Tumbangnya Apple melawan smartphone China
Merdeka.com - Apple mungkin adalah produsen smartphone terbesar di dunia. Namun di area ekonomi yang dipenuhi negara berkembang dengan pasar yang juga sedang berkembang, Apple tumbang oleh smartphone China.
Menurut laporan The Wall Street Journal, pembeli dari India atau Asia Tenggara, kini lebih menyukai model yang ditawarkan smartphone besutan negeri Tirai Bambu seperti Xiaomi, serta Oppo dan Vivo.
Smartphone besutan China sendiri memang 'membuang' banderol harga mahal untuk bersaing dengan smartphone yang mengusung titel flagship seperti Apple iPhone X yang mengusung fitur papan atas. Meski demikian, karena target pasar yang unik dan beragam, smartphone besutan China ini menawarkan banyak aspek menarik seperti bodi metal yang kuat, baterai dengan ketahanan luar biasa, serta fitur kamera depan selfie yang kini juga banyak disukai.
-
Di mana pangsa pasar iPhone di China menurun? Apple keluar dari lima merek ponsel teratas di Tiongkok pada kuartal pertama tahun 2024, dengan pangsa pasar yang hanya 13,7 persen.
-
Kapan Apple mengalahkan Samsung? Apple disebut-sebut telah mendominasi pengiriman ponsel pintar di seluruh dunia pada tahun 2023.
-
Bagaimana persaingan chip smartphone? Hal ini menunjukkan bahwa pasar chip smartphone semakin kompetitif, dan ini merupakan kabar baik.
-
Kenapa penjualan iPhone di China menurun? Setidaknya, terdapat dua alasan mengapa penjualan Apple di Tiongkok tersebut menurun.
-
Mengapa iPhone menjadi sasaran? Selain itu, reputasi merek Apple yang kuat membuat pengguna lebih rentan untuk mempercayai komunikasi menipu yang tampaknya berasal dari Apple, semakin meningkatkan daya tarik target ini bagi para penjahat dunia maya.
-
Mengapa Apple berhasil menjadi perusahaan besar? Kemampuannya untuk melihat jauh ke depan dan meyakinkan orang lain untuk mengikuti visinya adalah salah satu kunci suksesnya dalam membangun Apple. Tak heran bila kini Apple menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia.
"Masyarakat kini tak harus merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli smartphone canggih," ungkap Kiranjet Kaur, analis dari firma riset IDC di Singapura.
Tipikal smartphone yang dijual di Asia Tenggara, India, dan berbagai negara berkembang lain, harganya bahkan tak ada seperlima dari harga iPhone terbaru. Bahkan harga iPhone termurah masih lebih mahal dari smartphone yang paling banyak terjual di pasaran negara berkembang ini.
Hal ini berpengaruh besar ke tumbangnya Apple di negara berkembang, dan data telah membuktikannya. Menurut fitma riset Canalys, di China, saat ini Apple menguasai hanya 8 persen pasar. Angka ini turun dari 13 persen di 2015 lalu.
Di India yang kini jadi pasar smartphone terbesar kedua di dunia setelah China, Apple hanya menguasa 2 persen pasar sejak 2013 lalu, dan angka ini makin menurun jika melihat data dari kuartal terakhir 2017 kemarin.
Di Indonesia, Apple hanya dipakai 1 persen dari pengguna smartphone tanah air. Angka ini anjlok dari 3 persen di 2013 silam. Data serupa juga terlihat di Filipina dan Thailand, serta statis di Malaysia dan Vietnam.
Xiaomi sendiri jadi primadona smartphone China di negara berkembang. Hal ini terjadi setelah Xiaomi mengalahkan Samsung sebagai penguasa pasar India, dengan angka 19 persen pasar pengguna smartphone di tanah Hindustan.
Oppo dan Vivo sendiri, mengutip dari WSJ, adalah produsen besutan China yang "membawa kearifan lokal dalam segi periklanannya," dan ini terjadi di Indonesia dan India yang dihujani billboard berisi berbagai fitur andalan mereka. Jadi, produsen smartphone asal China akan terus meroket, dan Apple akan terus menurun.
Strategi Apple memang bukan ditujukan ke negara berkembang?
Namun meski fenomena yang terjadi di negara berkembang memang demikian adanya, sepertinya itu bukan masalah bagi Apple. Seperti yang dikutip dari pernyataan editor teknologi BGR Yoni Heisler, Apple memang menjual produk premium dengan harga premium. Dengan kata lain, Apple memang tidak menujukan produknya ke negara berkembang.
Fokus Apple sendiri sebenarnya sama sekali bukan soal pangsa pasar secara keseluruhan, namun lebih ingin menguasai pangsa pasar high-end atau papan atas saja. Meski hal ini agak kontradiktif dengan keputusan Apple merilis iPhone SE yang notabene lebih murah ketimbang produk Apple yang pernah dirilis sebelumnya.
Namun dari apa yang dilaporkan Apple sendiri, kenyataan cukup berbeda dari apa yang digambarkan oleh WSJ. Hal ini karena WSJ melihat soal pangsa pasar, sementara Apple melihat pemasukan.
Dari data yang disebut Apple di kuartal liburan akhir 2017 lalu, pemasukan di China dan Jepang naik 11 persen dan 26 persen, sementara di seluruh Asia Pasifik naik 17 persen. Apple tidak memperlihatkan data yang menyebut berapa jumlah iPhone yang terjual di tiap daerah.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada beberapa alasan mengapa iPhone 15 tak laku di China.
Baca SelengkapnyaAnomali telah terjadi. Di Amerika Serikat, justru bukan pasar utama iPhone. Mengapa?
Baca SelengkapnyaAda dua alasan mengapa orang-orang di China enggan pakai Apple.
Baca SelengkapnyaSamsung kembali berada di posisi pertama, mengalahkan Apple dalam hal penjualan smartphone di dunia.
Baca SelengkapnyaPembatasan yang dilakukan pemerintah China memang belum diumumkan secara resmi, namun sudah menimbulkan kekhawatiran.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah merek-merek HP di dunia yang jadi jawara.
Baca SelengkapnyaIni lokasi Apple berikan diskon besar-besaran gadget besutannya.
Baca SelengkapnyaSebelumnya China telah melarang para pejabatnya menggunakan iPhone. Alasannya keamanan siber.
Baca SelengkapnyaFakta membuktikan sanksi AS terhadap perusahaan China tak selalu berjalan mulus.
Baca SelengkapnyaPenjualan Apple di China tak begitu menggembirakan sehingga terdampak pada harga saham.
Baca SelengkapnyaPersaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar HP yang paling disukai manusia di seluruh dunia.
Baca Selengkapnya