Lestarikan Tradisi Nenek Moyang, Begini Cara Masyarakat Adat di Bantul Rawat Sumber Air Alami
Setiap tahunnya, mereka melaksanakan tradisi untuk melestarikan tujuh sumber air di desa mereka
Setiap tahunnya, mereka melaksanakan tradisi untuk melestarikan tujuh sumber air di desa mereka
Lestarikan Tradisi Nenek Moyang, Begini Cara Masyarakat Adat di Bantul Rawat Sumber Air Alami
Kalurahan Mangunan merupakan sebuah desa di Kabupaten Bantul yang berada di kawasan perbukitan kapur. Wilayah ini memiliki ketinggian antara 250-350 mdpl.
Di Desa Mangunan, terdapat tujuh sumber mata air yang disakralkan oleh masyarakat setempat. Setiap tahunnya, mereka melaksanakan tradisi Abhinanya Reksa Buwana. Salah satu acara dalam tradisi itu adalah ritual Tirto Mukti Rekso Bumi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi menjaga kelestarian budaya dan alamnya? 'Anugerah Tuhan yang dilimpahkan ke Banyuwangi dengan bentang alamnya yang indah dan unik serta keragaman budayanya ini, akan terus kami lestarikan. Sembari terus kami kelola dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat,' ungkap Ipuk.
-
Apa tradisi leluhur yang masih dijalankan di Lebak Bitung? Warga di Kampung Lebak Bitung di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, masih menjaga adat dan tradisi para pendahulunya di masa lampau.
-
Bagaimana Banyuwangi jamin tradisi budaya? Untuk menjaga tradisi dan budaya leluhur, Pemkab Banyuwangi juga rutin menggelar sejumlah agenda. Salah satunya Festival Banyuwangi Kuliner yang konsisten mengangkat masakan khas daerah. Sebut saja pecel rawon, ayam pedas, pecel pitik, sego tempong, hingga ayam kesrut juga pernah ditampilkan dalam ajang tahunan tersebut.
-
Kenapa orang Batak melakukan Manulangi Natuatua? Seorang anak yang sudah beranjak dewasa biasanya memiliki kesadaran untuk membalas budi kepada orang tua. Di Tanah Batak, bentuk balas budi anak kepada orang tuanya dilakukan dengan sebuah upacara yang bernama Manulangi Natuatua.
-
Siapa yang menjaga tradisi Batak? Desa ini adalah tempat di mana tradisi adat Batak masih dijaga dengan baik.
-
Bagaimana orang Malandang menjaga tradisi tersebut? Tak Boleh Ucapkan Kata 'Salam' Diungkap tokoh adat setempat, Komar, dilarangnya menyebut kata 'Salam' sebenarnya merupakan upaya untuk menjaga sopan santun dan rasa hormat terhadap sesepuh dusun yakni Raden Agus Salam.
“Sebenarnya ritual Tirto Mukti Rekso Bumi ini tak ada bedanya dengan ritual nenek moyang di masa lalu. Memberikan sesaji di tempat-tempat suci, di hutan-hutan yang dianggap angker dan sebagainya. Bukan berarti kita ingin membangkitkan hal-hal berbau kontroversi. Tapi lebih bagaimana mengemas bahwa ini adalah daya tarik yang berlatar belakang perilaku nenek moyang,”
kata Pegiat Budaya Kalurahan Mangunan, Purwa Harsono, dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.
Menurut pria yang akrab disapa Pakdhe Ipung itu, ritual Tirto Mukti Rekso Bumi merupakan ritual yang penuh makna filosofis. Ritual ini merupakan simbolisasi antara penyatuan benih dengan sumber kehidupan.
Dalam ritual ini, tujuh wanita berpakaian Jawa ditugaskan untuk mengambil air pada mata air yang ditentukan. Sebelum mengambil air, mereka berdoa dan melantunkan kidung-kidung Jawa. Setelah itu air baru diambil. Nantinya air itu akan dijadikan bahan kirab.
“Prosesi ini dilakukan oleh tujuh kelompok. Enam oleh padukuhan masing-masing. Sehingga ada aktivitas di padukuhan itu. Air yang sudah diambil didiamkan dulu selama semalam sebelum keesokan harinya dikirab,” kata Pakdhe Ipung.
Pakdhe Ipung berharap, tradisi Abhimanya Reksa Buwana ini nantinya akan dinaungi dalam peraturan kalurahan. Turunan dari peraturan ini nantinya akan menetapkan tanah yang akan dibebaskan sebagai hutan larangan untuk upacara adat. Selain itu ada turunan-turunan dari aturan tersebut yang penerapannya merupakan bentuk konkret dari pelestarian alam.
“Misalnya orang kalau mau nikah harus hibah satu tanaman di hutan larangan. Atau saat mitoni, harus melepas satwa di hutan larangan. Jadi aturan-aturan itu merupakan usaha dari pelestarian bumi yang sifatnya sangat nyata,” lanjur Pakdhe Ipung dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.
Bekti Asih Pangesti merupakan salah satu penari yang tampil dalam tradisi Abhimanya Reksa Buwana. Bekti sangat tertarik untuk jadi bagian dari tradisi itu karena menjadi hal yang baru baginya.
“Apalagi di sini melibatkan banyak elemen masyarakat, terutama pemuda dan pemudi yang semangatnya luar biasa. Harapan saya ini bisa digelar dalam event tahunan,” kata Bekti.
Sementara itu Lurah Mangunan, Aris Purwanto, mengatakan bahwa tradisi Abhimanya Reksa Buwana bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke Mangunan. Oleh karena itu perlu ada regulasi yang menaungi kegiatan tersebut.
“Ini nantinya bisa menjadi ikon dan akan dinamakan Abhinanya Reksa Buwana, atau semangat merawat bumi. Nanti ini menjadi regenerasi bagi anak-anak kita,” kata Aris.