Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Survei Google & YouGov sebut Password Pengguna Internet Indonesia Masih Lemah

Survei Google & YouGov sebut Password Pengguna Internet Indonesia Masih Lemah ilustrasi pencarian Google. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Sebuah survei yang dilakukan oleh Google dan YouGov, hampir dua dari tiga pengguna internet di Indonesia, mengalami kebocoran data pribadi. Studi ini sendiri dilakukan secara daring pada September 2021, di 11 negara di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, dengan ukuran sampel 13.870 pengguna internet berusia 18 tahun ke atas.

Sayangnya Google Indonesia tidak mengungkapkan lebih rinci tentang jumlah responden yang berasal dari Indonesia. Meski angka kebocoran data ditemukan cukup besar di Indonesia, Amanda Chan, Produk Marketing Manager Google Indonesia mengatakan, kejadian ini tak serta merta mendorong pengguna mengubah kebiasaan mereka.

"Kita juga melihat sebanyak 89 persen pengguna masih mempertahankan kebiasaan menggunakan password yang lemah," kata dia.

Penelitian Google mendapati bahwa 79 persen responden di Indonesia menggunakan sandi yang sama untuk beberapa situs, dengan 2 dari 5 orang mengaku melakukannya untuk hingga 10 situs yang berbeda.

Di antara kelompok ini, 40 persen mengatakan bahwa mereka bertindak demikian karena khawatir tidak bisa mengingat sandi, sedangkan 30 persen beralasan demi kemudahan.

Mengkhawatirkannya, separuh dari responden lokal juga mengaku memakai sandi yang mudah ditebak dengan memadukan hal-hal yang paling gampang diretas, dari tanggal penting, nama pasangan, nama hewan peliharaan, hingga kode pos.

Lebih lanjut lagi, hampir 1 dari 4 orang mengaku menyimpan sandi dalam aplikasi ‘Catatan’ di ponsel, yang umumnya tidak dienkripsi secara default.

Meski begitu, dari survei itu menyebutkan bahwa ke depannya, 67 persen responden mengatakan mereka sangat mungkin mulai menggunakan autentikasi 2 langkah, bahkan jika itu tidak diharuskan. 4 dari 5 responden juga berkata bahwa jika ada kemungkinan bahwa data mereka telah dicuri, mereka akan memilih untuk segera mengubah sandi.

Menariknya, 27 persen dari mereka yang tidak ingin segera mengubah sandi agaknya memutuskan demikian untuk berhati-hati, karena notifikasi pelanggaran itu sendiri mungkin juga bagian dari penipuan. Lebih lanjut lagi, 2 dari 3 orang berkata mereka sangat mungkin mulai menggunakan layanan pengelola sandi, walau sekarang baru 5 persen yang melakukannya.

"Terlihat jelas dari temuan kami bahwa pengguna internet di Indonesia ingin lebih baik dalam menjaga keamanan digital mereka, dan ini adalah berita yang menggembirakan. Meski begitu, masih ada kesenjangan antara pengetahuan dan tindakan para pengguna, dan kunci untuk mengatasi kesenjangan ini adalah tersedianya alat-alat yang dapat cukup membekali mereka dengan keamanan sekaligus kemudahan," kata dia. (mdk/faz)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terungkap, Pengguna Internet Indonesia Ternyata Dikuasai Orang-orang Ini
Terungkap, Pengguna Internet Indonesia Ternyata Dikuasai Orang-orang Ini

Siapa mereka? Berikut orang-orang yang menguasai internet Indonesia.

Baca Selengkapnya
Pengguna Internet di Indonesia 2024 Mencapai 221 Juta
Pengguna Internet di Indonesia 2024 Mencapai 221 Juta

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survey internet Indonesia 2024.

Baca Selengkapnya