Sains Ungkap Fakta Orang yang Suka Bergosip
Merdeka.com - Baik secara sadar atau tidak, semua orang pasti pernah bergosip. Bergosip atau membicarakan orang lain tanpa sepengetahuan mereka yang bersangkutan mungkin merupakan hal yang sangat umum di lingkungan manapun.
Meski tidak semua orang gemar membicarakan orang lain, namun sebuah studi tahun 2019 dalam jurnal Ilmu Psikologi Sosial dan Kepribadian menemukan bahwa rata-rata manusia bergosip selama hampir satu jam per hari.
Namun, apa alasan di balik orang yang gemar membicarakan orang lain di belakang?
-
Apa yang orang biasanya lakukan saat bergosip? Hal ini biasanya bisa disebut dengan bergosip.
-
Siapa yang biasanya suka bergosip? Tidak sedikit dari orang-orang tersebut yang membicarakan orang lain dari sisi negatifnya.
-
Siapa yang suka bergosip? Seseorang bisa tidak menyukai orang lain yang hobi ghibah dengan cara bergosip bersama orang lain mengenai kebiasaan buruk orang tersebut.
-
Kapan biasanya orang bergosip? Sebelum kamu menilaiku, pastikan kamu sempurna.
-
Bagaimana cara membuat orang yang suka bergosip sadar? Untuk membuatnya sadar, kalian bisa memberikan kata-kata sindiran halus.
-
Kenapa orang suka gosip? Manusia menyukai cerita-cerita yang mengungkapkan kehidupan rahasia orang lain, terutama ketika cerita-cerita itu memungkinkan kita untuk membuat penilaian moral tentang orang-orang yang terlibat. Kita juga tertarik dengan hal-hal kotor, terutama jika melibatkan skandal seksual atau masalah keuangan.
Dilaporkan dari Psychology Today dan Independent, Senin (19/6), beberapa orang bergosip sebagai ajang balas dendam, membicarakan tentang keburukan orang yang tidak mereka sukai dengan maksud merendahkan.
Tidak hanya itu, orang yang gemar bergosip juga dinilai haus pengakuan dari orang lain. Mereka akan membeberkan rahasia tentang orang yang dibicarakan dan itu akan membuat mereka dilihat sebagai orang ‘serba tahu’. Tak heran jika orang yang gemar bergosip dinilai dengan reputasi yang negatif.
Meski demikian, masih ada yang menilai aktivitas bergunjing ini dari sisi positif. Seorang psikolog asal Inggris, Audrey Tang, melihat bahwa gosip tidak selamanya buruk. Menurutnya, bisa saja seseorang terlindungi dari orang-orang yang seharusnya mereka hindari lewat berita dalam gosip.
"Tidak ada salahnya untuk diperingatkan tentang seseorang yang sedikit cerdik," kata dia.
Tang juga melihat bahwa gosip secara alami mampu menyatukan manusia yang adalah makhluk sosial. Dampak positif lain, Tang melihat bahwa orang gemar bergosip karena aktivitas tersebut akan memberikan perasaan schadenfreude, atau perasaan bahagia. Meskipun bahagia diatas penderitaan orang lain.
"Jika ada seseorang yang lebih lemah dari kita, maka itu lebih baik karena kita akan mendapat pujian dan merasa lebih aman," ungkap Tang.
Reporter magang: Safira Tiur Margaretha (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyak orang tidak bisa melewatkan waktu tanpa bergosip atau ghibah tentang orang lain.
Baca SelengkapnyaOversharing dapat diartikan sebagai berbagi berlebihan atau terlalu banyak berbagi.
Baca SelengkapnyaBias dapat memengaruhi sikap seseorang terhadap orang lain, terutama dalam konteks sosial atau profesional.
Baca SelengkapnyaStudi menunjukkan bahwa orang lebih mudah menebak masa lalu daripada masa depan.
Baca SelengkapnyaBersin dikaitkan dengan berbagai mitos unik dan menarik.
Baca SelengkapnyaPathological liar sering kali membuat cerita-cerita yang tidak benar, bahkan jika itu merugikan mereka sendiri.
Baca Selengkapnya