Khidmatnya Tradisi Melukat di Bali, Ritual Penyucian Jiwa dan Pikiran
Merdeka.com - Tetesan air mengalir deras di Pura Tirta Empul, Gianyar Bali. Suara gemercik air yang jatuh terdengar sejuk menenangkan. Berasal dari air mata murni, air ini dipercaya memiliki kemurnian. Tak heran, Pura Tirta Gempulan pun menjadi tempat tradisi melukat, ritual penyucian jiwa dan pikiran.
Tangan diletakkan di dada, sehelai kain membalut badan. Separuh badan tenggelam dalam kejernihan air pura. Sambil sedikit menunduk, kesegaran terasa saat tetesan air mengalir membasahi kepala. Air ini sebagai media pembersih diri, penyucian jiwa dan pikiran.
Air yang jatuh seiring membersihkan hal-hal negatif yang melekat di jiwa. Menyucikan jiwa dan juga membersihkan pikiran.
-
Dimana ritual Tirto Mukti Rekso Bumi dilakukan? Di Desa Mangunan, terdapat tujuh sumber mata air yang disakralkan oleh masyarakat setempat. Setiap tahunnya, mereka melaksanakan tradisi Abhinanya Reksa Buwana.
-
Gunung apa yang dianggap suci oleh masyarakat Bali? Gunung yang memiliki ketinggian 3.142 mdpl ini merupakan salah satu gunung yang dianggap suci oleh masyarakat lokal.
-
Bagaimana air Mata Air Abadi keluar dari kolam? Bila memasukkan kamera ke dalam kolam, akan tampak sumber air keluar dari dasar kolam. Ini ditandai dari gumpalan pasir yang berterbangan di dalam kolam.
-
Kenapa air Situ Cibulakan jernih? Dasar Kolam Terlihat Saking jernihnya air di Situ Cibulakan, bagian dasar kolam sampai terlihat. Di bawah tampak jelas bebatuan berukuran kecil hingga sedang.
-
Apa itu Air Mancur Sri Baduga? Air mancur berjoget di Taman Sri Baduga belakangan ini menjadi salah satu ikon dari Purwakarta. Hal ini dikarenakan menyuguhkan seni permainan lampu dan motif pancuran air yang bergerak harmonis.
-
Dimana air tersebut ditemukan? Reservoir terbesar telah ditemukan di kosmos, lebih khusus lagi di quasar, yang merupakan salah satu objek paling terang dan paling ganas di kosmos.
Upacara Melukat dipimpin oleh seorang pemangku. Orang yang akan diupacarai dimantrai terlebih dahulu oleh pemangku. Sesajian seperti prascita dan bayuan yang disiapkan juga sudah diberi mantra. Setelah proses pemantraan selesai, orang yang akan melakukan tradisi disiram dengan air kelapa gading.
Setelah mandi air kelapa gading, ritual dilanjutkan dengan membasuh diri di Pura Tirta Empul. Tradisi ini tak hanya dilakoni umat Hindu di Bali dan masyarakat lokal saja. Para pengunjung lokal dan wisatawan asing pun boleh ikut serta tradisi ini. Namun, bagi wanita yang sedang haid tidak diperbolehkan untuk mengikuti upacara serta memasuki area pura.
©2021 Merdeka.com/Dewa KrisnaSeluruh wisatawan wajib menggunakan kamen atau semacam sarung adat khas Bali. Busana ini biasa dipakai oleh umat Hindu di Bali saat bersembahyang di dalam pura. Dari pancuran air, para wisatawan membasuh diri. Membasuh kepala seraya membersihkan pikiran.
Suara gemercik air yang jatuh dan kesegaran air murni Pura Tirta meluruhkan hawa-hawa negatif dalam diri. Tenang, khidmat dan menyejukkan. Tidak ada waktu tertentu untuk melaksanakan Melukat. Upacara ini dapat dilakukan kapan saja setiap kali diperlukan. Sudah ada sejak nenek moyang dan terus dilestarikan hingga sekarang.
©2021 Merdeka.com/Dewa KrisnaUmat Hindu di Bali percaya bahwa setiap manusia memiliki sifat diri yang kotor. Maka dari itu, sifat tersebut harus dibersihkan dan dibuang dari dalam diri manusia. Sesuai dengan namanya, melukat.
Melukat sendiri berasal dari kata 'lukat' yang bermakna 'melepaskan'. Lewat upacara Melukat diharapkan melepaskan hal-hal yang bersifat kotor atau negatif, baik secara jasmani maupun rohani, dapat kembali bersih dan suci.
©2021 Merdeka.com/Dewa Krisna
Ada berbagai macam tradisi melukat, seperti melukat Astupungku, yaitu untuk membersihkan dan menyucikan malapetaka seseorang yang diakibatkan oleh pengaruh hari kelahiran dan Tri Guna (Satwam, Rajas, Tamas) yang tidak seimbang dalam dirinya. Melukat Gni Ngelayang, yaitu untuk pengobatan terhadap seseorang yang sedang ditimpa penyakit.
Ada pula, melukat Gomana, untuk penebusan Oton atau hari kelahiran yang diakibatkan oleh pengaruh yang bernilai buruk dari Wewaran dan Wuku. Misalnya, pada mereka yang lahir pada wuku Wayang. Di samping itu, ada juga melukat Surya Gomana, untuk melepaskan noda dan kotoran yang ada pada diri bayi.
(mdk/Tys)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketahui manfaat dari tradisi melukat yang kerap diikuti wisatawan saat berlibur ke Pulau Dewata Bali.
Baca SelengkapnyaWalau tidak seterkenal Ubud maupun Pantai Kuta, namun suguhan pemandangan di Tukad Cepung benar-benar membuat betah siapapun.
Baca SelengkapnyaMenyucikan keris pusaka hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu.
Baca SelengkapnyaUpacara Melasti di Pantai Parangtritis berhasil mendongkrak kunjungan wisatawan
Baca SelengkapnyaTak hanya terkenal dengan mata airnya, Tuk Budoyo nyatanya kini telah menjadi cagar budaya.
Baca SelengkapnyaAir Terjun Tumpak Sewu tak hanya memiliki keindahan alam, tetapi juga dikaitkan dengan beberapa mitos populer.
Baca SelengkapnyaMenikmati wisata Bali tak melulu harus ke pantainya. Ada sejumlah tempat wsiata alam lain yang menawarkan keindahan Bali dari sisi yang berbeda.
Baca SelengkapnyaMelalui akun Instagram, Abigail Cantika tampak membagikan momen saat menjalani ritual melukat di Ubud, Bali.
Baca SelengkapnyaUpacara Melasti pagi ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang masuk ke dalam rangkaian perayaan Nyepi.
Baca SelengkapnyaObjek wisata ini bisa jadi pilihan untuk berlibur bersama keluarga tercinta
Baca SelengkapnyaMata air itu dijaga kemurniannya oleh warga. Untuk bisa masuk ke sana, pengunjung masih dikenakan biaya masuk seikhlasnya
Baca SelengkapnyaBanyak yang meyakini jika mencuci muka atau berenang di sini membuat pengunjung awet muda.
Baca Selengkapnya