Tentara AS lakukan pengembangan kecerdasan buatan bisa rekam wajah
Merdeka.com - Teknologi machine learning ternyata semakin digunakan di beberapa keperluan, termasuk juga untuk militer. Dilaporkan TheNextWeb, Rabu (18/4), Angkatan Darat AS dikabarkan tengah mengembangkan metode machine learning untuk mengidentifikasi wajah berdasarkan suhu tubuh.
Teknologi tersebut nantinya dapat digunakan dalam kegelapan. Tak hanya itu saja, tersemat juga kecerdasan buatan yang mampu mengenali wajah orang-orang yang dituju.
Terobosan teknologi itu dikembangkan oleh beberapa ilmuwan Army Research Laboratory (ARL) antara lain Benjamin S. Riggan, Nathaniel J. Short, dan Shuowen Hu.
-
Apa yang termasuk dalam teknologi militer? IPTEK dalam bidang militer berupa peralatan senjata dan transportasi yang dapat membantu keperluan fungsi kemiliteran suatu negara.
-
Apa jenis pesawat yang mereka gunakan? Timm dan Cook mempersiapkan pesawat Cessna 172 dengan berbagai modifikasi, termasuk instalasi tangki bahan bakar tambahan.
-
Bagaimana pesawat jet mengubah transportasi militer dan sipil? Pesawat jet bisa melaju lebih cepat daripada pesawat baling-baling, namun juga membutuhkan lebih banyak bahan bakar dan lebih sulit dikendalikan. Meskipun tidak berdampak pada perang (masih dalam tahap awal pengembangan), mesin jet nantinya akan mengubah transportasi militer dan sipil.
-
Nama angkatan apa yang ada di konteks? Nama angkatan dan filosofinya ini tidak hanya sekadar sebutan. Melainkan juga bisa mencerminkan karakter angkatan.
-
Apa nama pesawat yang dibajak? Kronologi Pembajakan Pesawat jenis Vicker Viscount bermesin empat dengan registrasi PK-MVM 'Merauke' ini akan menempuh perjalanan udara menuju Makassar, dilanjutkan ke Surabaya dan berakhir di Jakarta.
-
Apa alat canggih militer China? Tim ilmuwan dari Beijing mengatakan untuk pertama kalinya mereka berhasil menciptakan alat dengan kemampuan pemantauan dan analisis spektrum elektromagnetik secara real-time, bandwidth lebar, dan mulus, sehingga musuh tidak bisa berada di tempat terbuka selama konflik berlangsung.
Ketiga ilmuwan itu merilis laporan resminya yang merinci upaya militer untuk mengembangkan metode pengenalan wajah yang digunakan berdasarkan perangkat yang bisa mendeteksi panas tubuh.
Perangkat semacam ini sebetulnya umum dilakukan dalam dunia militer. Misalnya saja seperti pesawat helikopter Apache dan kendaraan tempur lainnya yang dilengkapi dengan kamera pencitraan untuk mendeteksi orang dalam jarak pandang yang dekat. Namun, project ini terbilang baru karena mampu merekam wajah dan menembus dinding.
Dengan pengembangan lebih lanjut, sistem dapat diperluas untuk melakukan pengenalan wajah secara real-time, di lapangan meskipun terhalang dinding tebal sekaligus. Angkatan darat AS mengungkapkan bahwa teknologi dapat membantu dalam tugas di medan perang serta mengidentifikasikan musuh yang menjadi target. (mdk/ara)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Poltekad TNI AD berhasil membuat drone yang berbentuk seperti burung untuk mendukung pengintaian dari serangan udara.
Baca SelengkapnyaTNI melakukan terobosan untuk menghadapi ancaman perang di masa depan. Salah satunya melibatkan unsur siber dan drone
Baca SelengkapnyaPerlengkapan perang terus berkembang cepat dengan terobosan baru yang diciptakan untuk pertahanan negara.
Baca SelengkapnyaJokowi menilai penguasaan teknologi semakin dibutuhkan. Sehingga, TNI-Polri mesti adaptif mempelajari ilmu pengetahuan teknologi.
Baca SelengkapnyaKehadiran delapan helikopter H255M memperkuat Skadron Udara 8 Wing 4 Pangkalan Udara Atang Sendjaja Bogor.
Baca SelengkapnyaJokowi bercerita saat komandan Pasukan Quds Iran, Mayjen Qasem Soleimani ditembak drone canggih dengan teknologi pengenalan wajah.
Baca SelengkapnyaPrajurit menembak menggunakan meriam hingga rudal hingga pesawat hancur berkeping-keping.
Baca SelengkapnyaDi latihan pamungkas Super Garuda Shield, TNI mengerahkan deretan alutsista, mulai dari tank Leopard, roket artileri Astros & Vampire, serta heli AH-64 Apache.
Baca SelengkapnyaSepasang robot AI ini terlihat bisa saling berkomunikasi.
Baca SelengkapnyaPemerintah juga akan kedatangan 42 unit pesawat tempur Rafale secara bertahap sekaligus merencanakan modernisasi radar.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan kemajuan teknologi yang harus terus diikuti.
Baca Selengkapnya