Klaim mampu sembuhkan AIDS, militer Mesir diduga bohong
Merdeka.com - Sabtu 22 Februari 2014 lalu militer Mesir menyatakan telah menemukan alat untuk mengobati AIDS dan Hepatitis. Namun, kecurigaan muncul karena alat tersebut ternyata mirip dengan sebuah detektor bom palsu yang sempat dijual di Irak.
Seperti yang dilansir Mashable (26/2), perangkat pengobatan C-Fast diduga mirip dengan ADE 651 yang sebelumnya telah dianggap sebagai scam. Hal ini diungkapkan oleh Gerakan Pemuda Libya mempostingnya dalam sebuah tweet.
Hal ini pun kemudian ditegaskan oleh Dan Kaszeta, mantan opsir di Korps Kimia militer Amerika Serikat yang sekarang jadi konsultan anti terorisme. Menurutnya, memang benar C-Fast adalah gadget yang sama dengan ADE 651.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang menyebarkan video hoaks? Video diunggah oleh akun @margiyo giyo
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Siapa yang menyebarkan klaim ini? Video tersebut diunggah oleh akun Youtube bernama @AKTUAL pada Selasa (25/6) lau, dan telah ditonton hingga lebih dari 1000 kali.
-
Apa isi hoaks yang beredar? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
"Klaim ilmiah di baliknya adalah kebohongan. Sangat konyol ada sebuah perangkat elektronik tanpa sambungan listrik dan tak ada komponen yang bekerja mampu membunuh virus," sebutnya.
Sebelumnya, ADE 651 sendiri pernah beredar bebas di Irak pada tahun 2000-an di mana kala itu banyak bom bunuh diri terjadi di sana. Namun, kemudian terungkap fakta bahwa perangkat ADE 651 ini ternyata hanyalah scam. Produsennya pun kemudian ditangkap dan diadili karena menipu.
Sementara itu C-Fast merupakan perangkat yang dikembangkan oleh militer Mesir dan telah digunakan sejak 2013. Perangkat ini diklaim mampu mengobati Hepatitis C dan AIDS meski belum ada bukti ilmiah mengenai hal ini.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar video yang mengklaim rakyat Mesir melintasi gurun sambil membawa bantuan untuk Gaza
Baca SelengkapnyaIdentitas sekelompok pria tersebut terungkap. Salah satunya yakni sosok tukang bengkel.
Baca SelengkapnyaDalam video yang diunggah lewat akun Tiktok @green_force90 dan @heritnm, terekam detik-detik beberapa prajurit yang berpisah dengan keluarga di pelabuhan.
Baca SelengkapnyaBeredar video yang merekam detik-detik Rumah Sakit Al-Sadaqa diklaim dibom Israel, cek faktanya
Baca SelengkapnyaAda 50 orang relawan dari Indonesia yang siap bertempur. Mereka telah dilatih dan dipersenjatai.
Baca SelengkapnyaDalam video beredar terjadi ledakan diklaim akibat bom yang dijatuhkan Israel.
Baca SelengkapnyaBenarkah filter rokok mengandung darah babi? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaHoaks Pisang dari Somalia diklaim Mengandung Cacing Helicobacter
Baca SelengkapnyaBerita tentang dua jasad yang konon berasal dari makhluk luar angkasa tersebut menjadi viral di dunia maya.
Baca SelengkapnyaKisah gadis berusia 15 tahun yang pernah berikan kesaksian palsu saat konflik Perang Teluk.
Baca SelengkapnyaVideo berdurasi 30 menit itu diunggah oleh Deni Full pada 14 November 2023 lalu.
Baca SelengkapnyaKepala Rumah Sakit RSPAD Gatot Soebroto, Letnan Jenderal TNI Albertus Budi Sulistya buka suara terkait informasi tersebut.
Baca Selengkapnya