Membedah Perbedaan ChatGPT dan Google Bard
Merdeka.com - Pamor ChatGPT begitu masyhur. Banyak kalangan menyebut model kecerdasan buatan besutan OpenAI ini mampu mengalahkan Google. Bahkan pencipta Gmail, Paul Buccheit mengatakan ChatGPT dapat mengalahkan dominasi Google dalam waktu dua tahun saja.
Google pun mulai bereaksi atas hiruk pikuk ChatGPT. Mereka ketar-ketir. Sampai-sampai CEO Google Sundar Pichai memanggil dua pendiri perusahaan teknologi raksasa itu, Larry Page dan Sergey Brin. Keduanya di panggil khusus untuk membahas langkah inovasi selanjutnya terkait kecerdasan buatan.
Akhirnya, Google merilis penantang ChatGPT yang diberi nama Bard. Kedua model bahasa kecerdasan buatan ini sama-sama memiliki perbedaan dan keunggulan. Berikut adalah perbedaan ChatGPT dan Google Bard:
-
Siapa yang membuat Google Bard AI? Google Bard merupakan mesin chatbot bertenaga AI yang dirancang dan dikeluarkan oleh Google.
-
Apa kemampuan Google Bard AI yang baru? Baru Ditambah Bahasa Indonesia Google Bard AI baru saja ditambahkan kemampuannya untuk bisa memahami perintah menggunakan bahasa Indonesia.
-
Bagaimana Google Bard AI mensimulasikan percakapan? Sama seperti rivalnya ChatGPT, Google membuat Google Bard AI ini untuk mensimulasikan percakapan manusia secara alami.
-
Kapan Google Bard AI diluncurkan? Google Bard merupakan mesin chatbot bertenaga AI yang dirancang dan dikeluarkan oleh Google. Google Bard baru saja dirilis pada 21 Maret 2023 dan aplikasi ini sudah dapat digunakan di 180 negara.
-
Siapa yang menggunakan ChatGPT? Dalam postingan Tiktok yang diunggah oleh akun @/dillaressss, menunjukkan bahwa ia menggunakan Chat GPT untuk untuk melakukan percakapan seolah ia sedang berbicara kepada sang Ibu yang sudah meninggal.
-
Apa yang dilakukan dengan ChatGPT? Dalam postingan Tiktok yang diunggah oleh akun @/dillaressss, menunjukkan bahwa ia menggunakan Chat GPT untuk untuk melakukan percakapan seolah ia sedang berbicara kepada sang Ibu yang sudah meninggal.
ChatGPT
ChatGPT merupakan produk yang dikembangkan oleh OpenAI. OpenAI adalah perusahaan yang khusus mengembangkan kecerdasan buatan. Salah satu pendiri perusahaan ini adalah Elon Musk. Berdirinya OpenAI ini lantaran kekhawatiran dan naluri bisnis seorang Elon Musk terhadap kecerdasan buatan atau AI. Hingga pada akhirnya melalui OpenAI, ChatGPT muncul ke publik pada November 2022.
Sistem yang digunakan oleh ChatGPT ini menggunakan model bahasa Generative Pretrained Transformer 3 atau GPT-3. GPT-3 mampu menghasilkan teks seperti pada umumnya manusia berkomunikasi, mulai menerjemahkan bahasa, pemodelan bahasa dan menghasilkan teks untuk aplikasi seperti chatbots. Ini adalah salah satu model AI pemrosesan bahasa terbesar dan terkuat hingga saat ini dengan 175 miliar parameter.
Kecerdasan buatan ini dapat diperintah dengan kata-kata. Instruksinya bisa berupa pertanyaan, permintaan untuk sebuah tulisan tentang topik yang dipilih atau sejumlah besar permintaan dengan kata-kata lainnya. Meski begitu, model bahasa ini belum sempurna. Masih ada hal-hal yang harus dikembangkan lagi.
Saking menariknya ChatGPT, CEO Microsoft Satya Nadella mengumumkan bahwa pihaknya telah melakukan investasi hingga beberapa tahun mendatang senilai miliaran dolar untuk mempercepat terobosan AI.
Google Bard
Bard adalah produk kecerdasan buatan besutan Google. Produk yang terkesan tiba-tiba dirilis lantaran takut dominasi ChatGPT gerogoti pasar mereka. CEO Google Sundar Pichai menjelaskan bahwa Bard merupakan model AI yang hanya membutuhkan daya komputasi yang jauh lebih sedikit.
"Memungkinkan kami untuk menskalakan ke lebih banyak pengguna, memungkinkan lebih banyak umpan balik. Kami akan menggabungkan umpan balik eksternal dengan pengujian internal kami sendiri untuk memastikan respons Bard memenuhi standar kualitas, keamanan, dan landasan yang tinggi dalam informasi dunia nyata," kata Sundar.
Sistem di belakang Google Bard menggunakan Language Model for Dialogue Applications (LaMDA). Sebuah model bahasa yang diciptakan Google untuk aplikasi dialog. LaMDA hanya membutuhkan lebih sedikit daya komputasi untuk memberikan jawaban. Keuntungannya adalah dengan LaMDA Google mampu menskalakan Bard AI ke titik di mana dapat menjawab pertanyaan dari jutaan pengguna.
Harus diakui, peran Google sebagai mesin pencari juga mampu menguntungkan Bard. Bard memiliki keunggulan dalam hal jangkauan, akses informasi dan jenis media yang ditawarkannya.
Alat AI Google ini memiliki akses ke informasi yang real sementara ChatGPT mengandalkan pelatihan pada data yang berakhir pada 2021. Bard akan menghasilkan lebih dari teks. Meskipun detailnya masih kabur, pada akhirnya akan memiliki elemen multimedia, memberikan informasi “dari bahasa dan gambar hingga video dan audio”.
Berbeda dengan ChatGPT. ChatGPT terkadang menjiplak jawaban dan salah menjawab soal matematika. Tapi ChatGPT masih mampu menghasilkan jawaban yang akurat untuk berbagai macam topik. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Google mengetahui keinginan pengguna, sehingga menyajikan informasi yang diperlukan bagi pengguna.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com mencoba langsung bagaimana respons dari Google Bard AI setelah ditambah bahasa Indonesia.
Baca SelengkapnyaOpenAI mengumumkan pihaknya akan merilis SearchGPT, sebagai pesaing berat Google. Teknologi termutakhir bakal tersemat di SearchGPT.
Baca SelengkapnyaFitur suara ini merupakan cara OpenAI bersaing dengan Google dan Meta.
Baca SelengkapnyaPanduan menggunakan ChatGPT untuk beberapa keperluan, ketahui hal-hal ini.
Baca SelengkapnyaArtificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan adalah teknologi terbaru dan tercanggih yang digunakan untuk melengkapi sistem komputer.
Baca SelengkapnyaBerikut kekhawatiran berkembangnya ChatGPT dengan fitur terbarunya.
Baca SelengkapnyaInstagram memperkenalkan John Cena sebagai pengisi suara chatbot AI-nya.
Baca SelengkapnyaBerikut perusahaan-perusahaan di dunia yang paling banyak punya paten AI.
Baca SelengkapnyaModel AI generatif ini akan menjadi penerus dari GPT-4 yang telah diluncurkan di tahun lalu.
Baca SelengkapnyaAlat tersebut diharapakan dapat membantu jurnalis dalam menyusun berita.
Baca Selengkapnya