ, sehingga total penyerahan uang tersebut senilai USD 2.640.000 atau setara dengan Rp40 miliar,' tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana dalam keterangannya, Selasa (21/11/2023).
Dikutip dari situs resmi FBI.gov, Kamis (15/6), para penjahat siber diduga telah menargetkan sistem komputer manajemen kas institusi. Sistem ini memungkinkan klien korporat memindahkan dana dari rekening mereka sendiri ke bank lain di seluruh dunia.
"Para penjahat mendapatkan akses dengan mengeksploitasi jaringan telekomunikasi dan mengkompromikan ID pengguna dan kata sandi yang valid," tulis keterangan tersebut.
Bekerja sama dengan pihak bank, FBI mulai memantau rekening untuk mencari lebih banyak transfer ilegal.
"Kami akhirnya mengidentifikasi sekitar 40 transaksi ilegal dari akhir Juni hingga Oktober 1994, sebagian besar masuk ke rekening bank luar negeri dan tercatat berjumlah lebih dari USD10 juta," tulis mereka.
Agar tak ada lagi korban, pihak bank memutuskan untuk membekukan rekening luar negeri sehingga tidak ada uang tambahan yang dapat ditarik dari manapun.
Pelaku Perampokan Teridentifikasi
Setelah dilakukan investigasi lebih mendalam, FBI menemukan titik terang pelaku perampokan tanpa senjata, topeng, dan darah ini. Siapa perampoknya?
Ia adalah seorang programmer komputer muda yang handal dari St. Petersburg, Rusia bernama Vladimir Levin. Levin ternyata dikenal sebagai gembong sindikat perampokan dengan memakai teknologi.
Levin disebut-sebut kerap melakukan aksi perampokan yang tanpa disadari korban dan sukses meninggalkan jejak. Hingga akhirnya hari apesnya pun datang.
Nama Levin terkuak saat sepasang suami istri yang ditugaskan oleh gerombolan Levin mengambil uang di rekening salah satu bank AS.
Mereka dipaksa FBI untuk bekerja sama dalam penyelidikan. Ternyata perampokan itu dilakukan langsung dari sebuah perusahaan komputer di Rusia dan pasangan suami istri itu mengaku bekerja untuk Levin.
Singkat cerita, Levin berhasil ditangkap pada Maret 1995. Kemudian, dia mengaku bersalah pada Januari 1998. Kejadian ini diyakini sebagai perampokan bank secara online pertama di dunia. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Modus digunakan memeriksa mutasi rekening di mobile banking milik korban.
Baca SelengkapnyaMenggugat salah satu bank BUMN ke Pengadilan Negeri (PN) Singaraja setelah uang tabungan di rekeningnya lenyap sebesar Rp248 juta.
Baca SelengkapnyaBTN tidak pernah mengeluarkan produk investasi dengan iming-iming bunga tinggi hingga mencapai 10 persen per bulan.
Baca SelengkapnyaNasabah yang mengaku korban bukan tipe masyarakat yang buta finansial.
Baca SelengkapnyaPelaku berhasil menguras ATM korban setelah berhasil menukar kartu.
Baca SelengkapnyaSeorang pengusaha hotel di Kota Malang menjadi korban pencurian data (phising). Uang dalam rekeningnya sebesar Rp559,9 Juta.
Baca SelengkapnyaAksi perampokan di Tambun Bekasi berhasil terekam kamera pengawas CCTV.
Baca SelengkapnyaIbu tersebut rupanya korban kebakaran Pasar Kliwon, Solo.
Baca SelengkapnyaSelanjutnya, korban mampir ke ATM untuk mengambil sejumlah uang.Namun terjadi kendala pada saat memasukan kartu debit ke mulut mesin.
Baca SelengkapnyaVideo tersebut lantas viral dan dibanjiri beragam komentar dari warganet. Tak sedikit yang juga dibuat heran dengan aksi perampokan tersebut.
Baca SelengkapnyaTiga pegawai bank gadungan melakukan penipuan online, hingga menyebabkan dua korban mengalami kerugian Rp970 juta.
Baca Selengkapnya